Rizky memulai hari seperti biasa. Bangun tidur, sarapan dan syuting. Sudah tiga hari ia putus komunikasi dengan Syifa. Sejak gadisnya mengirim pesan untuk mengizinkannya memenuhi janji Brayn, tidak ada lagi pesan-pesan yang masuk dari Syifa. Padahal ia selalu mengabarkan setiap kali akan syuting maupun pulang syuting. Mengingatkan Syifa untuk solat, makan dan mengucapkan selamat tidur. Walaupun tidak ada balasan satu pun, Rizky tetap konsisten menjalani kebiasaannya sebagai pacar. Memberi kabar setiap hari agar kekasihnya tidak merasa khawatir.
"Ka Rizky, hari ini kita syuting di pantai Ancol ya. Jangan lupa loh."
Rizky mengabaikan pesan masuk dari Megan. Tiga hari Syifa mendiaminya, dan itu karena gadis enam belas tahun itu.
Pukul 10.00 pagi, Rizky menuju lokasi bersama Edo. Siang nanti Tante Ika berencana main ke lokasi syuting Rizky bersama Rizna. Sekaligus membawakan makan siang untuk putranya beserta para kru.
Ting!
"Ky, kamu harus liat ini."
Dara mengirimkan Rizky beberapa foto gadis yang sangat dikenalnya. Wajah Rizky menegang.
"Brengsek!"
Edo yang menyetir bingung dengan Rizky. Tidak biasanya ia mengucapkan kata kotor seperti itu. Ia tidak mau banyak tanya dulu. Edo membiarkan Rizky meluapkan emosinya yang mengebrak dashboard.
"ANGKAT SYIFA!!!"
Edo menelan salivanya mendengar Rizky berteriak saat mencoba menghubungi Syifa.
Tidak diangkat. Rizky pun menghubungi Ilham dan kali ini berhasil.
"Heh! Maksud lo apa? Mau cari kesempatan disaat hubungan gue sama Syifa lagi renggang? Musuh dalem selimut lo."
"Weits, santai, Bro. Ada apaan dateng-dateng marah dan nge judge gue kaya gitu."
"Alaah, gak usah bego. Lo pikir gue gak tau apa yang lo dan Syifa lakuin di belakang gue? Kalian sering jalan berdua kan? Dasar perusak."
"Apa yang gue lakuin buat gantiin posisi lo sebagai pelindung. Masih inget kan, mandat apa yang lo kasih ke gue sebelum terbang ke Jakarta? Sebagai laki-laki yang bertanggung jawab, gue berkewajiban menjaga dia dari laki-laki modus mana pun. Dan gue siap jadi tameng Syifa ketika lo nyerang hati dia dengan kelakuan palyboy lo di Jakarta."
Klik!
Rizky membuang ponselnya ke belakang jok duduknya dan mengusap wajahnya kasar.
"Aaaargggghhhhhh!!!!"
*****
Syifa sangat tidak fokus hari ini. Dara baru saja mengirimkan beberapa foto dirinya bersama Ilham yang sedang jalan bersama teman-teman lainnya. Tapi sayang, ia hanya membidikan kameranya saat ia dan Ilham jalan berdua. Melihat beberapa wahana dan menikmati ice cream. Syifa sangat yakin jika foto itu sudah sampai pada Rizky. Tapi ia masih belum mau memberi konfirmasi pada Rizky dan menjelaskan semuanya. Amarah membuatnya enggan menghubungi Rizky.
"Syif, lo udah siap buat presentasi kan?"
Syifa tidak menggubris ucapan Pia. Ia hanya memainkan pulpennya di atas meja.
Pia dan Chessy berbisik, keduanya yakin jika Syifa masih kepikiran dengan hubungan asmaranya dengan Rizky.
"Syifa, silahkan presentasikan tugasmu hari ini."
Tidak sedikit pun Syifa beranjak dari kegiatannya memainkan pulpen. Ia pun tidak merespon perintah dosen. Hingga akhirnya Ilham angkat bicara.
"Maaf, Pak. Syifa sedang tidak enak badan. Dari tadi ia mengeluh pusing tapi memaksa hadir perkuliahan bapak karena hari ini ia merasa memiliki tanggung jawab."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck In One Heart
FanfictionMenjalin hubungan dengan seorang superstar memang harus memiliki hati baja. Melihat pasangan bermesraan dengan lawan main dengan chemistry yang mampu meluluhkan hati para penonton setia. Akankah tatapan mata dengan lawan main mampu menggetarkan hati...