Part 11 .... Perpisahan Kedua

2.8K 270 9
                                    

Pukul delapan lewat lima belas menit. Tepat di jam ini, laki-laki dengan balutan kaos putih dilapisi jaket merah, celana panjang dan sepatu kets putih tengah berdiri di depan pintu berwarna cokelat. Menunggu pemilik rumah membukakan pintu untuknya.

"Aku seneng deh, sekarang kakak udah bisa bangun pagi."

Kalimat pertama yang keluar dari bibir ranum Syifa saat Rizky menyapanya ketika pintu terbuka.

"Demi kamu, apa sih yang gak bisa aku lakuin."

Syifa pun mengajak Rizky masuk ke dalam rumahnya untuk sarapan bersama dengan keluarganya.

Ini adalah hari terakhir Syifa di Jakarta. Dengan setia, Rizky mengantarkan Syifa sampai bandara. Tanpa di dampingi orangtua juga abangnya, Syifa meninggalkan rumah menuju Jogja. Mereka memberikan kepercayaan penuh pada Syifa. Anak bungsu dan adik bungsu keluarga Chandra telah tumbuh menjadi gadis yang sudah mendewasa dan mandiri.

"Aku rasa keluarga kamu udah kasih lampu hijau buat hubungan kita. Buktinya, mereka ngebiarin aku antar kamu ke bandara seperti saat kamu ke Jogja dua bulan lalu.

"Dan tolong jangan sia-siakan kepercayaan keluarga aku ke kamu."

Mobil Avanza hitam berjalan cepat di antara mobil lainnya. Bersyukur suasana lenggang hingga tidak perlu berlama-lama di jalan dalam keadaan macet.

Syifa membuka bekal buah Naga faforitnya di box makan. Suapan pertama sampai ketiga hanya untuk dirinya. Namun disuapan keempat, Rizky menarik tangan Syifa hingga sendok pun berbelok arah ke mulut Rizky. Gadis 19 tahun ini hanya tersenyum dengan kelakuan Rizky.

"Kalau mau, bilang dong, Kak."

"Kamu gak peka. Makan sendirian ajah."

Ponsel Syifa berdering saat ia sedang menyuapi Rizky disuapan kedua. Ia pun menghentikan aktivitasnya sejenak untuk menerima telepon.

"Iya, Ham?"

"....."

"Udah kok, ini bentar lagi sampai."

"....."

"Oke deh, sampai ketemu yaa."

Setelah mematikan ponselnya, Syifa pun melanjutkan memakan buahnya dan kembali menyuapi Rizky. Saat sendok sudah di depan bibirnya, tidak sedikit pun Rizky membuka mulut. Syifa bingung, "tadi masih mau. Apa udah kenyang ya,"  gumam Syifa seraya memasukan sendok berisi buah Naga ke dalam mulutnya.

Hening!

Syifa merasakan perubahan Rizky. Ia pun memberanikan diri untuk bertanya pada laki-laki di sebelahnya.

"Kak?!"

Tidak ada respon

"Kak, kok diem ajah? Ka Rizky sakit?"

Masih acuh.

"Kalau gak biasa makan buah pagi-pagi, kenapa tadi mau? Kan jadi sakit perut sekarang."

Rizky menyatukan alisnya mendengar penuturan syifa. "Dasar Syifa polos. Gak peka," ucap Rizky dalam hati.

Sebelum masuk pelataran Bandara, Rizky menepikan mobil dan berbicara serius dengan Syifa. Mengubah duduknya menjadi menghadap Syifa. Begitu pun Syifa yang kini sedang membalas tatapan Rizky.

"Kenapa? Kakak mau ke kamar mandi?"

"Sshtt!" Rizky meletakan jari telunjuknya tepat di bibir Syifa.

Stuck In One HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang