Malam harinya, io menangis terus
"Baal bangunn" ucap (namakamu)
"Engh kenapa sayang" ucap iqbaal
"Badan io panas baal" ucap (namakamu)
"Hah ko bisa si" ucap iqbaal
"Aku gak tau hiks" ucap (namakamu)
"Hei jangan nangis, nanti io tambah nangis liat bundanya nya nangis" ucap iqbaal
"Aku khawatir sama io baal hiks" ucap (namakamu)
"Ya udah sekarang kamu kasih asi aja, kita liat besok pagi kalau panasnya belum turun kita ke Rs" ucap iqbaal
"Kamu mau kemana?" tanya (namakamu)
"Aku mau minta ke ojan bye² five* siapa tau aja masih ada" ucap iqbaal
"Ya udah' ucap (namakamu)
Iqbaal pun pergi ke kamarnya ojan
"Sayang jangan sakit dong, bunda sedih liatnya" ucap (namakamu) sambil mengelus kepala io
"Io kan anak kuat ya, bunda harap setelah kamu minum asi panas nya pergi ya sayang" ucap (namakamu)
"Kamu pake in nih ke io" ucap iqbaal sambil memberi bye² five*
"Makasih" ucap (namakamu) langsung mengambil benda itu dan di tempelin di keningnya io
"Udah tidur dia, sekarang kamu juga tidur lagi ya" ucap iqbaal
"Tapi aku khawatir sama io baal" ucap (namakamu)
"Io gpp ko, kalau besok panas nya belum turun kita ke Rs ya" ucap iqbaal
"Apa ini gara² io jatuh tadi" ucap (namakamu)
Iqbaal pun terdiam ada rasa bersalah karna ia sudah lalai menjaga anaknya
"Maafin aku, karna kelalaian aku io kayak gini. Kalau io kenapa napa aku siap ko nerima resiko nya" ucap iqbaal
Kamu pun gak menggubris ucapan iqbaal
"Selamat tidur" ucap iqbaal yang pasrah sepertinya istrinya marah padanya
Pagi hari nya, kamu pun terbangun karna ada sebuah tangan mungil yang memukul² wajahmu
"Engh, morning io" ucap (namakamu)
"Da da da"
"Pinter banget si anak bunda bangun gak nangis ya" ucap (namakamu)
Io hanya ketawa
"Anak bunda udah sehat ternyata, alhamdulillah ya" ucap (namakamu)
Io mengangkat kedua tangannya untuk meminta sang bunda menggendong nya
"Minta gendong ya" ucap (namakamu) sambil menggendong io
"Kita ke bawah yuk" ucap (namakamu)
Io hanya mengangguk dan akhirnya kalian pergi ke lantai bawah menggunakan lift yg berada di dekat kamar kalian.
"Pagi io" ucap wulan
"Pagi juga mah" ucap (namakamu) dengan menirukan suara anak kecil
"Kata iqbaal semalam io panas (nam)" ucap Wulan
"Iya semalam panas tapi sekarang udah turun ko, oh ya ayza mana?" tanya (namakamu)
"Masih tidur sama bapaknya dia" ucap wulan
"Num num" ucap io
"Io mau minum? Ya udah bunda ambilin ya, kamu sama mama dulu" ucap (namakamu) menaruh io di kursi bayi nya
Gak lama kamu pun balik membawa botol susu berisi air putih
"Nih sayang" ucap (namakamu) mengasih botolnya ke io
"Waduh aus banget pak kayaknya" ucap wulan
"Pelan² sayang" ucap (namakamu)
"Ma,mama"
"Iya" ucap wulan
"Buset dah kusut amat lu jan" ucap (namakamu)
"Namanya juga bangun tidur (nam)' ucap ojan
Ojan saat ini mengenakan kaos putih rumahan dengan celana pendek rumahan, rambut yang berantakan, muka bantal dan sambil membawa anaknya
"Kenapa" ucap wulan
"Gpp hehe" ucap ojan
"Sini ayza nya aku gendong" ucap Wulan
Ojan pun mengasih ayza ke wulan
"Masih pagi udah rame aja" ucap iqbaal yang baru bangun
"Udah jam 8 pak wkwk" ucap wulan
Iqbaal pun langsung mengambil roti
"Jorok banget si kamu, belum gosok gigi udah makan" ucap (namakamu)
"Gpp bund hehe" ucap iqbaal
"Io jangan niruin ayah kamu ya ayah kamu jorok" ucap ojan
"Sue lu jan,oh ya villa yang di luar negri udah lu beli jan?" ucap iqbaal
"Udah ko jadi kalau mau liburan kesana pake helikopter aja soalnya udah gua buatin helipad" ucap ojan
"Oke deh jadi enak" ucap iqbaal
"Kayaknya lebih mahal villa ini deh" ucap (namakamu)
"Iya, kan sebagian pulau nya udah di beli sama kita" ucap ojan
"Ya udah nanti kita kesana ya" ucap iqbaal
Bersambung
Vila nya