Part XIII - Taehyung POV
Untuk pertama kalinya aku merasa utuh lagi. Bisa kembali kepada orang yang kau cintai merupakan anugerah, apalagi orang yang kau cintai itu mau menerimamu dengan tangan terbuka. Dan dia masih mencintaimu. Rasanya aku ingin tetap tinggal di momen ini, tidak ingin bergerak maju.
Banyak orang bilang, kalau dia itu jodohmu, tidak peduli kemanapun kau pergi atau bersembunyi, suatu saat pasti akan bertemu. Aku rasa itu lah yang terjadi padaku sekarang.
Berat rasanya untuk meninggalkan Nayeon, apalagi setelah semalam aku hanya bisa menatap wajahnya yang sedang tertidur pulas. Dan dia masih berbicara dalam tidurnya. Kadang dia berguman tak jelas, kadang Nayeon juga menyebut namaku. Dan setiap kali itu terjadi, aku tidak bisa menghentikan senyum yang keluar dari bibirku.
Aku sangat berterima kasih karena selama ini Nayeon tidak menyerah pada cinta kami. Dia yang hanya sendiri sementara semua orang menentang apa yang dia yakini, bertahan hingga akhirnya apa yang dia yakini menjadi kenyataan. Kekuatan cintanya padakulah yang membuatku sekarang berada disini, bisa memeluk dan mendekapnya seperti ini.
"Taehyung." Nayeon kembali menyebut namaku lalu mendesah, memutar badannya hingga sekarang Nayeon menghadap kearahku kemudian membaringkan kepalanya dipundakku sementara satu tangannya berada di dadaku. Kutarik Nayeon semakin dekat dan melingkarkan kedua tanganku di tubuhnya.
"Saranghae, Nayeon." Kukecup rambutnya sebelum tidur akhirnya menghampiriku.
Pagi hari datang dengan cepat. Enggan rasanya beranjak dari tempatku sekarang. Nayeon masih tertidur nyenyak dan senyum tersungging dibibirnya. Aku tidak ingin membangunkannya karena sepertinya dia sedang bermimpi, tapi aku juga tidak mungkin meninggalkannya begitu saja.
Tapi tidak beberapa lama kulihat kelopak matanya menggelepar dan perlahan terbuka. Jadi sepertinya aku tidak perlu ambil pusing untuk membangunkannya atau pulang dan hanya meninggalkan catatan.
Melihat reaksinya begitu mendengar suaraku sangatlah lucu. Nayeon berpikir kalau dia masih bermimpi. Sangat ciri khas Nayeon.
Aku keluar lewat jendela lagi meski Nayeon bilang aku bisa lewat pintu depan saja, tapi apa asyiknya kalau lewat pintu.
Lima belas menit kemudian aku sudah berada di depan pintu rumahnya, maksudku rumah pamannya. Kuputuskan untuk menelponnya lebih dulu apakah dia sudah benar-benar bangun ataukah kembali tidur setelah aku pulang.
Dan ternyata Nayeon sudah bangun dan akan menyiapkan sarapan, tepat waktu. Kubawakan dia waffle dan bacon dan kamipun makan bersama sambil mengobrol. Sebenarnya aku tidak ingin menyinggung topik bagaimana kami akan mengatakan kepada semua orang, terutama Jisoo, tapi aku hanya ingin tau apa yang Nayeon inginkan.
Tapi aku tidak menyangka kalau ini membuat Nayeon sangat sedih dan bingung. Keinginannya hanya satu, dia tidak ingin menyakiti siapapun. Tapi kenyataan ini tidak bisa untuk dipendam diantara kami saja.
Dan sepertinya saat itu datang lebih cepat dari yang kami duga.
"Nayeon? Apa yang sedang…" Irene berdiri di depan pintu, membeku melihat kami. Kurasakan tubuhku pun membeku. Begitu sadar alasan kenapa Irene membeku melihat kami aku langsung melepaskan Nayeon. Kulihat wajah Nayeon dan aku tahu ini bukan waktu yang tepat untuk memberitahu mereka.
"Imo, kau pulang lebih cepat." Nayeon tidak bisa menutupi ketakutannya.
"Yeah, urusan kami selesai lebih cepat. Dan apa yang sedang kalian berdua lakukan?" Tanyanya lagi. Dan kali ini aku yang menjawab.
![](https://img.wattpad.com/cover/154015513-288-k904953.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever & Always | VNAY
FanfictionSUMMARY: "Ini adalah Cinta Sejati, dan Cinta Sejati Takkan Berakhir. Selalu dan Selamanya!" Disclaimer : Ini bukan FF asli author ya. FF ini aslinya milik penulis di fanfiction.net yang nama usernya Irabella Robsten. Author disini cuman ganti castn...