Waktu berjalan. Menyeretku kedalam lubang kelam yang seakan tak pernah ada habisnya. Semakin dalam kau masuk, semakin pekat dan lembab yang menantimu. Tidak ada cahaya. Bahkan hanya untuk bernafaspun terasa pengap.
Tapi entah bagaimana, aku masih berdiri. Meski setiap oksigen yang masuk ke paru-paruku tidak pernah menimbulkan rasa lega. Sesak itu masih ada, semakin hari semakin mengancam untuk membunuhku.
Setiap kali aku berhenti, berpikir untuk menyerah. Tapi menyerah dalam hal apa? Hidup? Tapi jika kau mati, apakah semua masalah terselesaikan begitu saja? Tidak. Mati bukanlah jalan yang tepat untukku. Paling tidak saat ini.
Hari berlalu, bulanpun berganti. Setiap hari aku memandang calendar di atas meja kamarku, berharap waktu bisa mundur, bukannya maju. Tapi ini dunia nyata. Bukan tempat dimana kau bisa mempermainkan waktu sesukamu.
Dan sekarang aku benar-benar terjebak disini. Satu-satunya alasan agar aku tidak jadi pendamping wanita Jisoo sudah tidak bisa diandalkan. Jisoo tahu hari itu aku tidak pulang ke Seoul, tapi Ia tidak tahu alasan sesungguhnya.
"Nayeon, kau berbohong?" Sehub bertanya saat dia tahu aku menolak permintaan Jisoo dengan alasan akan kembali ke Seoul.
"Aku tidak punya pilihan lain, Sehun." Aku tidak ingin membicarakan masalah ini, tapi Sehun begitu keras kepala dan tidak mau meninggalkan kamarku sebelum aku menjawab pertanyaannya.
"Lalu sekarang apa yang akan kau lakukan? Kau tidak akan pulang."
Tapi sebelum aku menjawab, seseorang menyelaku. "Kau tidak jadi pulang?" Aku berjengit mendengar suara itu.
"Jisoo?" Tanyaku dengan suara kaget. "Apa yang sedang kau lakukan disini?" Semoga Jisoo tidak ingat apa yang baru saja Ia dengar.
"Apa itu benar, Nayeon? Bahwa kau tidak jadi pulang?" Sialan. "Well?"
Apa yang harus kukatakan?
"Yeah menyebalkan." Yeah..tunggu, itu bukan suaraku. "Nayeon bilang separuh dari teman-temannya tidak bisa datang, jadi mereka memutuskan untuk mengundurnya." Kuhembuskan nafas lega.
Gomawo, Sehun!
"Kenapa kau tidak memberitahuku?" Jisoo bertanya dengan mata membelalak. "Kalau kau memberitahuku, kau masih bisa jadi pendampingku."
"Umm… aku baru tahu tadi." Alis Jisoo terangkat. "Aku baru mendapat telfon dari Mina bahwa acara kami dibatalkan. Lagipula, apa kau tega membatalkan Rose sebagai pendampingmu? Dia pasti akan sangat sedih." Tanyaku, mencari alasan sebanyak mungkin.
Jisoo mengeluh. "Kau benar." Jawabnya lalu beranjak untuk duduk di tepi tempat tidurku. Sehun yang masih berdiri memutuskan untuk keluar.
"Jadi, kenapa kau kemari?" Aku bertanya dengan suara seantusias mungkin.
Berhasil. Wajah Jisoo langsung bersinar. "Aku ingin memintamu menemaniku fitting terakhir gaun pengantinku."
Dan penderitaanpun terus berlanjut.
Setelah selesai dengan fitting gaunnya, Jisoo menyeretku untuk melihat bunga, cake, makanan, musik dan lainnya. Aku hampir memohon pada Jisoo untuk melepaskanku. Hampir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever & Always | VNAY
FanficSUMMARY: "Ini adalah Cinta Sejati, dan Cinta Sejati Takkan Berakhir. Selalu dan Selamanya!" Disclaimer : Ini bukan FF asli author ya. FF ini aslinya milik penulis di fanfiction.net yang nama usernya Irabella Robsten. Author disini cuman ganti castn...