Chapter 4 - I Wanna Know

879 98 7
                                    

Hari ini aku sudah boleh pulang. Bosan rasanya ada di rumah sakit terus, tidak bisa bebas, tapi tetap saja, gip ini masih belum boleh di lepas.

Satu hal yang sangat membuatku penasaran, kenapa dia tidak datang menjengukku? Tae. . .Baekhyun.

Berat rasanya mengakui kalau dia bukan Taehyung. Dari cerita Sehun, dia memang bukan Taehyung. Buktinyapun sudah ada. Tapi kenapa hatiku masih mengatakan kalau dia itu Taehyung? Tidak mungkin aku salah mengenali Taehyung, Taehyung yang paling aku kenal di dunia ini.

Seokjin Samcheon menjemputku di rumah sakit, Irene Imo tidak ikut menjemputku, dia menunggu dirumah bersama si kembar. Tidak butuh waktu lama untuk sampai dirumah, hanya butuh waktu kurang dari tiga puluh menit sudah sampai.

Kami langsung di sambut oleh Irene Imo dan si kembar Momo dan Jihyo. Aku sangat rindu pada mereka, mereka selalu bisa membuatku tertawa.

Belum apa-apa aku sudah disuruh untuk istirahat di kamar-menjengkelkan-tapi terpaksa tetap harus kuturuti.

Tok tok tok.

Pintu sedikit terbuka dan kepala Irene Imo muncul. "Hei, kau sudah tidur?"

"Belum." Kataku sambil berusaha duduk.

"Boleh aku masuk?"

"Ne." Ada apa ini.

"Sayang, bukan maksud Imo untuk mencampuri urusanmu, tapi. .

kenapa kau tidak mencoba untuk melupakannya dan memulai kehidupan baru?"

Ini lagi. "Aku. . .aku tidak bisa dan tidak mau mencoba. Setiap kali aku dipaksa untuk melupakannya setiap kali itu pula rasa cintaku padanya semakin besar. Aku juga tidak tau kenapa bisa begini. Hanya saja hatiku tidak mau melepaskannya." Aku menghirup nafas panjang. "Rasanya seolah-olah separuh hidupku ikut bersamanya, jantungku pun berdetak karena memang harus berdetak. Dalam hatiku aku meyakini bahwa dia masih ada disini, bahwa dia belum meninggal. Sekeras apapun kalian memaksaku untuk percaya bahwa. . .Taehyung sudah meninggal, sekeras itu juga hatiku percaya bahwa Taehyung belum meninggal."

Irene Imo membelai kepalaku, "Sayang, Imo hanya memberikan saran, semua keputusan ada di tanganmu. Imo tidak akan memaksakan apapun padamu." Aku tersenyum sendu. "Sudah malam, sebaiknya kau tidur sekarang. Jaljjayo, sayang."

Setelah memberiku kecupan selamat malam, Imo keluar dari kamarku. Aku memikirkan sejenak perkataannya. Memang hidup harus tetap berjalan, tapi tanpa Taehyung, hidup tidak ada artinya untukku.

Part II - Baekhyun POV

Sudah hampir tiga hari semenjak kecelakaan itu dan aku belum punya kesempatan untuk menjenguknya sendiri. Aku tau dari rumah sakit kalau Nayeon sudah pulang kemarin, tapi pekerjaanku tidak bisa ditinggalkan.

Aku berencana untuk menjenguknya hari ini saat jam makan siang, lagi pula pekerjaanku sudah selesai. Ingin sekali aku mengajak Jisoo, tapi dia baru berangkat ke Paris untuk menghadiri pembukaan butik barunya di sana.

Jam makan siang akhirnya datang juga, ku kemudikan mobilku menuju rumahnya. Well, rumah pamannya sebenarnya. Untung aku sudah bertanya pada Sehun dimana mereka tinggal, jadi aku tidak perlu repot-repot mencari alamatnya.

Dijalan aku melihat toko bunga, aku berinisiatif untuk membelikannya bunga sebagai permintaan maaf juga. Tapi aku bingung bunga apa yang harusnya aku berikan padanya.

Setelah cukup lama berpikir bunga apa yang akan aku berikan untuknya, aku melihat bunga yang sangat indah-bunga freesia dan lavender. Otakku langsung memutuskan bahwa aku akan memberikan bunga ini padanya. Sesuatu pada bunga-bunga ini mengingatkanku padanya. Aku juga mampir ke toko buah-buahan, kubeli sekeranjang buah apel. Mudah-mudahan Nayeon menyukainya.

Tunggu, kenapa aku jadi repot-repot begini? Aku bahkan belum pernah memberikan bunga untuk Jisoo. Kugelengkan kepalaku saat kembali memasuki mobil dan bergegas mengendarainya.

Menemukan rumah mereka tidak terlalu sulit. Ku ketuk pintu rumahnya. Tak lama terdengar seseorang berjalan mendekati pintu dan pintu akhirnya terbuka. Ternyata Sehun.

"Hai, Sehun." Sapaku.

Sehun terlihat terkejut dengan kedatanganku. "Oh, hai Tae, eum maksudku Baekhyun. Kenapa kau kemari?"

"Aku ingin menjenguk Nayeon. Aku belum punya kesempatan untuk meminta maaf secara langsung padanya. Dan aku juga baru punya waktu kosong, jadi sekalian saja aku menjenguk Nayeon. Bagaimana keadaannya?"

"Eum. .sudah lumayan baik." Kata Sehun, singkat.

"Well, apa aku boleh masuk?" Tanyaku saat Sehun diam saja.

"Oh, tentu. Ayo masuk." Sehun membuka pintu lebih lebar agar aku bisa masuk. Rumah ini terlihat sangat sepi.

"Kenapa sepi sekali?"

"Iya, Samcheon masih di kantor dan Imo pergi menjemput si kembar." Jelas Sehun.

"Si kembar?" Tanyaku bingung.

"Well, Samcheon punya dua anak kembar."

"Oh." Hanya itu yang keluar dari mulutku. Aku membayangkan punya saudara, pasti akan sangat menyenangkan. Tapi dimana Nayeon? Aku belum melihatnya sama sekali. "Dimana Nayeon?"

"Dia masih dikamarnya. Setelah aku paksa dia untuk minum obat, akhirnya dia tidur juga."

Aku terkejut dengan ucapan Sehun. "Kau memaksanya?"

"Yeah, kalau tidak di paksa pasti Nayeon tidak mau minum obat. Dia paling benci minum obat. Mungkin gip di kakinya juga akan dilepas kalau kami tidak mengawasinya. Dia paling benci diberi perhatian atau menjadi pusat perhatian. Hanya Taehyung saja yang bisa membuat Nayeon tidak mengeluh. . ." Tiba-tiba Sehun berhenti berbicara lalu mengambil nafas dalam-dalam beberapa kali. "Mianhae, aku jadi bicara panjang lebar."

"Oh, tidak masalah." Aku jadi semakin penasaran siapa sebenarnya Taehyung. Kenapa dari kemarin yang selalu Sehun bicarakan selalu berujung pada seseorang yang bernama Taehyung?

Tapi sebelum aku melontarkan sepatah katapun pada Sehun, terdengar jeritan dari lantai atas. Jeritan itu sangat memilukan, aku bisa merasakannya sampai ke tulang-tulangku.

"Oh, jangan lagi." Kata Sehun langsung berlari kelantai atas. Akupun secara reflek mengikutinya ke lantai atas.

TBC...

***

Picture : Oh Sehun

*****

Hai... Hari ini author Birthday loh.
Author sekarang udah 18th. Moga gak labil lagi ya. Gak gantungin ff kayak gantung jemuran. Dan hari ini author Triple Update. Tumben loh ada Triple Update. Biasa juga yang ada Double Update. Jangan lupa VOMENT ya...😚😙😗😘

Forever & Always | VNAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang