Chapter 28 - What's Happen on The Wedding

554 47 7
                                    

Setelah sampai di Bandara aku menelfon Ibuku. "Yeoboseyo?"

"Eomma..." Suaraku terdengar aneh, bahkan ditelingaku sendiri.

"Nayeon!" Eomma terdengar lega. "Kau dimana, apa kau baik-baik saja? Apa..." Ibuku mulai berbicara tak karuan.

"Eomma, aku baik-baik saja. Sekarang aku ada di bandara."

"Bandara?"

"Yeah, aku mau pulang." Jawabku lemah.

"Apa Sehun denganmu? Bukankah seharusnya kau masih ada di acara pernikahan? Nayeon, ada...?"

"Eomma, Jjebal, bisakah kita tidak membicarakan masalah ini di telfon?" Lalu terdengar pengumuman keberangkatan pesawat yang aku tumpangi. "Eomma, aku harus pergi, pesawatku sudah mau berangkat."

"Baiklah. Eomma akan jemput di bandara."

"Okay. Gomawo, Eomma."

"Hati-hati, sayang."

Setelah selesai bicara dengan Ibuku, kuputuskan untuk mematikan ponselku. Aku tidak ingin mendengar apapun dan dari siapapun. Aku hanya ingin berada di tempat dimana hanya ada aku dan...

Aku mendesah. Tidak, sekarang hanya ada aku saja.

Perjalananku aku habiskan hanya dengan diam. Untungnya orang yang duduk disebelahku mengerti kalau aku tidak ingin mengobrol. Tapi bukan berarti dia tidak mencoba.

"Jung Hoseok," Ia memberitahuku namanya, tapi aku hanya mengangguk dan tidak menyebutkan namaku. Mungkin itu terlalu kasar, tapi aku hanya ingin sendiri.

Akhirnya pesawat yang aku naiki sampai di BUI Daegu. Segera aku keluar dari pesawat tanpa melirik orang yang ada disebelahku. Kalau aku melihat kearahnya sekali saja, pasti dia akan bertanya macam-macam.

Aku tidak tahu apakah Ibuku sudah sampai atau belum, tidak ada sosok Kim Seulgi diantara orang yang berlalu lalang, jadi dengan terpaksa kuambil ponselku dan ku hidupkan lagi. Segera setelah hidup, kutelfon Ibuku.

"Eomma, aku sudah sampai. Eomma dimana?"

"Oh, Sayang. Mianhae, tadi ada kecelakaan dijalan jadi jalanan macet. Eomma hampir sampai, kau tunggu saja."

"Okay."

Dengan terpaksa aku duduk dikursi plastic keras sambil menunggu Ibuku. Kupejamkan mataku sejenak. Berharap bisa tidur. Tapi sepertinya itu tidak mungkin. Ponselku berbunyi. Jangan bilang kalau Ibuku masih berada dijalan.

Kulihat layar ponselku sebelum menjawabnya dan sial, dari Lisa. Kutepuk jidatku, aku lupa untuk mematikan ponselku lagi. Kalau aku biarkan, Lisa sangat keras kepala. Dan dia akan terus menelfon atau mencariku dimanapun aku berada.

Kuhembuskan nafasku dalam-dalam. Kenapa hanya untuk menenangkan diri saja terasa sangat berat?

"Yeoboseyo?"

"Nayeon!" Lisa berteriak, seolah tidak percaya kalau aku mengangkat telfon darinya. "Dimana kau? Kenapa kau tidak ada di acara pernikahan ini? Kau harusnya..."

"Lisa, aku harus pergi sebelum upaca pernikahannya selesai. Aku tidak... aku berusaha untuk tetap disana tapi aku tidak bisa." Air mataku terancam untuk keluar.

"Nayeon, harusnya kau jangan pergi."

"Mian, Lisa, tapi aku bukan orang yang suka menderita." Suaraku sedikit kasar, aku tidak pernah bicara dengan nada seperti itu pada Lisa. "Mianhae, Lisa, aku hanya tidak bisa."

"Dimana kau sekarang? Semua orang mencarimu."

"Aku ada di bandara, menunggu Ibuku menjemputku."

Forever & Always | VNAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang