" lho udah jalan jalannya " Ibu Minah sedikit terkejut melihat kedatangan Minah yang tiba tiba, percakapan diantara orangtua Minah dan Ayah Mark pun terhenti.
" Udah kok Buk " jawab Minah berusaha baik baik saja walaupun dia merasa sebal malam itu.
" Mark dimana ?" Tanya Ayahnya
" Iya om " Mark sudah berdiri dibelakang Minah
" Kebetulan kalian udah dateng, sini duduk dulu "
Mereka berdua segera duduk, berbeda dari Mark yang tampaknya tenang. Minah lebih gelisah dari biasanya, tangannya terasa dingin dan berair.
" Sebelumnya om minta maaf ya Minah, kalau hal ini mendadak "
" Ada apa ya om?" Minah masih memainkan jari jarinya karena gugup
" Maksud kedatangan om kesini untuk mempertemukan kamu sama anak om, sebenarnya dari dulu om sudah berkeinginan buat jodohin kalian berdua "
Setelah perkataan dari Ayah Mark di dengar oleh Minah, lidah Minah terasa kelu. Bahkan untuk menelan ludahnyanya sendiri pun terasa berat, " jodoh om " hanya kalimat itu yang bisa diucap oleh Minah." Iya, om tau kamu terkejut. Tapi kalian berdua kelihatan cocok sekali, kalian juga terlihat akur. Om kira nggak bakal berjalan lancar, tetapi ternyata jauh lebih baik dari yang om bayangkan "
" Tapi... " Perkataan Minah terpotong oleh Ayahnya sendiri.
" Sebenarnya Ayah juga setuju dengan rencana ini, lagipula kamu juga nggak punya pacar "
" Minah masih kuliah yah "
" Nanti kuliahnya bisa selesai sambil jalan nak " sahut Ibu Minah
" Lagian nak Mark juga nggak keberatan kan?"
" Kalau saya enggak tante "
" Kalau kamu setuju pernikahan akan diadakan dalam waktu dekat ini " lanjut Om alex.
" Waktu dekat? Tapi maaf om, kalau pernikahan diadakan mendadak takutnya nanti banyak orang yang berpikiran enggak enggak " Minah berusaha mencari alasan
" Semua bakalan ngerti kok, mumpung kamu libur semester. Kalau udah setuju nggak perlu di tunda lama lama. lagian kamu kan nggak pernah punya pacar dan juga seumur umur kamu cuma suka sama penyanyi penyanyi yang sering kamu tonton konsernya itu " jawab Ayah Minah
Mendengar pernyataan Ayahnya sendiri Minah terkejut, Ayahnya benar benar tidak berpihak padanya. Mark menahan tawa melihat expresi Minah, Minah menginjak kaki Mark dengan keras, membuat Mark meringis kesakitan.
" Jadi gimana nak Minah?" Tanya om Alex terlihat was was.
" Dari kami setuju " jawab Ayah Minah sambil tersenyum mantap
" Syukurlah...saya berterimahkasih sekali atas hal ini "
Yah yang ditanyain tu aku, Kata kata itu hanya ada di batin Minah karena sampai detik ini Minah belum bisa mengucapkan sepatah kata pun, dia belum bisa mengendalikan dirinya.
Minah seperti orang ling lung di tengah percakapan hangat dan senda gurau mereka, Setelah beberapa saat dia bisa menguasai dirinya kembali. Minah memilih pamit untuk istirahat dengan alasan mengantuk. Mark hanya bisa memperhatikan Minah dengan diam.
•﹏•