18.

48 8 9
                                    

" Maaakaaarelllll....." teriak Minah, tanpa dia sadari. Dia memeluk Mark dengan erat.

Mark yang masih khawatir dengan keadaan Minah bertambah dua kali lipat rasa khawatirnya, karena Minah bersikap aneh. " kamu kenapa?apa yang sakit?" Mark mencoba melepaskan pelukan Minah untuk melihat wajahnya memastikan apakah Minah dalam keadaan baik baik saja.

Tapi tidak berhasil, Minah menggelengkan kepala dan masih bersandar pada Mark. Mark yang masih kebingungan mencoba menepuk nepuk bahu Minah.

" kita balik ya?"

Minah mengangguk tanpa suara, Mark masih memandangi wajah Minah memastikan apakah dia dalam keadaan baik baik saja.

Mark membuka pintu mobil dan menuntun Minah masuk, Mark segera duduk di belakang kemudi.
Mark menarik nafas mencoba menguasai dirinya yang masih cemas.

" Min jawab dong "

Minah membuang muka melihat ke arah jendela yang ada disampingnya, Kenala gue meluk Makarel sih.... sial banget gue, batin Minah tetap tidak mau menanggapi Mark.

Merasa tidak ditanggapi Mark memilih mengemudikan mobilnya dan kembali pulang.

                          ●﹏●

Minah merebahkan badannya di soffa badannya sedikit terpantul ke atas.

" Min " Mark baru saja ingin membuka percakapan sebelum Minah menyela perkataannya.

" stop....kalo loe tanya gue kenapa jawabanya gue nggak papa " Minah mengangkat telapak tangannya menyuruh Mark untuk diam.

" Min kamu tu seharusnya nggak bersikap se enaknya kaya gini, kamu nggak khawatir kalo Ayah Ibuk tau kamu kaya gini "

" loe marahin gue ?"

" enggak siapa yang marahin, cuma ngingetin. Coba deh di pikir, jam segini kamu bisa bisanya di club. Oke mungkin kamu nggak nglakuin hal yang aneh aneh tapi itu bisa aja bahaya buat kamu. Mau pakek bahasa apa sih biar bisa ngomong baek baek sama kamu "

" lah kenapa jadi gue yang kena marah " Minah bergumam tidak mau mendengarkan Mark, dia mengeluarkan phone cell nya dan melihat isi galery nya.

Tentu saja dia melihat hasil foto ataupun video yang dia ambil selama konser. Mark berkacak pinggang sambil sesekali melirik ke arah Minah yang masih sibuk dengan phone cell nya.

Mark memilih mencari udara segar di balkon daripada mencari keributan dengan Minah, raut wajah Minah seperti terkejut ketika melihat foto salah satu member Give7. Dia meng zoom foto tersebut berkali kali seperti memastika sesuatu, " Mark tuan " gumam Minah.

Minah merasa familiar dengan wajah ini, dia merasa sering nelihat wajah milik salah satu member Give7 ini.
Minah mengangkat phone cell nya dan membandingkannya dengan seseorang yang sedang berdiri di balkon.

Sumpah demi apa mereka mirip, batin Minah.

Kok bisa??

Gue emang nggak pernah sih natap wajah Makarel lama lama palingan cuma sekilas

Minah masih menatap Mark, memang benar dia selama ini dia tidak pernah menatap wajah Mark. Karena Minah tidak menyukai Mark, Minah tidak pernah membayangkan wajah Mark sekalipun. Tiba tiba saja Mark menatap ke arah Minah membuatnya gelagapan, Mark menggelengkan kepala heran dengan tingkah Minah yang aneh.

Mark menutup pintu balkon dan duduk tidak jauh dari Minah, Minah seperti mendapat kejutan listrik. Tubuh nya tegang dan wajahnya memerah, Minah merasakan degub jantungnya berdetak sesering mungkin

Marriage not dating (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang