Mark mengeringkan rambutnya di depan cermin kamar mandi, dia sesekali tersenyum tanpa alasan. Mark menuangkan cairan hidrating lalu mengoleskan ke wajahnya sambil sesekali ditepuk tepuk.
Di lain sisi Minah sedang menguping di balik pintu kamar mandi, dia ingin tau apa yang sedang di lakukan Mark. Keinginannya untuk kabur pada dirinya masih menggebu gebu.
Setelah suara kran air sudah tidak terdengar lagi, Minah segera menjauh dari pintu kamar mandi. Dia membuka pelan jendela kamarnya. Minah melompat keluar jendela bertepatan dengan pintu kamar mandi yang terbuka.
Mark dan Minah sama sama terkejut, mereka saling berpandangan.
" Minah kamu ngapain duduk di jendela kaya gitu "
" nggak papa " jawab Minah gugup
Mark berjalan mendekati Minah, Minah semakin gugup. Dia takut jika ketahuan, " Min kamu mau kemana?"
" kaburrrrrr " teriak Minah sambil melompat turun, tidak disangka ternyata piyama nya menyangkut di jendela.
Mark sampai di tepi jendela, " kabur kemana ini udah malem, mending kita tidur aja "
kita? Tidur? Mau ngapain, batin Minah.
" enggak! Nggak bisa " jawab Minah sambil menutupi tubuhnya dengan kedua tangannya.
" kamu kenapa sih Min? Kenapa gugup kaya gitu?" Mark khawatir melihat keadaan Minah.
Minah segera berusaha menarik piyamanya yang tersangkut, Mark segera membantu Minah. Setelah berhasil, Minah memanfaatkan hal tersebut untuk lari.
" Min mau kemana?" Teriak Mark berusaha melompat melalui jendela
" Kabur Mark, sorry " Minah menautkan kedua tangannya berusaha meminta maaf pada Mark sambil melanjutkan larinya.
Mark berhasil melewati jendela berusaha mengejar Minah tetapi percuma saja. Minah terlampau jauh berlari, Mark hampir kehabisan nafas dibuatnya.
" Min, loe ngapain sih pakek kabur. Emang gue mo ngapain loe sih " Mark bergumam sebal sambil mengacak rambutnya gusar.
Mark berjalan ke rumah dengan lunglai, di depan pintu sudah ada orangtua Minah yang terlihat khawatir.
" ada apa Mark? Kok ibu dengar ribut ribut terus lari larian gitu kenapa? Kamu berantem apa gimana?" Tanya Ibunya khawatir
" Minah Ma, dia kabur " Mark menjawab dengan pasrah, dia pasrah jika harus di marahi.
" anak itu, nggak berubah. Nggak ada tanggung jawabnya, harus Ayah kasih pelajaran biar ngerti "
" jangan Pa, nggak semua salah Minah. Biar saya yang cari Minah " Mark berusaha membela istrinya
" nggak usah Mark, kamu tidur aja. Ini udah malem nggak usah di cari nanti dia balik sendiri " Ayah Minah sudah hilang kesabaran
" Ayah kok sama anak sendiri tega kaya gitu, gimana kalau ada apa apa? Minah itu anak perempuan yah "
Ayah Minah memilih masuk ke dalam rumah tidak mau menanggapi omelan istrinya, Ibu Minah segera menyusul masuk ke dalam untuk terus memarahi suaminya.
Mark yang masih mematung merasa bingung dengan apa yang harus dia lakukan, Mark memutuskan mencari istrinya. Dia mengendarai mobilnya malam itu, berharap menemukan Minah yang masih belum jauh berlari.