Beberapa saat Mark terdiam bahkan kedua tangannya terangkat seperti menyerah. Minah membuka mata sadar tindakan bodoh apa yang baru saja dia lakukan.
Minah mendorong tubuh Mark lalu berteriak, begitu juga dengan Mark yang langsung berlari keluar kamar. Mark hampir saja menabrak Ayah mertuanya " Mark kenapa lari lari? Minah kenapa teriak?" Tanya Ayahnya khawatir
" enggak Yah tadi itu gimana ya? Jadi Minah udah sadar udah sehat sekarang Yah, kayaknya nggak perlu obat pusing lagi " Mark menjawab dengan gugup sambil sesekali memegang bibirnya.
" syukur kalo gitu Ayah kira Minah kenapa napa "
" kenapa Yah?" Tanya Ibu Minah yang membawa segelas teh.
" Minah udah sembuh katanya " jawab Ayah Minah, Mark memilih berlari keluar rumah meninggalkan orangtua Minah yang masih kebingungan dengan tingkah Mark.
" Mark kenapa yah?"
" mungkin dia capek "
●﹏●
Mark duduk di bangku halaman rumah Minah sambil sesekali menepuk nepuk dadanya. Beberapa kali Mark menghembuskan nafas berusaha menghilangkan kegugupannya bahkan telapak tangannya berair.
Begitu juga dengan Minah setelah menerimah obat dan teh yang di berikan orangtuanya, dia bersembunyi di bawah selimut sambil memukuli kepalanya atas tindakan bodoh yang dia lakukan.
Bego banget sih loe Min, udah loe sekarang hilang ingatan aja. Tamat riwayat loe di depan Makarel, gila mana bisa gue nindas dia lagi setelah gue nglakuin hal konyol kaya gini, batin Minah sambil menendang udara dengan kedua kakinya.
●﹏●
" lho mau kemana kok pamit?" Tanya Ibu Minah ketika Mark berpamitan pada mertuanya.
" mau pulang buk udah sore juga "
" nggak....nggak bisa kamu ini gimana sih, mana bisa kamu sama Minah tinggal beda tempat padahal kalian udah nikah "
Minah menguping dari balik pintu dan merutuki keputusan Ibunya yang tidak membiarkan Mark pulang, Minah mengepalkan tangannya memukul tembok yang ada disampingnya.
" awas aja kalo loe ngiyain buat nginep, nggak selamet loe Makarel " gumam Minah.
Minah masih berusaha mencuri dengar tapi tidak terdengar apapun dari luar, mungkin Mark udah benar benar pulang fikirnya.
Minah senang sekali dia tidak harus menghindari Mark untuk sementara waktu, tanpa di duga pintu kamarnya terbuka membuat dirinya terdorong kebelakang.
Bruk...
Minah terjatuh membuatnya mengaduh kesakitan, " apaan sih " teriaknya.
" loh Minah kamu kenapa duduk di lantai kaya gitu, ayo bangun " Ibunya memarahi Minah yang masih kesakitan memegangi pinggulnya.
" Ibuk mau nitip pesen ya sama kamu, jangan rewel nyuruh Mark pulang "
" Ibuk? Mark nginep sini?" Teriak Minah frustasi
" lho kok nginep? Dia suami kamu jadi wajar. Udah...Mark nggak usah dengerin Minah kamu mandi aja dulu setelah itu kita makan malam " Ibu Minah sedikit mendorong Mark untuk masuk ke kamar Minah lalu menutup pintunya. Ibu Minah menggelengkan kepala heran dengan sikap putrinya sendiri.