Entah bagaimana Minah bisa keluar dari gulungan selimut akibat ulah Mark, yang jelas saat ini Minah sibuk memainkan phonecellnya di tempat tidur. Jangan bertanya keberadaan Mark, dia tidur di soffa tidak jauh dari tempat tidur Minah.
Minah tertawa tawa sendiri, dia sedang melihat realitu show edisi Give7. Mark yang tidak jauh darinya merasa terganggu, dia mengacak acak rambutnya sendiri tetapi tidak berani melarang Minah. Bahkan mereka berdua belum benar benar berbaikan pasca kejadian tadi, mana mungkin dia berani mencari gara gara.
Minah beranjak dari tidurnya duduk di tepi soffa, Minah hanya meliriknya tanpa berkomentar. Mark menghidupkan lampu kamar.
" Mark kenapa di hidupin sih, silau tau nggak?"
" iya aku tau, tapi aku belum bisa tidur "
" ya kalo merem entar lama lama tidur, kalo loe nggak bisa diem sampe besok pagi pun juga nggak bisa tidur Mark "
" soffa nya sempit " balas Mark
" jangan bilang loe mau tidur di tempat tidur " Minah memandanginya penuh curiga
" enggak enggak, siapa sih yang mau tidur disitu " Mark mengambil bed cover dan menaruhnya di lantai dengan maksud untuk tidur disana, dia mengambil sleepbag lalu masuk ke dalamnya.
Minah hanya melihatnya, orang aneh fikirnya. Satu jam berlalu setelah Mark membenamkan diri di dalam sleepbagnya tetapi dia tidak kunjung bisa tidur, jangan ditanya karna apa.
Tentu saja Minah masih berisik dengan phone cellnya, Mark seperti frustasi menghadapi istrinya. Bahkan sekarang sudah jam tiga pagi.
" Min istirahat napa?"
" masih seru " balas Minah tanpa mengalihkan pandangannya
" Min tapi aku ngantuk, kalo kamu brisik mana bisa tidur "
" Mark loe apaan sih, ya makanya merem "
Sepertinya Mark sudah tidak tahan lagi, habis sudah kesabarannya. Mark beranjak dari tidurnya lalu meraih phone cell Minah dan memasukkannya ke dalam saku celana.
" MARK !!! balikin " teriak Minah
" enggak "
Mina berusaha merebut phone cell dari Mark, mereka seperti lupa waktu dan kejar kejaran saling berebut phone cell. Rasa kantuk Mark sudah tidak bisa dibendung lagi, dia ingin segera menghentikan semuanya.
Dia mulai berfikir tentang apa yang membuat Minah takut, sebuah ide terlintas di fikirannya. Mark menangkap pinggang Minah dan memojokkannya di tembok, persis seperti yang diperkirakan Mark. Minah diam tidak berkutik, " loe mau ngapain? "
" kamu beneran nggak mau tidur? " bisik Mark di telinga Minah
" ma..maksud loe"
" aku kasih tahu rahasia tentang apartement ini "
Mark mati matian menahan tawa melihat expresi Minah, sebenarnya Mark tidak tega tetapi dia juga harus tidur.
" rahasia?"
" iya rahasia " lanjut Mark mengangguk, Mark mendekatkan wajahnya ke arah Minah. Mark membisikkan sesuatu ke telinga Minah.
" katanya sering ada yang ngetok pintu jam tiga pagi, kalo dibuka cuma ada kaki ngegantung di depan pintu "
" se...serius " Mark hampir terbahak tapi dia tahan, bahkan dia bisa mendengar Minah menelan ludahnya karena gugup.
" gue pengen pulang " Minah menggenggam lengan Mark dengan erat.
" sekarang jam tiga pagi " Detak jantung Minah semakin cepat. Bahkan dia merasa kepanasan di pagi yang dingin ini. Minah berlari ketempat tidur menutupi badannya dengan selimut. Mark senang sekali akhirnya dia bisa tidur, Mark kembali ke dalam sleepbagnya. Dia mulai memejamkan matanya yang sudah memberat, rasa kantuk sudah menguasai dirinya.