4.

100 9 14
                                    

Minah segera mengunci rapat kamarnya, dia merasa cemas dan ketakukan karena ingin di nikahkan dengan orang asing.

Minah mondar mandir sambil meremas jari nya, dia merasa gugup dan bingung tentang apa yang seharusnya dia lakukan saat ini.

Terlintas di fikirannya untuk kabur saja, dia melihat jam dinding yang ada di kamarnya sudah menunjukkan pukul 9 malam.

Bodo amat fikir Minah, yang terlintas di fikirannya hanyalah bagaimana caranya bisa kabur dari tempat ini. Dia berencana menyelinap keluar dan akan bersembunyi di mobilnya, setelah di rasa semua orang sudah tidur dia akan kembali ke kota. Entah dia kembali ke rumah kontrakan atau menginap di hotel terdekat yang jelas dia harus segera pergi dari rumahnya.

Minah meraih kunci mobil yang ada di nakas kamarnya, perlahan dia membuka jendela kamar. Beruntunglah kamarnya berada di lantai satu.

Minah melompat dari jendela lalu menutup jendelanya dengan perlahan.

" Arrghhhh...... " Teriak Minah kencang, ketika Minah berbalik setelah menutup jendela perlahan dia menabrak seseorang yang ada di belakangnya.

Dan ternyata orang itu adalah Mark, " Mark? " Tanya Minah kaget

" Loe mo ngapain sih? Malem malem lompat jendela? Mau kabur ?" Tanya Mark

Orangtua Minah dan Ayah Mark berlari keluar setelah mendengar teriakan Minah, " ada apa?" Tanya Ibu Minah

" Lho Minah kok diluar katanya mau tidur ?" Tanya Ayah Mark

" Iya om tadi... " Jawab Minah yang langsung di potong oleh Mark ," tadi ada kecoak yah, jadi Minah sampai lompat keluar jendela. Untung nggak jatuh "

" Ehh iya om ada kecoak tadi "

" Oo....kirain kenapa, yaudah kalo gitu nanti biar Ayah cari kecoaknya. Tumben di kamar ada kecoaknya, jarang bersih bersih kamar pasti " kata Ayah Minah, sambil mengajak mereka semua masuk. Minah dan Mark menolak untuk masuk. Mereka beralasan ingin duduk di luar sebentar.

                                    •﹏•

Minah menarik lengan Mark untuk menjauh dari rumahnya.
Ibu Minah melihat sekilas ke arah mereka, " mereka akrab banget ya " gumamnya.

" Apaan sih?" Tanya Mark

" Mark gue mohon, loe nolak perjodohan ini " Minah memohon, mungkin memohon adalah salah satu cara untuk terbebas dari perjodohan. Oleh sebab itu Minah ingin Mark sependapat dengannya.

" Nggak gue nggak bakalan nolak "

" Kenapa? Gue bukan orang yang tepat buat loe "

" Gue nggak peduli "

Jawab Mark sambil meninggalkan Minah yang merasa sebal karena keinginannya tidak terpenuhi, Minah berdecih dan melayangkan tangannya untuk memukul Mark.

Dengan seketika Mark menangkap lengan Minah, dia menarik lengan Minah membuat jarak mereka semakin dekat. Mark memandangi Minah sejenak, " ada nyamuk tadi " Minah berusaha membela diri, ada perasaan takut ketika mendapat pandangan dari Mark.

Mark melepaskan lengan Minah lalu mengusap kepala Minah, " juga ada nyamuk " lalu berjalan masuk kedalam rumah.

Minah mengerutkan keningnya melihat tingkah Mark yang menurutnya aneh, " Mark pikirin lagi kata kata gue, gue serius. Loe nggak perlu maksain kalo nggak bisa " Minah sedikit berteriak karena Mark sudah berjalan jauh dari tempatnya berdiri, Mark tidak menanggapi apapun dan hanya mengacungkan jempol nya tanpa berbalik.

                                    •﹏•

Minah keluar dari dapur dengan membawa teh hangat, dia memberikan cangkir teh kepada orangtuanya, Mark dan Om Alex

Minah menandai teh untuk Mark supaya  tidak tertukar dengan yang lain. Tentu saja Minah sudah mencampurkan sesuatu di dalam teh buatanya.

Mark segera menyesap teh nya, Minah menunggu nunggu reaksi Mark. Expresi Mark menjadi aneh setelah menyesap teh yang Minah berikan. Ingin rasanya memuntahkan tetapi tidak mungkin, dirasa akan tidak sopan jika Mark melakukannya jadi dengan terpaksa dia menelan tehnya yang terasa asin.

" Kenapa Mark nyengir nyengir gitu?" Tanya Ayahnya

" Ehh...nggak papa yah, masih panas aja " jawab Mark sambil melirik ke arah Minah yang berusaha menahan tawa.

" Pelan pelan dong minumnya, di abisin gih " sahut Minah membuat mereka semua tertawa karena mengira Minah dan Mark sudah akrab.

                                     •﹏•

Mark menarik lengan Minah, " aww... Apaan sih?" Tanya Minah.

" Udah gue pikirin permintaan loe "

" Terus gimana?" Wajah Minah berbinar

" Karna teh buatan loe enak, gue rasa gue perlu minum teh loe tiap hari. Jadi gue masih tetep mau lanjutin perjodohan ini " Mark tersenyum sambil mengedipkan matanya. Minah tidak menyangka Mark membalasnya hanya karena teh yang dia berikan, konyol fikirnya.

Marriage not dating (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang