Mark mengemudikan mobil nya pelan pelan menyusuri jalan yang sekiranya di lewati Minah, tetapi hanya deretan lampu jalan yang dia temui.
Kemana perginya Minah, fikirnya
Mark menghentikan mobilnya di depan minimarket yang beberapa waktu lalu sempat di singgahi Minah untuk membeli kopi.
Seperti ada ikatan batin rupanya Mark juga membeli satu cup coffee di minimarket tersebut. Mark segera membawa coffee nya lalu melanjutkan perjalanan entah kemana dengan tujuan mencari istrinya yang kabur di malam pernikahannya.
•﹏•
Minah merebahkan tubuhnya di tempat tidur sambil menunggu air hangat di bathub penuh. Sekujur kakinya terasa pegal akibat berlari, akan sangat nyaman jika dia bisa berendam dengan air hangat. Akan lebih bagus jika ada lilin aroma therapy.
Minah segera masuk ke dalam kamar mandi lalu membenamkan dirinya di dalam bathub yang masih mengepul. Nyaman, fikirnya.
Sebenarnya ada perasaan bersalah yang menelisik hati kecilnya, merasa bersalah pada Ayah Ibu dan juga suaminya.
" Ayah Ibu maaf, Makarel sorry " gumamnya sebelum melorotkan tubuhnya ke dalam air sehingga kepalanya terbenam ke dalam bathub. Bukan bermaksud bunuh diri tetapi memang kebiasaan Minah, dia bilang dengan begitu bisa menjernihkan fikirannya.
•﹏•
Minah menyibakkan selimutnya, dia mengerjapkan matanya beberapa kali berusaha menyesuaikan pandangannya yang terkena sinar matahari pagi. Dia merenggangkan tubuhnya lalu berjalan menuju cermin.
Minah tersenyum dan cepat cepat masuk ke dalam kamar mandi, dia mandi dengan cepat. Beberapa menit setelahnya Minah sudah rapi, Rupanya renungan yang dia lakukan semalaman tidak berpengaruh pada dirinya sama sekali.
" Ko jadi ngajak gue hang out kan? "
" ........ "
" buru ya gue udah siap "
Minah mengakhiri panggilannya sambil tersenyum, dia memastikan dirinya bahwa dia sudah benar benar rapi. Minah merapikan lipstick yang ada di sudut bibirnya.
•﹏•
" jadi loe mo ngajakin gue kemana Ko?" Tanya Minah sambil memasang safebelt.
" shoping atau makan gitu " tawar Iko
" serius loe? Jadi shoping nih?"
Iko mengedipkan sebelah matanya tanda setuju dengan pernyataan Minah, mereka berdua akhirnya menuju ke sebuah mall.
Mata Minah seperti mendapat pencerahan ketika masuk ke dalam mall, ini yang dia tunggu tunggu fikirnya. Minah segera menyibukkan diri ke dalam salah satu boutique yang sering dia datangi ketika pulang ke rumah.
Minah memilih beberapa baju, sesekali dia meminta pendapat pada Iko yang masih setia menemaninya.
" Ko ini bagus nggak?"
" bagus sih "
" kalo ini "
" lumayan "
" kok loe gitu sih dari tadi gue tanyai jawabannya gitu mulu kalo gak lumayan ya bagus sih, terus yang bagus banget itu yang mana " tanya Minah sambil memutar bola matanya sebal
" serius gue yang pilihin?"
" yaps " angguk Minah mantab
Iko dengan segera memilah milah deretan baju yang terpajang di boutique, kebanyakan baju yang dia pilih adalah model dewasa, Maksudnya sedikit terbuka.
Minah bukan orang yang biasa memakai pakaian terbuka, jadi mungkin dia tidak akan cocok dengan baju pilihan Iko.