Pagi itu Mark dan Ayahnya pamit pulang, mereka berencana akan melakukan persiapan untuk pernikahan mereka berdua.
Perasaan Minah semakin tidak menentu dalam waktu beberapa bulan ke depan. Minah sudah mencoba berbagai alasan untuk kabur dari rumah tetapi tidak berhasil. Minah selalu berkata kepada orangtuanya untuk kembali ke kota karena harus kuliah, tapi percuma saja orangtuanya tidak asal percaya dengan alasan Minah karena mereka tahu bahwa Minah sedang libur semester.
•﹏•
Akhirnya waktu yang ditunggu oleh mereka tiba. Waktu yang menentukan nasib Minah ke depannya, Minah tidak akan bebas lagi jika sampai menikah dengan Mark.
Dia tidak akan bisa seenaknya membolos untuk melihat konser, banyak fikiran yang memenuhi kepalanya tentang semua hal yang dia prediksi akan terjadi ketika sudah menikah nanti.
Minah tenggelam oleh fikirannya, fikiran yang dia ciptakan tentang kejadian buruk yang akan terjadi jika dia menikah dengan Mark. Sampai saat ini dia duduk di depan meja rias untuk di make up pun ketakutan semacam itu masih berputar di benaknya. Minah tampak lebih cantik dari biasanya, tapi Minah tidak memperdulikan hal itu.
•﹏•
Pernikahan di lakukan di sebuah gedung dengan di hadiri oleh keluarga dan teman dekat. Di sepanjang acara Mark tidak mengalihkan pandangannya dari Minah. Banyak teman teman Minah yang terkejut mendengar Minah menikah secara tiba tiba. Banyak dari mereka yang menyempatkan diri untuk datang memberi selamat. Selama acara berlangsung Minah terlihat tidak fokus, wajahnya yang cantik terlihat cemas.
" Min selamat ya, kok tiba tiba gini sih nikahnya? Bikin kejutan ya " goda temannya sambil memeluk Minah
" iya nih sebenernya mau diem diem aja sih tapi ternyata kabarnya udah keburu nyebar " Minah menjawab sekenanya sambil tertawa kikuk
Mark tertawa kecil mendengar jawaban Minah, Minah sengaja menyikut perut Mark. Mark hampir mengaduh kesakitan jika dia tidak sadar di sekitarnya banyak tamu. Pernikahan tersebut ditutup dengan sesi foto. Untuk sesi foto pasangan pengantin memakan waktu banyak, bukan karena antusias dari pasangan tersebut tetapi sebaliknya. Fotografer hampir sakit kepala di buatnya, Mark dan Minah sulit untuk di atur, expresi mereka bukan seperti pasangan pengantin yang sedang bahagia tetapi lebih terlihat konyol.
•﹏•
Acara telah selesai, banyak tamu yang sudah meninggalkan tempat. Beberapa keluarga masih asik berbincang bincang. Mark terlihat akrab dengan salah satu Paman Minah, mereka berdua asik mengobrol. Mark adalah orang yang menyenangkan sebenarnya, kecuali untuk istrinya sendiri. Hal itu lantas di manfaatkan oleh Minah untuk bisa keluar dari acara tersebut.
Minah berjalan pelan pelan menuju pintu keluar
" Min mau kemana?"
" ehh tante, ini tan mau ke toilet. Toiletnya mana sih tan?" Minah memasang mimik muka seperti orang yang sedang menahan pipis.
" yaudah sama cepet, di ujung lorong belok kanan "
" makasih tan " Minah tersenyum sambil mempercepat langkahnya. Minah menghampiri mobilnya untuk mengambil baju ganti, dia berniat mengganti bajunya sebelum pergi. Akan tampak lucu jika pergi masih mengenakan baju pengantin. Yang jelas Minah disangka sebagai pengantin kabur.
Sebuah lengan melingkar di pinggangnya, " mau lari lagi?"
" apaan sih " Minah terlonjak kaget, ternyata Mark.
" loe apaan sih Mark, pegang pegang gue. Nggak sopan loe " rutuk Minah sebal.
" apaan sih? Jangan lebay deh "
" udah udah! Gue nggak mau debat sama loe " Minah meraih tas nya, lalu mulai beranjak meninggalkan Mark.
" Min mau kemana ?" Teriak Mark
" mo pulang " balasnya teriak, sambil berbalik menghampiri Mark kembali lalu masuk ke dalam mobil. Mark dibuat geleng geleng kepala dengan tingkah istrinya.