Rindu, mungkin serupa resah yang tak cukup dituntaskan temu.
Dia adalah dingin yang menyentuh kulitmu, juga mengusap setiap helai rambutmu.
Dia menyamarkan diri menjadi partikel udara tak terlihat agar tak malu-malu mendekatimu.
Dia ada dimana-mana.
Menjelma menjadi apa saja.
Dia ada di manapun kamu berada, tidak peduli jarak yang tercipta di antara tatap yang bersapa.
Dia hadir bersama terbitnya matahari untuk menyambut pagi.
Dia adalah tenang yang mengalir di antara riuh yang mengusik kedamaianmu.
Dia tertahan dan menjelma menjadi gumpalan awan hitam yang keberatan muatan hingga menutupi kota tempatmu merajut asa.
Dia tumpah bersama guyuran hujan yang jatuh membasahi segalamu hingga kuyup.
Dia menggenang di sepanjang jalan basah tempatmu mengukir langkah.
Dia menemani setiap nafas yang kamu hela.
Dia yang memilih kembali mengangkasa menjadi barisan doa dan menghangatkan malammu yang lelah.
Dia dapat terasa dimana-mana.
Kecuali di ruang dingin yang entah siapa tengah kamu hangatkan ia disana.
Setidaknya, rindu milikku terasa seperti itu.
- Shin
KAMU SEDANG MEMBACA
All The Things That Your Heart Never Heard
PoetrySuatu hari, aku harap kamu menemukan apa yang selalu aku tulis di tengah malam, atau pukul dua dini hari, kadang pukul empat sore di bis, seringnya sih saat ingat kamu yang tidak kenal waktu. Jika hari itu tiba maka kamu perlu tahu, sebagian di anta...