Banyak rasa dalam sehari.
Pagi ini sejuk, siang gersang.
Sorenya mendung, malam turun hujan.
Seperti aku, ketika membacamu.Sedikit senyum sudah menyenangkan seluruh duka.
Keberadaannya di sekitar sudah menenangkan kalutnya amarah.
Kadang sopan santunmu membuatku resah, sebab cemburu selalu saja diikuti gelisah.Bagaimana tidak?
Dibandingkan mereka yang kamu senyumi dan sebaliknya, aku tidak memiliki apa-apa.
Hanya bukan siapa-siapa, yang mampu mengalihkan fokusmu dari sapa yang berlalu-lalang tak ada hentinya.Hingga setiap debar yang terasa, ingin kubenturkan saja sampai hilang tak terasa.
Senyum yang tercipta karena sisa harap yang belum sirna, pun ingin kuhapus saja.
Sebab dalam setiap hela, mengingat bagimu aku entah apa, lelah rasanya.
Namun ironis, meski perlahan aku berhenti melangkah, harap masih saja tak kunjung menyerah.- Shin
KAMU SEDANG MEMBACA
All The Things That Your Heart Never Heard
PoetrySuatu hari, aku harap kamu menemukan apa yang selalu aku tulis di tengah malam, atau pukul dua dini hari, kadang pukul empat sore di bis, seringnya sih saat ingat kamu yang tidak kenal waktu. Jika hari itu tiba maka kamu perlu tahu, sebagian di anta...