Sehun bisa memastikan bahwa dirinya sedang dalam keadaan buruk sekarang. Masalahnya bertambah. Jujur, ia sudah muak. Karirnya hancur sudah. Ia tak menyangka menjadi agen pemerintah bisa membuatnya selicik sekarang. Sehun menghela nafas kasar.Di dalam ruangan ini hanya ada dirinya, dan beberapa meja kosong di sebelahnya. Ia benar-benar sendiri. Beberapa rekannya ada yang sedang menyelidiki sesuatu, atau dipanggil ke kantor pusat. Suho misalnya.
Sehun terkekeh mengingat wajah Suho tadi pagi. Timnya mendapat predikat kinerja paling buruk bulan ini. Suho terlalu pusing memikirkan apa yang sekiranya dikatakan pimpinan nanti. Ia ketua sekaligus yang paling bertanggung jawab di sini. Belum lagi masalah yang biasa dihadapi lelaki seumurannya-kapan akan menikah. Suho belum memiliki calon. Ia bahkan tak dekat dengan gadis manapun. Ia hanya bekerja selama ini. Sehun bahkan pernah menyindirnya akan menikah dengan uang.
Tapi ia juga teringat dengan perkataan ibunya. Menikah. Berkencan. Kata-kata itu sebenarnya biasa, namun terdengar aneh karena Sehun memang tak pernah memikirkannya. Sebenarnya, Sehun sering merasa jantungnya berdebar saat melihat wanita. Hanya saja ia selalu terlambat menyadari dan akhirnya wanita itu berkencan dengan pria lain. Sehun bisa apa kalau sudah begitu.
Sehun hanya menatap langit-langit. Kosong, pengap, berdebu. Seperti hatinya mungkin? Sehun bangkit, hendak membersihkan jaring laba-laba yang ada di dekat lampu. Langit-langit ruangan ini tidak terlalu tinggi, yang membuat Sehun kadang mengeluhkan kenapa ruangan ini sangat panas. Dengan menaiki kursi saja ia bisa mencapai langit-langit. Ia mengambil sebuah tongkat lalu menggerakkan agar jaring itu terlepas. Saat sedang fokus mengerjakan hal itu, Sehun terdiam.
Matanya menatap tajam ke sudut ruangan. Dibalik speaker itu, ada hal aneh. Seperti,
Cahaya merah yang redup?
Sehun mendekatinya. Butuh mata yang jeli dan beberapa kali memandang ke sana, barulah Sehun melihat apa yang ada di sana.
'Ah, mereka sudah mulai ya,' Sehun tersenyum licik.
"Hei, Hei. Kalian salah tidak mengajakku bermain. Kalian tau kan apa yang terjadi jika kalian mengajakku bermain petak umpet? Aku akan menemukan kalian,"
"Ah Eonni, aku ingin ikut," Yeri memohon."Jangan Yeri-ah, kau masih sekolah. Jangan ikut aku oke?" Rosè membujuk Yeri yang masih memeluknya.
"Kapan kau kembali?" Tanya Yeri. Rosè menoleh ke Lisa. Memohon
pertolongan."Bukankah kau harus sekolah sekarang, gadis manis? Lihatlah jammu, ayo berangkat. Aku yang mengantarmu hari ini," Yeri menggeleng cepat. Ia bahkan meletakkan tasnya di lantai.
"Tidak mau, aku ingin bersama Rosè Eonni. Kau saja yang sekolah, Lisa Eonni. Ini pakai seragamku,"
Lisa menarik tangan Yeri dari bahu Rosè. "Ayolah, aku akan dimarahi Irene Eonni. Kau tega padaku?" Yeri menggeleng. "Makanya, ayolah. Nanti kau terlambat," Akhirnya Yeri memakai tasnya kembali dan turun ke bawah untuk memakai sepatu.
"Lisa-ya, gomawo," Ucap Rosè. Lisa mengangguk.
"Jangan nakal. Kau ke sana bukan untuk liburan. Tetaplah di tempat yang aku katakan. Pakai identitas yang aku berikan. Jika ada masalah, laporkan padaku," Kata Lisa bertubi-tubi. "Ah, jika Plan A berantakan, kau bisa memakai Plan B. Ingat saja dimana tempat itu, dan kau bisa tinggal di sana tanpa ketahuan. Percaya padaku," Rosè mengangguk.
"Jaga dirimu, hati-hati. Tetap laporkan padaku kabarmu setiap hari." Rosè mengangguk lagi. Lisa sungguh bawel.
"LISA EONNI, AKU SUDAH SELESAI,"
"NE YERI-YA, TUNGGU AKU,"
Lisa berbalik menuju tangga, sebelum tangan Rosè menariknya dan membawanya ke pelukan gadis itu.
Lisa mengirim Rosè ke luar kota. Sudah berbulan-bulan sejak mereka memantau, ia tau sebentar lagi waktunya akan tiba. Rosè sudah terekspos. Ia harus melindungi dan menyembunyikan Rosè agar tidak diburu Sehun dan Chanyeol. Bagaimanapun, ia berjanji untuk menjaga Rosè walaupun ia harus mati.
"Lisa-ya. Hati-hati, aku menunggumu di sana," Rosè berkaca-kaca. Lisa mengangguk. Mereka berpelukan erat sekali lagi. Rosè telah menjadi keluarga terdekatnya. Mereka memiliki kesakitan yang sama. Karena itu mereka harus sama-sama melindungi.
"Sudahlah. Aku akan mengantar Yeri. Annyeong chipmunk!" Lisa setengah berlari menuruni tangga. Alasannya? Ia tak ingin Rosè melihat tangisannya. Ia malu.
Di lantai atas, Rosè sudah tau bahwa Lisa berusaha menyembunyikan tangisnya. Ia sudah tau sifat gadis itu.
Rosè tersenyum.
I'm so sorry karena baru bisa update sekarang. Kesibukan sekolah, tugas-tugas dan les segala macam menyita waktu bgt.
Btw, bisa tebak ga identitas baru Rosè?
Happy reading,
Jangan kangen ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAN A [BLACKVELVET]✔️
Mystery / ThrillerHighest rank; #2 in mystery; #1 in yeri, #1 in Blackvelvet, #1 in psikopat, #1 in jisoo; #1 in chaelisa; #1 hunlis Sekelompok pengacau mengganggu kedamaian kota. Para pengacau diketahui mampu menembaki banyak orang yang menghalangi mereka. Siapa san...