33

5.8K 709 35
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa begitu mendadak sih, Jennie-ya?" Kata Joy saat Jennie mulai mengatakan maksudnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa begitu mendadak sih, Jennie-ya?" Kata Joy saat Jennie mulai mengatakan maksudnya.

Ia dan Lisa akhirnya angkat bicara. Keputusan mereka berdua, mengirim mereka semua dengan urutan Joy-Jisoo-Irene-Seulgi-Wendy ini sudah bulat. Mereka hanya butuh persetujuan orang-orang ini saja.

"Ya, aku tau. Tapi aku juga tak bisa berbuat apa-apa, Joy," Jennie angkat suara. "Ini keputusanku sebagai ketua,"

"Lalu setelah Joy, aku?" Jisoo bertanya. Alisnya mengerut.

Jennie mengangguk. "Ne, Lisa sudah mengatakan urutannya tadi. Kalian akan dikirim ke 2 kota terpisah. Irene eonni dan Seulgi eonni bersama Rosè, Jisoo eonni, Joy dan Wendy eonni akan bersama di tempat lain. Kami sudah mencarikan tempat di sana. Sudah kupastikan kalian aman. Kalian setuju kan?"

Tak ada seorang pun yang bersuara. Irene memilih diam di pojokan. Wendy masih mengotak-atik komputernya, Joy masih duduk di dekat Jennie bersama Jisoo dan Lisa. Seulgi? Ia sedang mengunyah permen karet dengan wajah kesal.

"Lalu kalian menghadapi mereka berdua? Apakah kalian yakin kalian bisa?" Tanya Seulgi pada akhirnya. Lisa menatapnya sinis.

"Meremehkanku, eonni?" Tanyanya. Seulgi menunjukkan smirknya. Lisa hanya menatap mata monolid kepunyaan Seulgi.

"Tidak juga. Tapi bukankah agak beresiko kalau kau hanya berdua dengan Jennie? Maksudku, kalian bukan hanya butuh otak dan kepemimpinan yang baik. Kalian juga butuh teknologi dan sniper, spy dan lain-lain kan? Bagaimana bisa kalian-"

"Kami akan melakukan semuanya. Jadi turuti saja. Jangan banyak omong," Lisa memotong. Seulgi tampak marah.

"Hei, poni. Bukankah kau sedikit tidak sopan padaku? Aku masih lebih tua darimu, walaupun kau terlihat seperti yang paling liar di sini," Katanya.

Lisa mendatanginya. "Maaf. Bukankah tidak enak kau mengunyah permen busuk itu sambil berbicara omong kosong? Kau kira aku akan mendengarkanmu, Seulgi eonni yang juga berponi?" Ejek Lisa. Seulgi bangkit, memegang kerah kemeja merah Lisa. Lisa tersenyum.

PLAN A [BLACKVELVET]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang