3

17K 1.7K 8
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau tak apa Yeri? Ada apa sebenarnya?" Tanya Seulgi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau tak apa Yeri? Ada apa sebenarnya?" Tanya Seulgi. Yeri mengucek matanya perlahan. Badannya terasa sangat lemas.

"Semuanya, kalian harus berhati-hati," Katanya memperingatkan. "Aku tidak tau pasti, tapi aku merasa mereka berbahaya bagi kalian,"

"Ada apa? Kalau bisa, ceritakanlah apa yang terjadi padamu tadi," Pinta Jennie. Yeri mengisyaratkan agar kakak-kakaknya membantunya duduk di ranjang.

"Saat itu aku sedang membaca buku. Tiba tiba dari belakang, aku merasakan hawa tidak enak. Aku melihat ke belakang dan benar saja, seseorang sedang menatap ke arahku. Refleks aku melemparnya dengan buku. Dia menghindar lalu berlari mengejarku. Aku hanya mampu menyeret kakiku menjauh karena badanku kaku. Namun aku terpojok. Dia mencekikku perlahan, dan menyetrumku dengan stun gun miliknya." Jelas Yeri. Mereka mengangguk.

"Kau yakin hanya seorang, Yeri?" Tanya Lisa.

"Ya. Tapi, aku merasa yakin lebih dari dua orang." Kata Yeri.

"Itu benar." Ceplos Jennie. Dia menyadarinya. "Ah, lupakan. Aku salah bicara." Elaknya. Yang lain mengerutkan kening.

"Ada apa Jennie?" Tanya Rose. "Jangan sembunyikan apapun. Katakanlah,"

"Ah, jangan khawatir," Katanya. "chip itu akan segera ditemukan,"

Mereka membulatkan mata, bahkan Yeri hampir terjatuh ke lantai karena tidak kuat memegang pinggiran ranjang.

"BENARKAH? KAPAN?" Teriak Joy. Yang lain juga sama terkejutnya.

"Saat Yeri disetrum, aku yakin ada yang mereka cari. Ingat saat aku menyuruh kalian menjaga Yeri? Saat itulah aku mencari ke kamarku. Barang itu sudah tidak ada walaupun aku sudah membongkar seluruh isi lemariku,"

"Sekarang bagaimana?" Tanya Jisoo ke Wendy.

"Tenanglah. Kalian lupa bahwa aku memasang virus di situ? Jika ingin melihatnya, mereka harus mengaksesnya dengan komputerku," Kata Wendy menenangkan.

"Bravo Wendy! Kau sangat cerdas!" Puji Jennie.

"Tapi bodohnya aku tak membuat copy-an file itu," Kata Wendy.

"Tak apa. Aku mengingat sedikit. Lagipula, itu hanya data beberapa orang yang kubunuh kan?" Tanya Lisa.

"Ya. Yang lain sudah kupindahkan,"

"Baiklah. Tidak apa-apa, kita sudah melakukan yang terbaik. Fokuslah untuk menjaga Yeri sekarang," Jennie memberi semangat. Yang lain mengangguk.

Sementara di tempat lain, Lelaki itu menggerutu kesal.

"Kenapa ini?" Teriaknya.

"Ada apa?" Seseorang lagi bertanya.

"Ini virus. Kita—aku sangat bodoh karena tidak mempertimbangkan hal ini. Sekarang komputer ini telah rusak. Buang sajalah," Perintahnya.

"Baiklah." Kata lelaki kedua lalu keluar.

'Ternyata mereka sangat cerdas. Aku terlalu meremehkannya.' Katanya menyesal.

Sepertinya dia harus memikirkan ide berbahaya lain untuk melawan mereka. Pasti.

"Jisoo, bisakah buatkan aku bubur? Aku sangat lapar," Pinta Yeri di pagi itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jisoo, bisakah buatkan aku bubur? Aku sangat lapar," Pinta Yeri di pagi itu. Di rumah mereka hanya ada Yeri, Jisoo, dan Lisa. Namun Lisa hanya berdiam diri di kamar. Jisoo paham apa yang Lisa sedang lakukan. Pasti sedang merencanakan sesuatu.

"Baiklah, sebentar." Jawab Jisoo. Ia pun menyiapkan beberapa bahan. Bukan, ia hanya mengambil sebungkus bubur instan. Menyeduhnya dengan lumayan baik dan sedikit lebih asin, favorit Yeri.

"Yeri, kau ingin aku menambahkan kimchi?" Tanya Jisoo dengan teriakan.

"Ya. Ambilkan yoghurt juga,"

Jisoo menyendokkan dua sendok kimchi, dan mengambil strawberry yoghurt milik Yeri. Ia juga mengambil 2 buah paha ayam dari meja makan. Untuk cemilan sepertinya.

"Makanlah. Tak perlu aku suapi kan?"

Yeri menggeleng, "Sangat perlu, Jisoo. Tanganku lemas. Badanku juga,"

Jisoo menghela nafas, "Baiklah. Buka mulutmu. Jangan bertingkah tidak nafsu, aku yang akan habiskan ini karena aku juga sangat lapar," Ancamnya. Yeri mengangguk.

Selesai makan, Yeri menghabiskan yoghurt-nya. Ia terburu-buru dan makan dengan berantakan. Jisoo gemas melihatnya. Di hidung Yeri juga ada cairan berwarna pink itu.

Bagaimanapun, mereka semua menganggap Yeri masih kecil. Aneh memang. Mereka memperlakukan Lisa yang lebih tua diatas Yeri 2 tahun sebagai seorang yang sama bertanggung jawabnya dengan Irene. Namun Yeri hanya dianggap adik. Seorang adik kecil yang takkan dewasa walaupun telah berumur 18 tahun.

"Jisoo, ingatkan kepada Lisa untuk makan. Dia belum makan kan?" Saran Yeri. Jisoo membersihkan sisa yoghurt di wajah Yeri lalu pergi.

Jisoo membawa sebuah nampan berisi sebuah sandwich dan segelas susu, lalu membawa ke kamar Lisa di lantai satu.

"Lisa, kau harus sarapan," Katanya. Masih belum ada jawaban.

"Lisa! buka pintunya. Aku akan menyuapimu. Cepatlah!" Panggilnya lagi. Masih senyap.

"Lisa! kau masih tidur?" Tanyanya. Sangat sunyi. Jisoo takut ada apa-apa dengan Lisa. Ia meletakkan nampan itu di lantai, lalu mencoba untuk mendobrak pintu itu.

"Ada apa?" Sang empunya kamar membuka pintu. Mata bulatnya menghitam.

"Terima kasih, Jisoo. Ah, aku sudah tau mereka siapa, sepertinya," Kata Lisa bersemangat.

"Jangan pikirkan itu. Makanlah!" Kata Jisoo.
                            

                            

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PLAN A [BLACKVELVET]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang