7

11.5K 1.1K 40
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh Sehun!" Teriak Chanyeol di telepon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh Sehun!" Teriak Chanyeol di telepon.

"Kenapa sih? Aku sedang mengejar penjahat, jangan ganggu!"

"Aku punya ide bagus. Izinkan aku bergabung dalam permainanmu," Katanya dengan smirk khasnya. "Aku akan mendekati salah satu dari mereka, lalu kau bisa menentukan langkah selanjutnya. Bagaimana? Jawab secepatnya karena dia tepat di depanku."

Sehun tersenyum, lalu berakting dingin kembali. "Terserahlah, kau sudah dewasa."

Chanyeol mulai kesal, "Setidaknya hargailah aku!"

"Baik, lakukanlah."

Dan rencananya berjalan lancar. Mungkin.

"Kau benar-benar pengagum rahasiaku?" Tanya Rosé. Gadis itu mulai tertarik.

Chanyeol tersenyum ramah, menampakkan kedua lesung pipinya yang menawan. "Hahaha itu benar. Aku jadi malu sekarang. Wajahku tidak merah kan?"

Rosé tertawa. Entahlah, ia rasa wajahnya yang memerah. "Tidak. Kenapa kau tidak lanjut untuk merahasiakannya?"

"Karena kurasa ini saat yang tepat untuk mengenalmu lebih dekat. Aku malu, teman-temanku mulai mengejekku saat tahu aku hanya mengagumimu dari jauh. Jadi, aku memberanikan diri sekarang."

Rosé terpesona, jujur saja.

"Lalu darimana kau mengenalku?"

Bingo. Pertanyaan itu membuat Chanyeol terdiam sejenak. Ia bahkan belum siap menjawabnya.

"Ah, aku melihatmu waktu itu. Kau tipeku," Kata Chanyeol mencoba tersenyum. Hanya alasan seperti itu? Mati aku.

"Benarkah? Hanya karna aku tipemu?" Tanya Rosé dengan mata terbelalak. Ia terlihat sedikit lucu saat itu. Hanya sedikit.

Chanyeol mencoba percaya diri, "Benar, Roséanne. Ah, Park Chaeyoung."

Rosé terbelalak lagi. "Wah, kau juga tau nama asliku? Kau benar-benar pengagum rahasiaku!"

Chanyeol mengangkat bahu, "Yah, begitulah. Jadi nona, bolehkah aku selangkah lebih dekat padamu sekarang?"

"Aku rasa, ya."

                                  

"Baguslah, dekati dia sedikit lagi," Saran Sehun tetap dengan wajah dinginnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Baguslah, dekati dia sedikit lagi," Saran Sehun tetap dengan wajah dinginnya.

Chanyeol menghela nafas, "Kau sudah memikirkan langkah selanjutnya?"

"Belum."

"Lalu?"

Sehun mengangkat bahu. Chanyeol menjadi semakin kesal. Takut ia akan memaki Sehun, ia pun beranjak.

"Sehun, bagaimana keadaanmu?" Tanya Suho, yang masih berpakaian lengkap dengan jas hitamnya.

"Lebih baik. Kau berhasil mencari penjahat itu, Suho?"

Suho menggeleng, lalu meletakkan pistol yang diambil dari balik jasnya.

"Baekhyun dan Kai juga sama lelahnya. Kami tak sehebat kau mungkin, hahaha."

Sehun bergidik, "Memang."

Suho tersenyum kecut. Sehun terkadang benar-benar menyebalkan. Tapi ia tak menyangkalnya. Sehun adalah satu-satunya rekan kerjanya yang bila mendapat mangsa, maka ia akan terus mengejarnya hingga sang mangsa memohon ampun di tangannya.



Seperti Dè Javu?

Lisa menggeleng. Ya, benar. Hal ini seperti sudah pernah terjadi. Lisa berpikir lagi. Kapan ia mengalami hal seperti ini?

Mereka sekarang telah menjadi target orang-orang yang bahkan ia tidak tahu, peran protagonis atau antagonis yang sedang dimainkan oleh mereka. Yang jelas, Lisa yakin. Mereka adalah sekelompok pria, yang diketui seseorang yang sama buasnya dengan dirinya.

Dalam hati, Lisa menggumam. Kalau orang-orang ini berada di pihak—pekerjaan yang sama dengan mereka, maka ia dengan senang hati meminta mereka bergabung. Dengan begitu, kekuatan mereka menjadi tak tertandingi.

Toh, sebenarnya mereka hanya memburu orang-orang bermasalah di masyarakat. Bahkan masyarakat sendiri tidak terlalu terganggu dengan keberadaan tak terlihat mereka.

"Irene, kemana Rosé dan Joy? Mereka berpesta lagi?" Tanya Lisa pada Irene.

Irene menggeleng, "Rosé sedang belanja, sedangkan Joy mencari informasi,"

"Siapa targetnya?"

Irene tampak berpikir sejenak, lalu berbisik dengan nada memperingatkan, "Lisa, jangan bertindak sendiri mulai sekarang. Aku akan mengawasimu. Lakukan apa yang telah kuizinkan."

"Yeah, Siapa?"

"Kang Daniel."

Lisa tersenyum. Kang Daniel.

"Baiklah, mari kita lihat apa yang dilakukan lelaki itu," Gumamnya.

                                 

                                 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 

nb:
Mungkin kalian bingung dengan point of view. Jadi untuk pov Lisa cs tidak menggunakan italic, sedangkan Sehun cs menggunakan italic. Namun pov ini bisa saja berubah tergantung situasi dan kondisi cerita kedepannya.

PLAN A [BLACKVELVET]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang