PLAN A [BLACKVELVET]✔️

43

Seluruh kota menjadi panik karena insiden itu. Jika menelaah kebelakang, telah ada dua ledakan yang menewaskan beberapa orang dan kerusakan yang cukup serius. Belum lagi dengan banyaknya kabar buruk—entah benar atau tidak—tentang gadis buronan bernama Lalisa itu benar-benar berbahaya—dalam artian ia bisa menyebabkan bencana nasional.

Yah, setidaknya itu yang didapat penduduk kota dari berita hoax yang dibuat untuk memancing komplotan gadis itu.

"Wah, kita menjadi terkenal," Kata Irene. Ia tengah melihat berita tentang gadis itu bersama Jennie dan yang lain.

Karena masalah ini semakin serius, Jennie memanggil mereka semua untuk berkumpul. Bodoh sekali jika ia hanya duduk berdoa, berharap Lisa kembali dengan senyum mengesalkannya. Biarlah ia melanggar janjinya pada gadis itu.

"Apa yang harus kita lakukan?" Tanya Jisoo. Ia panik, namun ayam goreng yang masih berada di tangannya membuat orang-orang tau gadis ini masih sangat lapar.

"Apakah Seulgi eonni menghubungi?" Tanya Jennie pada Wendy.

Wendy menggeleng. "Tak ada. Terakhir kontak saat gadis itu mengatakan ia harus pergi ke suatu tempat, mengejar Lisa yang dikejar Sehun,"

Irene menuang teh ke gelasnya. Tak tau mengapa, Irene tampak sangat tenang saat ini.

"Eonni, bisakah kau ajari aku untuk tenang?" Tanya Jennie.

Irene menuangkan cairan itu ke gelas Jennie. "Ini, minumlah dengan tenang."

Jennie menelan paksa cairan panas itu. Kerongkongannya terasa hangat. Ia berharap segera terpikirkan ide untuk membantu Lisa.