23

6.5K 852 7
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sudah seminggu lamanya Lisa dan kawan-kawan memantau Sehun dan komplotan sok benar itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah seminggu lamanya Lisa dan kawan-kawan memantau Sehun dan komplotan sok benar itu. Lisa benar-benar ingin menghabisinya sekarang, namun Jennie menyuruhnya untuk mengundur waktu, hingga akhirnya tujuh hari terlewati tanpa adanya hal aneh yang terjadi akibat ulah Lisa.

Mereka benar-benar menghentikan segala bentuk pencurian, pekerjaan dan perbuatan kriminal lain yang biasa mereka lakukan. Sebenarnya, masih ada beberapa 'target' yang harus mereka habisi saat ini. Tapi karena akhirnya apa yang menjadi tujuan utama mereka hampir tercapai, mereka mengabaikannya. Biarlah hal itu menjadi urusan belakang.

Semakin dipantau, Lisa dan yang lainnya semakin takjub dengan 'permainan' yang para detektif itu lakukan. Karena dari alat penyadap yang ada di beberapa sudut ruangan itu, mereka bisa mendengar hal-hal menjijikkan dari mulut mereka. Bahkan, bisa dibilang mereka lebih keji. Mereka munafik. Mereka benar-benar setan.

Kalian tau bagaimana orang-orang bertopeng malaikat, namun merencanakan hal-hal yang bahkan hanya diperuntukkan untuk iblis?
Oh Sehun, lelaki itu bahkan sering menerima perintah seperti-ah, mengingatnya saja membuat Jennie geleng-geleng. Pemerintahan yang baik memang sangat langka. Bahkan untuk jaman sekarang, semua itu seperti tidak mungkin. Menyingkirkan, menuduh, memfitnah, membunuh merupakan hal 'biasa' dalam dunia itu.

"Detektif pemerintah? Cih. Aku bahkan bisa melakukan hal yang lebih baik dan benar dibanding tikus-tikus got itu. Lihat saja, kuhabisi mereka semua," Kesal Lisa saat ia mendengar hal itu dari Wendy.

"Jangan sampai kau terkena masalah. Kau harus berurusan dengan mereka. Kau mau?" Lisa menggeleng jijik.

"Eonni, jinjja. Aku tak kuat menahan diri lagi. Biarkan aku menghabisi mereka. Aku benar-benar-amarahku sudah di ubun-ubun," Pinta Lisa. Wendy tak berani memutuskan. Meski ia lebih tua, ia tak mau berurusan dengan tanggung jawab ke Jennie dan yang lain jika mengizinkan Lisa melakukan hal yang kadang diluar akal sehat. Lisa bisa sangat setia, sekaligus sangat berbahaya.

Melihat Wendy diam saja, Lisa keluar. Jawabannya pasti tidak.

"Eonni, antarkan aku ke sekolah," Suara Yeri terdengar dari atas. Kamar Rosè sepertinya. Lisa naik.

"Belum berangkat juga?" Yeri menggeleng.

"Rosè eonni tidak bangun juga. Maukah kau mengantarkanku?"

Lisa menggeleng. Ia banyak urusan hari ini.

"Sebentar."

Lisa mengambil ancang-ancang. Namun belum sempat ia mendobrak pintu itu, Rosè telah membukanya. Bisa dibayangkan Lisa yang terkenal dengan sifat dingin, cuek dan kerennya saat ini tergeletak malu dengan muka mencium lantai. Bahkan gayanya tadi membuat Yeri dan Rosè benar-benar sakit perut. Bayangkan saja bagaimana lucunya kaki panjang Lisa masih terangkat-menempel dengan pintu dan terikut saat digeser, kedua tangannya memasang kuda-kuda dan wajah kagetnya.

"HAHAAHA, LALISA BABO!" Rosè tertawa kencang.

Yeri menendang lemari, "LISA EONNI, TERIMA KASIH KAU MEMBUATKU MENGAWALI HARI DENGAN TERTAWA,"

Lisa tersenyum licik. "Ah begitu ya? Tertawa saja sepuasnya, kalian akan menye-"

"AW!" Teriak Yeri dan Rosè bersamaan karena Lisa menjewer telinga mereka dengan sangat keras.

"Berangkat sekolah anak nakal!" Yeri dan Rosè berlari ke lantai bawah sambil mengusap telinga mereka. Lisa membereskan beberapa kekacauan yang dibuatnya. Pinggangnya lumayan sakit.

"Ah, rasanya cukup malu berbuat seperti itu," Katanya.

"Kau bilang kau malu?" Kata Chanyeol yang duduk di atas meja Sehun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kau bilang kau malu?" Kata Chanyeol yang duduk di atas meja Sehun.

"Memangnya ini kasus kotor pertamamu? Kau kira kau pantas sok suci begini, Oh Sehun?" Dia tersenyum. Sehun juga tersenyum.

"Setidaknya aku mulai berpikir untuk tobat, Hyung. Kau? Masih mau dibayar untuk mencari kesalahan musuh tikus-tikus itu? Kau cari sajalah celah tikus itu. Mereka sangat kotor. Ah, kau sudah mulai berbau seperti mereka sekarang. Pergilah," Chanyeol naik pitam. Ia menghantam meja kerja Sehun dengan tangan besarnya.

"Kau lupa? Kau masih bekerja sama denganku," Chanyeol tersenyum licik. Sehun ingat, namun tetap berusaha dingin.

"Begitu? Bukankah kalian sudah putus? Kulihat kau terakhir kali berkontak dengannya dua minggu yang lalu," Jawab Sehun enteng. Chanyeol terdiam. Skakmat.

"Ah, kami masih berhubungan." Setelah mengatakan hal itu, Chanyeol pergi.

Tak bisa dipungkiri, Chanyeol merindukan Rosè. Kesalahan terbesarnya adalah menganggap Rosè bukan seorang gadis, melainkan hanya umpan.

Karena terbiasa dengan sikap manis dan lucu gadis tinggi itu, Chanyeol luluh. Benar-benar luluh. Ia ingin keluar dari sini. Benar-benar ingin keluar. Tapi tak mungkin semudah itu. Para politikus tengik itu pasti akan membunuhnya karena ia sudah tau kebusukan mereka. Setan mana yang merasukinya sampai ia mau menerima pekerjaan kotor itu dulu?

Sekarang ia bahkan benar-benar hanya terpikir bagaimana mendekati gadis itu lagi. Ia masih heran, bagaimana mungkin tiba-tiba Rosè seperti menjauhinya? Bahkan bertemu pun tak mau. Apakah mereka telah menemukan maksud jahatnya? Atau memang Rosè telah mencintai lelaki lain?

Chanyeol menatap nanar ke telepon genggam di tangannya.

"Chaeyoung-ah, aku rindu.."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PLAN A [BLACKVELVET]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang