"Aku sedang nonton drama," Ucap Rosè sambil mengunyah pizza. Di sebelah laptopnya ada cola, seporsi tteokbbokki dan beberapa permen karet.
"Ah, Oppa. Kau tau saja aku suka Gong Yoo," Kata Rosè. Chanyeol tertawa di telepon.
Apa-apaan sih pria ini. Tidakkah dia merasa bersalah atas apa yang dilakukannya padaku? Dasar sampah
Rosè tak henti-hentinya mengumpat dalam hati. Walaupun begitu, setengah hatinya takkan munafik karena ia senang dan rindu dengan momen ini-apalagi momen ini selalu yang menjadi favoritnya sebelum kedok lelaki itu terbuka.
"Oppa, aku rasa aku harus pergi. Ada yang harus kulakukan," Rosè tak ingin berlama-lama berbicara dengan pria ini. Ia sudah sangat muak dan menahan diri untuk tidak memaki dari tadi.
Ia bahkan memintaku untuk menemaninya terus? Ia rindu?
Lihat, betapa menyeramkan orang iniRosè masih memaki dalam hati. Akhirnya dengan nada sedikit ditekan, Chanyeol menyudahi pembicaraan mereka.
"Mampuslah kau Park Chanyeol, aku takkan berbaik hati lagi. Cih,"
"Hei, kalian lucu sekali. Sampai rasanya ingin kupatahkan leher pria tua itu," Lisa terkekeh, namun ia tak main-main. Urat tangannya bahkan terlihat.
"Tahan, mainkan dengan perlahan, Lisa-ya. Jangan bahayakan dirimu," Rosè memutar kursi nya menghadap Lisa yang duduk di tempat tidurnya.
"Omong-omong, kenapa kau selalu ada di kamarku sih? Kau seperti menghantuiku," Rosè berakting merinding.
"Aku selalu berpatroli keliling rumah. Kau tau kan," Kata Lisa. "Sebentar lagi akan kubuat dia membayar perbuatannya. Jangan sedih,"
"Hei, aku bahkan memakinya terus dari tadi, aku tidak sedih. Aku muak dengan wajahnya,"
"Dia tampan kan,"
Rosè menggeleng, lalu mengangguk. "Tidak-Ah ya, tapi aku tidak suka dia memakai wajahnya untuk mengelabuiku,"
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAN A [BLACKVELVET]✔️
Misteri / ThrillerHighest rank; #2 in mystery; #1 in yeri, #1 in Blackvelvet, #1 in psikopat, #1 in jisoo; #1 in chaelisa; #1 hunlis Sekelompok pengacau mengganggu kedamaian kota. Para pengacau diketahui mampu menembaki banyak orang yang menghalangi mereka. Siapa san...