Chapter 09: Ego

8.6K 1.2K 269
                                    

Jennie's

Kai membawaku ke ruang dokter yang terletak berdekatan dengan ruang kumpul BEM FEB. Saat kami memasuki ruangan, ternyata dokter yang harusnya bertugas untuk praktek tidak ada didalam ruangan dan setelah bertanya dengan seorang mahasiswa yang ada di sebelah ruang dokter, ternyata memang dokter Ana—dokter yang biasa berjaga di FEB UCI sedang cuti liburan.

"Mau ke rumah sakit aja?" Tanya Kai lembut setelah memastikan aku berbaring di atas tempat tidur.

"Gak usah, gue butuh istirahat aja kok."

Seketika aku membisu ketika tangannya menyentuh keningku.

"Tapi lo masih demam." Kai menarik selimut hingga menutupi dadaku lalu mengusap lembut keningku. "Istirahat ya."

Aku mengangguk pelan.

"Thanks ya kak."

Kai tersenyumnya dan senyumnya itu benar-benar bikin hatiku lemah. Apa aku harus menyerah saja dan mempercayai hatiku untuk Kai? Atau aku harus memperjuangkan perasaanku pada Daniel?

Ah, entahlah. Aku pusing.

"Anytime, Jen." Kai menarik tempat duduk yang ada di samping tempat tidur dan aku pun menatapnya dengan bingung. Dia gak berniat buat nungguin aku disini kan?

"Kenapa liatin gue sampe gitu banget?" Tanya Kai. "Baru nyadar gue lebih ganteng dari Daniel?"

Aku langsung batuk mendengar candaannya. Kampret, kenapa dia jadi shameless kaya gini sih.

Tapi liat aku yang batuk-batuk, lagi-lagi wajahnya langsung berubah panik dan langsung berlari ke arah mesin dispenser untuk membawakan aku minuman.

Terkadang aku bingung, kenapa Krystal bisa mutusin cowok sebaik Kai?

"Sori, sori, jadi batuk kan gara-gara gue. Minum dulu, Jen."

Aku tersenyum sebelum meminum air yang dibawakannya.

"Lo mau nungguin gue disini kak?" Tanyaku tanpa menatapnya karena aku terlalu malu untuk menatapnya langsung.

"Gue ada kelas sih, tapi kalo lo mau gue disini gue bakal stay."

Aku pun langsung menoleh kearahnya. "Kalo kakak ada kelas, kakak masuk kelas aja."

Tangan Kai lagi-lagi menyentuh keningku dan mengelusnya lembut. Kenapa dia selalu melakukan semua hal semaunya sih. Mulai dari semaunya minta aku jadi pacarnya, minta nomor aku seenaknya, genggam tanganku semaunya, sampai ngelus-ngelus keningku semaunya seperti ini. Dan anehnya kenapa aku selalu aja begitu mudahnya membiarkan dia melakukan segala hal-hal itu dengan begitu mudahnya.

"Kalo lo udah tidur baru nanti gue masuk kelas."

Tanpa aku sadari, sentuhan tangannya membuatku terasa nyaman hingga mataku terasa begitu berat untuk bisa terus terjaga.

"Kenapa lo baik banget ke gue, Kai?" Ucapku lemah.

Aku masih merasakan sentuhan tangan Kai yang masih mengusap lembut kening dan kepalaku.

Yours Truly • Kai x Jennie •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang