Chapter 19: To Be Alone

5K 874 75
                                    

Jennie's

"Lo dateng ke acaranya Sultan kan? Bareng Kai?" Sonya langsung menodongku dengan serentetan pertanyaan begitu aku tiba di kantin.

"Belum juga duduk, belum juga mesen makan udah ditodong pertanyaan aja gue."

"Tinggal jawab gak usah bawel."

"Mohon maaf nih, Bu yang bawel tuh situ atau saya?"

"Jangan ribut dong sayang-sayangku." Rose memang selalu jadi penengah yang baik tiap kali aku dan Sonya beradu mulut.

"Pokoknya kalian harus dateng, gak mau tau." Kata Sonya yang lebih terdengar seperti ultimatum.

Aku sudah tau dengan jelas, kalau salah satu dari kami gak datang ke acara Bang Sultan pasti Sonya akan ngambek tujuh hari tujuh malam. Sonya ini memang cendrung keras kepala, jadi gak heran kalau misal Sonya suka memaksakan kehendaknya pada kami. Walaupun kadang caranya meminta lebih mirip dengan memaksa, tapi aku tau tujuan Sonya sebenarnya adalah baik.

"Iya bawel lo ah." Ucapku seadanya, aku lebih memilih untuk menjawab secara ringkas daripada harus terlibat adu mulut gak penting dengan Sonya.

Sonya lalu mengalihkan pandangannya pada Lisa yang diam-diam kuperhatikan sedang fokus dengan handphone-nya.

"Wasapan sama siapa sih lo? Serius amat. Ongky?" Pertanyaan yang ingin kutanyakan terwakili sudah oleh Sonya.

"Ongky ngajakin gue ke Bang Sultan."

"Yaudah lo ikut aja sih."

"Besok gue ada kuis pengantar akuntansi."

"Yaelaaaaah, Lisaaaaa. Jangan belajar mulu kali, ngebul itu ntar otak lo. Kita tuh butuh yang namanya santiago."

Aku, Lisa dan Rose saling bertatapan bingung. "Santiago?"

"Santai dikit agak goyang."

"Taik lo." Rose akhirnya mengeluarkan kata-kata kasar.

"Bener kan? Hidup tuh harus balance, babe. Jangan kuliah, pulang, belajar. Party dikit biar otak gak stress."

"Iyaa tapi kalo kasusnya lo sih kebanyakan party-nya daripada kuliahnya." Ucapku singkat, tangan dilipat di depan dada.

"Kan gue ikutan program KB."

"Hah? Keluarga Berancana maksud lo?" Tanya Lisa serius.

"Kuliah Berencana, dua koma cukup."

Sonya sudah tertawa terbahak-bahak sementara kami bertiga hanya bisa memandangnya dengan wajah datar. Sonya ini emang kadang suka kelewat aneh, seperti dia memiliki dunianya sendiri. Tapi itu lah yang membuat Sonya begitu unik.

"Kurang-kurangin kenapa sih, Nya."

"Lo makanya jangan serius-serius amat, Jen."

Aku lebih memilih untuk mengabaikan Sonya. Lebih baik aku memikirkan menu makan siang apa yang harus ku pesan dan ketika ku mengedarkan pandanganku ke seluruh penjuru kantin, suasana kantin yang awalnya sudah ramai kini berubah menjadi dua kali lebih gaduh.

Ternyata yang membuat seiisi kantin gaduh adalah karena kedatangan Andra, Sean dan tentu saja Kai.

Aku melambaikan tanganku saat melihat Kai yang baru saja memasuki kantin, namun karena pandangannya yang tertekuk kebawah aku menjadi agak kesulitan untuk mendapatkan perhatiannya.

Sesaat, Lisa menarik ujung kemejaku. Memberiku isyarat untuk tidak memanggil Kai mendekat ke meja kami, karena aku tau apa yang sedang Lisa coba lakukan saat ini: melupakan Sean mati-matian. Namun ironisnya, Sean masih terlalu naif dan tidak menyadari apa yang Lisa pendam selama ini, bahwa Lisa menyayanginya lebih dari seorang teman.

Yours Truly • Kai x Jennie •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang