Chapter 30: It's Always Been You

6K 842 22
                                    

Jennie's

I would never feel this satisfying to see my reflection in the mirror like this before. Nope, ini bukan karena aku narsis tapi karena terkadang aku masih suka gak habis pikir akan efek Kai yang bisa membuatku terlihat bahagia dan itu memang nyata adanya. I'm happy. Aku bahagia karena akhirnya kami bisa kembali bersama.

Semalam Kai akhirnya menceritakan kepadaku alasannya kenapa dia harus terpaksa meninggalkan aku. Iya semuanya memang karena Krystal yang memaksanya untuk bersama. Krystal tau bagaimana memanfaatkan Kai yang begitu baiknya, bahkan ketika mereka sudah putus saja Kai masih begitu baiknya pada Krystal.

Tidak, aku tidak cemburu karena aku tahu jika Kai memang seseorang yang baik and I love that part of him.

Suasana terasa hening ketika aku baru saja melangkah keluar dari kamar mandi, sementara Kai terdiam di sudut kamarnya. Matanya terpaku pada layar handphone yang sedang digenggamnya.

Aku mecium aroma sesuatu yang tidak beres.

"Kaisar?"

Kai mengganti perhatiannya padaku. Satu alisnya terangkat ketika pandangan kami bertemu. "Ya, sayang? Udah mandinya?"

Aku menangguk. "Kamu gak mandi?"

"Oh iya." Ekspresinya terlihat seperti orang bingung dan aku semakin yakin pasti terjadi sesuatu deh.

"Kamu mau cari apa?" Tanyaku saat melihat Kai yang muter-muter kebingungan.

"Handuk."

"Di gantung dekat kamar mandi bukannya?"

"Oh iya."

Aku menarik nafas, saat Kai ingin beranjak aku menahannya dengan menarik tangannya.

"I know something is up."

Kai menatapku, aku bahkan dapat melihat jakunnya yang naik turun seolah ingin mengatakan sesuatu namun sulit. It must be something related to Krystal. Aku yakin seratus persen.

"Krystal."

Nah, benarkan apa yang jadi tebakanku.

"Okay, Krystal kenapa?"

"Dia mau ketemu aku, nanti malam di Jenja. Sendiri."

Lagi-lagi aku menarik nafas panjang, mengatur nafasku dan menahan emosiku agar tidak keluar sia-sia. Mau apa lagi sih wanita itu, kenapa baru sekarang dia mengejar Kai kembali disaat dia sudah bersamaku? Emang gak bisa ya dia cari cowok lain aja? Rentetan kekesalan terus bermunculan di dalam isi kepalaku.

"Terakhir kali aku izinin kamu pergi kamu beneran gak kembali. Maaf aku egois, tapi aku gak mau kamu pergi nemuin dia sendiri."

Kai terdiam lalu tiba-tiba saja dia menarikku ke dalam dekapannya.

"Aku gak akan pergi lagi dari kamu."

"Tapi aku juga gak mau jadi orang yang egois, Kai." Aku menarik diriku dari pelukannya untuk menatap Kai lekat-lekat. "I'll come with you."

Kai kemudian tersenyum dan kembali memeluk aku dengan erat tapi kali ini aku dapat bonus kecupan tepat di keningku.

"Okay, kita hadapin dia bersama ya, sayang."

"Of course!" Seruku. "Udah gih, sana kamu mandi. Gak perlu aku mandiin kan?" Lanjutku sambil menggodanya.

"Emang kamu mau mandiin? Aku sih oke-oke aja."

Kampret, aku malah dapat serangan balik.

"Idiiiih dasar ganjen!"

Kai terbahak. "Kok ganjen sih? Kan aku cuma nyamber umpan yang udah kamu lempar aja."

Yours Truly • Kai x Jennie •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang