Chapter 12: Mistake & Regret

7.7K 1.2K 140
                                    

Jennie's

Awalnya, aku memang tidak mau untuk datang ke Fable namun ternyata bisikan-bisikan kurang ajar di dalam kepalaku lagi-lagi lebih mengedepankan ego ku, terlebih ketika Daniel yang memintaku untuk datang.

Sebelum meninggalkan apartemenku, Sonya berkali-kali bertanya padaku. "Lo yakin mau pergi?"

Aku hanya mengangguk mengiyakan.

"Lo gak perlu dateng kalo emang gak mau, Jen."

"Lo bilang tadi gue harus cari tau apa yang gue rasain kan, Nya. So, here I am trying to figure it out."

Sonya mulai menstater mobil mini cooper-nya, matanya sekilas menatapku sebelum beralih ke jalanan yang ada di depannya.

"Okay. Good luck, Jen."

Aku tersenyum lemah dan deru mesin mobil Sonya pun mulai terdengar menyapu keheningan Jakarta di tengah malam.

Sonya memacu mobilnya dengan kecepatan sedang. Aku hanya berharap kalau keputusanku untuk pergi malam ini bukanlah sesuatu yang salah. Namun, beberapa kali aku menyangkalnya, ada rasa bersalah yang menelanku hidup-hidup.

Tidak seharusnya aku pergi tanpa berbicara terlebih dahulu pada Kai dan perasaan ini sungguh menggusikku.

Tepat pukul 01:00 aku dan Sonya tiba di Fable, setelah parkir kami segera masuk ke dalam dimana suasana malam itu sudah cukup ramai. Kepulan asap rokok membuatku kesulitan bernafas, aku selalu benci tempat seperti ini. Bukan berarti aku gak suka party aku cuma benci bagaimana bebasnya asap rokok berkeliaran di tempat-tempat seperti ini.

"Sonya!"

Dari kejauhan Kak Ongky sudah melambaikan tangannya pada Sonya. Dengan penuh susah payah, kami pun menerobos kerumunan orang-orang yang sudah memadati dance floor untuk dapat mencapai tempat dimana Kak Ongky berada.

"Wah Jennie dateng juga."

Aku tersenyum pada Kak Ongky yang aku harap gak bakalan resek malam ini.

Lalu, dari sudut mataku, aku dapat melihat Daniel duduk di salah satu sudut sofa, walaupun aku tidak melihatnya secara langsung namun aku dapat merasakan tatapan matanya yang sedang mengamatiku.

Tak lama, Ongky menarik tangan Sonya, seakan ini merupakan settingan yang sengaja mereka plot agar membiarkanku berduaan saja dengan Daniel. Sungguh, aku tidak pernah merasa setidak tenang ini.

"Hai Jen..."

Aku terperangah saat aku merasakan sentuhan tangan Daniel yang menyentuh pinggangku yang kemudian ku singkirkan tangannya dari pinggangku.

Matanya terpaku padaku untuk sesaat, namun perlahan senyumnya tersimpul.

Seharusnya, hatiku berdebar saat melihat senyum itu, seharusnya hatiku tidak akan setenang ini.

"Hai Kak Daniel." Sapaku sembari tersenyum yang kubuat se-normal mungkin.

"Gue kira lo gak mau dateng." Daniel berucap. Lalu menawari diriku segelas beer. "Minum?"

Aku pandangi segelas beer yang ada di tangannya, ragu, haruskah aku menolak atau menerimanya.

"Gak dicampurin apa-apa kok, Jeeeen."

Yours Truly • Kai x Jennie •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang