Chapter 28: Mutual Agreements

6.8K 936 157
                                    

Kai's

"Now, answer me this one, do you love me or not?"

Bibir gue terkatup rapat saat Jennie melontarkan pertanyaan sakral tersebut tepat di depan wajah gue. Saat itu gue hanya bisa membisu dan memejamkan kedua mata gue karena gue tau detik dimana mata kami saling bertemu, dia akan melihat semua perasaan gue, semua rasa cinta gue ke Jennie.

But what do you expect for all of this madness? Tentunya gue harus kembali berbohong dan mengunci rapat perasaan gue biar Jennie tidak bisa melihatnya.

"I don't love you."

"I know you are lying to me right now."

And the least thing that I have never expected was her kissing me. Gue sangat tidak mengantisipasi apa yang akan Jennie lakukan saat dia tiba-tiba saja merengkuh wajah gue dengan kedua tangannya yang halus dan menarik wajah gue untuk mendekat di bibirnya.

Bibir Jennie menyentuh lembur bibir gue and that moment when her lips touched mine I know I'm gonna lose it. Tubuh gue seakan bereaksi diluar kendali gue saat Jennie bertubi-tubi mencium bibir gue dengan lembut dan detik itu, segala pertahanan yang sudah gue tata dengan baik—pertahanan yang gue kira terlihat kokoh itu—hancur dalam sekejap hanya karena sebuah ciuman dari Jennie.

Persetan dengan semuanya, gue hanya ingin balas menciumnya and I did it. Gue tarik tubuh Jennie mendekat dan gue balas ciumannya. Jennie membuka bibirnya, mengizinkan gue untuk menciumnya lebih dalam. I don't wanna lose it so I did everything that I could to let her know that I was wrong. Saat itu gue hanya ingin Jennie tau semua yang gue rasakan melalui ciuman ini: semua rasa frustrasi gue, semua rasa bersalah gue, dan semua rasa cinta gue untuk dia.

Jennie menarik bibirnya dari bibir gue. Jennie berusaha mengatur nafasnya yang tersengal, nafas gue pun sama memburunya dengan Jennie.

Mata kami terkunci satu sama lain, namun sekali lagi Jennie selalu selangkah lebih maju dari gue. Jennie berbisik. "I know you are still in love with me."

She knows it all the time. Gue hanya bisa terdiam membisu saat Jennie mengatakan hal yang seharusnya dia tidak boleh tau. Kami saling menatap untuk beberapa saat dan seolah gue baru aja dapat ilham—gue biarkan seluruh pertahanan gue hancur. Persetan dengan semuanya, I just wanted her one and only.

Gue tarik tubuh Jennie ke dalam pelukan gue dan gue peluk erat tubuh mungilnya. Lo gak akan ngerti sebanyak apa gue kangen meluk Jennie kaya gini.

"Fuck everything, I just wanna say I love you so much, Jennie." Akhirnya, keluar sudah kata-kata yang gue tahan setengah mati.

Tangis Jennie pecah dalam pelukan gue, tapi gue tau dia menangis karena akhirnya, pacarnya yang tolol ini sudah kembali ke akal sehatnya.

"Say it to me once again."

Okay, gue tau gue emang bodoh banget sama yang namanya mengekspresikan perasaan. Tapi kali ini gue harus mengusahakannya, demi Jennie, demi Sayangnya Gue. Damn, it's been a long time not to call her as Sayangnya Gue ternyata.

"I love you so much, this time I mean it."

Jennie kemudian tersenyum manis pada gue. Bangkek, sekarang gue sadar kenapa gue hampir aja gila sebulan ini, karena senyum dia lah yang paling gue rindukan. Sayangnya Gue kalo senyum tuh emang selalu bikin hati gue nyess, kaya minum adem sari.

Yours Truly • Kai x Jennie •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang