Tiga!

115 15 0
                                    

Maybe yes! Maybe No

***

Disinilah geng rantang berada. Memilih-milih kado yang tepat untuk diberikan kepada Givana. Siapa yang sangka mereka ada disini ? Bukan di mall atau toko boneka! Melainkan di toko helm. Benar-benar gila ide Atalla. Atalla memberi ide kepada Senja, untuk membelikannya helm full face sebagai kadonya. Kado yang paling romantis bukan ?.

"Gila! Lo mau beliin Givana helm ja ?" Pekik Gatran yang bingung dengan ide Atalla

"Iya. Gue juga bingung mau beliin Givana kado apa. Givana juga bukan cewek menye-menye yang suka kalo dikasih boneka, coklat, bunga. Jadi gue ikutin saran Atalla" jelas Senja sambil memilih helm full face untuk Givana

"Iyaudah. Terus pesta kejutannya gimana ?" Tanya Gatran antusias

"Gak gimana-gimana" jawab Senja enteng. Kalo di tempat mereka berada sekarang tidak ramai, mungkin Gatran akan menendang Senja sampai tersungkur.

"Lo itu pacaranya bukan si!" Gatran emosi

"Bukan" lagi-lagi Senja hanya menjawab dengan santai

"Haa?" Pekik Gatran dan Atalla berbarengan

"Gue masa depannya!" Jawab Senja dengan penuh kebanggaan

"Oke. Gue ada usul nih!" Gatran tersenyum ke arah Senja dan Atalla

"Apa ?" Tanya Atalla dan Senja berbarengan

"Gimana kalo lo langsung kasih hadiah ke Givana ? Kan biar jadi orang pertama yang kasih Givana kado!" Atalla menjitak kepala Gatran. Harus dijitak berapa kali lagi, agar otak Gatran berpikir baik dan benar. Orang-orang di sekitarnya melihat ke arah geng rantang, ada yang melihat terpesona, ada yang ingin mendekat, ada juga yang ingin berfoto.

"Kalo Senja kasih Givana sekarang, jadi gak spesial dongo!" Atalla menahan emosinya agar tidak keluar

" yaudah kasih seminggu setelah dia ulang tahun aja!" Kali ini Senja yang menjitak kepala Gatran

"Kalian dua kenapa si jitak kepala shawn mendes mulu!, nanti kalo shawn geger otak gimana ?" Gatran mengusap kepalanya

"Gue udah dapet yang gue pengen, untuk urusan pesta kejutan biar kita bahas nanti oke!" Geng rantang menuju kasir untuk membayar helm yang mereka beli. Selama di perjalanan geng rantang terus membahas tentang pesta kejutan yang aka  diberikan Senja kepada Givana.

"Kalo kata gue nih! Kita itu hias taman komplek rumah Givana pake lilin!" Gatran memberi saran

"Iya nanti gue yang jagain lilinnya, lo keliling!" Ujar Atalla terkekeh

"Gue punya cara simple buat rayain ulang tahun Givana!" Gatran dan Atalla menoleh ke arah Senja

"Apa?" Tanya Gatran dan Atalla

"Tapi gue butuh bantuan lo hari ini oke ?" Senja membisikan sesuatu kepada mereka berdua.

"Gue bangga punya sahabat kaya lo jaja!" Gatran menepuk-nepuk pundak Senja.

"Ayo kita langsung ke tempatnya aja!" Ajak Senja. Mereka pun pergi ke tempat yang Senja maksud.

Di lain sisi

Givana gusar. Pasalnya sedari tadi Senja tidak mengabarinya. Senja tidak terlihat saat pulang sekolah. Givana kesal sendiri, kemana Senja? Sangat sibukkah ia ? Sampai lupa mengabari Givana yang mulai khawatir.

"Senja kemana si!" Givana berdecak sebal

" kenapa Gi ?" Tanya Dwi Sagita Oktaviani. Teman sekolah Givana, yang kebetulan sedang bermain di rumah Givana

"Si Senja, belum ngabarin daritadi! Gue kesel banget sama dia. Apa jangan-jangan dia lagi asik berduaan sama cewek lain!" Givana menduga-duga hal yang belum tentu terjadi

"Heh! Gigi motor! Lo gak boleh suudzon sama si Jaja!. Inget ya, ada yang lebih mengerikan daripada friendzone, yaitu suudzon!" Dwi kesal dengan Givana

"Habisnya mau gimana lagi wil! Gue kesel sama Senja, kenapa dia gak kabarin gue daritadi. Kenapa dia begitu sibuk sampai satu chat dari gue pun gak dibales!" Mata Givana berkaca-kaca. Memang benar Givana dan Senja tidak bisa jauh dari satu sama lain.

" udah. Mungkin dia lagi latihan futsal sama temennya, atu handphonenya mati, lo harus terus berfikir positif gi" Dwi menenangkan Givana yang terlihat sangat khawatir.

Geng rantang sudah sampai di suatu tempat. Ya disinilah geng rantang sekarang! Di sebuah panti asuhan daerah bandung. Senja memang memiliki ide sederhana, dia tidak ingin membuat pesta yang nantinya akan membuang biaya yang cukup banyak, tidak! Bukannya Senja pelit atau perhitungan. Namun, bukankah lebih baik melakukan satu hal yang bermanfaat bagi orang lain. Geng rantang menghampiri seorang wanita paruh baya.

"Assalamu'alaikum ibu" Senja mengucap salam lalu menyalami tangan ibu panti

"Wa'alaikumssalam. Ada maksud apa ya kalian datang kesini ? " ibu panti menanyakan maksud kedatangan geng rantang

"Jadi gini bu. Pacar saya besok ulang tahun, saya ingin meminta izin untuk merayakannya bersama anak panti disini" jawab Senja. Ibu panti pun mengangguk dan tersenyum

"Dengan senang hati, anak-anak disini pasti akan senang dengan acara tersebut" ujar ibu panti.

"Kita juga mau meminta izin untuk mendekor salah satu ruangan disini bu" kali ini Atalla membuka suara

"Oh iya. Kapan mau mendekor ruangan ini ? " ibu panti bersikap sangat ramah

"Hari ini bu, soalnya ulang tahunnya besok" ucap Gatran dan tersenyum ke arah ibu panti. Gatran dan Atalla pergi membeli bahan-bahan yang diperlukan untuk mendekorasi, sedangjan Senja menghibur semua anak panti dengan bernyanyi dan bermain.

Bahan-bahan sudah siap semua. Senja, Gatran dan Atalla di bantu beberapa anak panti, mulai menyiapkan ruangan tersebut. Hingga malam hari. Senja tidak tahu, bahwa Givana sangat mengkhawatirkannya.

Namaku SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang