Lima!

90 14 0
                                    

Because you're mine! And iam yours
♡♡♡

Tiba-tiba. Semua lampu di ruangan tersebut menyala, Givana menatap takjub ruangan itu. Dekorasi yang sangat indah. Terdapat balon huruf yang tersusun membentuk nama Givana. Ada ayah, bunda, Gatran, Atalla, Dwi, serta anak-anak panti yang sedang menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Air mata Givana berderai, ia sangat terharu bercampur bahagia

"Ayah,bunda!" Givana menghampiri orang tuanya dan memeluknya

"Anak ayah sudah besar. Ini kado buat kamu" ayah memberikan kotak yang terbungkus rapi pada Givana. Givana ingin membukanya

"Tiup lilin dulu" perintah bunda. Givana memejamkan matanya mengucapkan do'a di dalam hatinya aku harap, ayah dan bunda selalu ada di sisiku. Senja selalu ada bersamaku Givana meniup lilin, dan suara tepuk tangan mengema di seluruh ruangan. Givana memotong kue.

"Potongan pertama buat ayah dan bunda!" Givana menyuapi ayah dan bunda

"Yang kedua buat...."

"Buat gue kan ya" Gatran penuh percaya diri

"Ogah! Gue mau kasih buat Dwi" Givana menyuapi Dwi

"Suapan ketiga buat Senja" Senja tersenyum ke arah Givana. Givana menghampiri Senja, dan menyuapkan potongan kue ke dalam mulut Senja

"Nih!" Gatran memberikan kotak kecil yang terbungkus kertas pink pada Givana

"Makasih Gatran!"

"Yang ini dari gue" Atalla menyodorkan kotak yang lumayan agak besar kepada Givana.

"Gi, aku mau ngomong sesuatu sama kamu" Givana mengangguk dan mengekor di belakang Senja. Mereka berjalan menuju taman belakang panti asuhan tersebut

"Selamat ulang tahun my sweetheart. Semoga yang di cita-citakan tercapai. Semua usaha yang dilakukan mendapat hasil yang memuaskan. Berbakti kepada ayah dan bunda, makin sayang sama Dwi. Tambahin lagi rasa sayang untuk aku. Pokonya yang terbaik buat kamu. Ini aku ada kado buat kamu" Givana menerima sebuah kotak yang berukuran besar.

"Jadi, kamu susah dikabarin. Ternyata mau rencanain ini semua ?" Senja mengangguk. Givana tersenyum senang dan langsung memeluk Senja

"Senja. Maafin aku, aku udah mikir yang enggak-enggak tentang kamu" Givana menyesal. Dia menangis dalam dekapan Senja

"Gak apa-apa" Senja mengelus punggung Givana memberikan cinta yang sangat dalam pada Givana. Senja melepas pelukannya dan menatap lekat manik mata milik Givana.

"Sayang, buka kadonya ya" pinta Senja, Givana mengangguk dan mulai membuka kadonya secara perlahan.

Givana mengernyitkan dahinya.

"Helm?" Givana menatap Senja, yang di tatap malah nyengir kuda

"Habisnya aku bingung na, kamu gak menye-menye. Mau beli alat make up, kamu aja cuma pakai bedak bayi kalo sekolah, mau beli boneka. Gaada yang jual boneka santet gi, kalo bikin gak akan keburu" jelas Senja. Givana memukul bahu Senja

"Full face lagi"

"Gak apa-apa. Biar kalo di jalan, orang gak takut liat muka kamu" goda Senja, Givana hanya mengerucutkan bibirnya.

Namaku SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang