Delapan!

61 6 0
                                    

Kita saling ada, bukan berarti  untuk melengkapi. Bisa jadi hanya sekedar tempat singgah saat lelah datang
***

Senja tidak menjeput Givana, tidak mengabari Givana pagi ini. Biasanya saat seperti ini, maka Senja akan spam chat sampai membuat Givana kesal. Givana tidak tahu apa yang terjadi pada Senja. Yang terpenting nanti, ia akan membicarakan hal ini dengan Senja. Untuk meluruskan semuanya.

"Givana!" Panggil Gatran yang berlari ke arahnya.

"Iya Gat kenapa ?"

"Senja mana ?" Givana menggeleng , ia tidak tahu Senja dimana, Senja tidak terlihat dimanapun

"Ko lo gatau Na ?"

"Gue emang gatau Gat, gue kan gak bareng sama dia" Gatran mengernyitkan dahinya heran. Tidak seperti biasanya Givana berangkat tanpa Senja

"Itu dia!"  Gatran menunjuk Senja, dan melambaikan tangannya, menyuruh Senja untuk menghampirinya. Senja berjalan santai menuju keduanya.

"Kenapa Gat ?" Tanya Senja

" ko lo gak bareng Givana ?"

"Gak apa-apa" Senja pergi meninggalkan Givana dan Gatran. Hati Givana sesak, mengapa Senja seolah tidak melihat kehadiran Givana. Gatran yang melihat hal tersebut langsung menepuk pundak Givana

"Mungkin dia lagi unmood aja Gi" Givana mengangguk dan pergi meninggalkan Gatran. Givana berusaha mati-matian untuk menahan agar air matanya tidak terjatuh. Setelah sampai di kelas, Givana langsung melipat kedua tangannya di atas meja dan membenamkan wajahnya. Givana tertidur saat jam pelajaran kosong. Givana lelah dan butuh istirahat sejenak, untuk apa tubuh istirahat, sedangkan hati yang merasa lelah ?.

Berbeda dengan kelas Senja. Suasana hening, karena wali kelas ingin mengenalkan murid baru. Senja terfokus pada buku pelajaran yang dibacanya, tidak peduli dengan suasana sekitanya.

"Ayo, silahkan perkenalkan nama kamu!" Perintah bu Tita selaku wali kelas Senja

"Perkenalkan nama saya, Evelina Fransisca Monica!"

Jleb!

Senja menghentikan aktivitasnya dan mengarahkan pandangannya ke depan. Benarkah yang ia lihat ? Evelina bersekolah disini ?. Senja tidak percaya sekaligus bahagia. Tunggu! Mengapa Senja merasa bahagia ? Ini tidak bisa dibiarkan

"Jelaskan pada teman-teman kamu, kamu pindahan darimana, dan alasan kamu pindah sekolah!"

"Saya, pindahan dari salah satu Sekolah di Australia. Alasan saya pindah ke sini, karena papa saya ingin mengurus bisnisnya yang berada di indonesia" Evelina tersenyum ke arah semuanya, seisi kelas terpana, tak terkecuali Senja. Senyum Evelina seolah membius semua teman-temen Senja

"Nah, terimaksih. Kamu boleh duduk di samping Senja. Kebetulan dia duduk Sendiri" Evelina mengangguk sopan dan berjalan ke arah Senja. Senja gugup! Bingung ala yang akan ia lakukan, terlihat biasa saja atau harus antusias ? Rasanya Senja sangat bahagia hari ini.

"Ja! Aku duduk disini gak apa-apa kan ?" Senja mengangguk dan tersenyum. Jika terus-menerus seperti ini, sudah dipastikan jantung Senja melorot dari tempatnya.

Namaku SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang