Duapuluhdua!

34 4 3
                                    

Gak tahu siapa yang salah disini, tapi gue rasa kita emang harus punya sedikit jarak, agar kita saling paham kalau sebenarnya kita saling membutuhkan

*****

Senja menghampiri Mika, matanya sedikit berair. Givana bingung, mengapa respon Senja sangat berlebihan terhadap Mika.

"Lo beneran Mika ?" Air mata Senja lolos turun ke pipinya, Givana masih berdiri di posisi semula

"Aku Mika, paduka Raja!" Senja langsung memeluk erat Mika, Mika membalasnya tak kalah erat. Givana sedikit sulit mengatur napasnya.

"Kemana aja Tuan putri selama ini ?" Senja masih memeluk Mika, melupakan Givana yang sudah sesak dengan pemandangan di hadapannya

"Aku ada di negri lain" Mika semakin mempererat pelukannya, menatap Givana dengan tatapan rival dan tersenyum licik ke arah Givana. Givana tertawa kecil, Mika itu Axel kedua Givana membatin

"Kenapa baru kembali sekarang ?" Senja melepaskan pelukannya

"Biar kamu rasain, artinya rindu itu apa!"

"Tapi setiap hari aku kangen sama Tuan putri" Senja tersenyum begitu manis pada Mika

"Paduka raja tahu, Tuan putri bakalan sekolah disini"  Senja sangat gembira, benarkah Mika akan bersekolah disini ?

"Mika pindah kesini ?"

"Iya, Mika bosan tinggal di Jepang terus"

"Kapan mulai sekolah disini ?"

"Besok"

"Kenapa pilih Smk sriwijaya ?"

"Mika sekolah disini, setelah tahu Senja sekolah disini" Givana ingin pergi saja rasanya, ia tidak cemburu. Namun hanya merasa bahwa sudah dua tahun berpacaran dengan Senja, tetapi Givana tidak mengetahui apa-apa soal kehidupan Senja.

"Wah jadi kelas sepuluh dong"

"Iya jadi adik kelas paduka Raja" Senja mengacak rambut Mika dengan gemas, tak menoleh sedikitpun ke arah Givana. Baru beberapa langkah Givana menjauh, suara berat itu memanggilnya

"Givana!" Givana terpaksa menghampiri mereka berdua

"Mika, kenalin ini pacar aku. Givana" Givana tersenyum kikuk, dan menyodorkan tangannya untuk berjabat dengan Mika. Namun respon Mika di luar dugaan Givana, Mika mengabaikan tangan Givana yang masih mengapung di udara

"Paduka raja, bisakah kita menghabiskan waktu bersama hari ini ?"

"Tentu, permintaan Tuan putri akan segera dikabuli"

"Gue gimana ?"  Givana mulai membuka suara

"Kamu ikut sayang" Senja mengusap kepala Givana penuh kasih sayang. Givana tersenyum, ternyata Senja masih ingat dengannya

"Tapi Tuan putri maunya berdua aja sama paduka Raja"

"Gak apa-apa ko kalo kalian mau jalan berdua, nanti aku minta Gatran buat jemput" Givana terpaksa merelakan

Namaku SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang