DuapuluhDelapan!

50 5 0
                                    

Selesai ?

*********

"Kita berakhir!" Satu kata yang keluar dari mulut Givana, membuat Senja merasa tubuhnya terhempas ke Dimensi lain. Dimana sekarang kakinya berpijak ? Sepertinya ia sudah tidak menapak lagi di bumi

"M-maksud kamu ?" Senja terbata. Terkejut dengan pernyataan nyata Givana

"Kita selesai" Givana tak berekspresi. Membuat Senja bingung, sebenarnya apa yang Givana rasakan

"Kita sampai disini ?" Givana mengangguk lemah

"Why ?"

"Tanya sama diri kamu sendiri. Apa penyebabnya, karena aku juga gak tahu apa yang sekarang aku rasa" Senja tahu Givana berbohong. Ia hanya berucap tanpa berfikir. Semua ucapannya hanya omong kosong belaka

"Kamu bohong" Senja menilik mata Givana. Tatapannya begitu kosong, sampai Senja bingung apa yang ia lihat disana

"Enggak! Aku serius"

"Kamu bohong!"

"Enggak!"

"Aku tahu dari mata kamu. Dan itu bohong!"

"CUKUP JA! AKU MUAK DENGAN SEMUANYA!" Senja langsung memeluk erat Givana. Givana membalasnya tak kalah erat. Ia sangat merindukan Senjanya ini

"Jangan ambil keputusan saat marah, kalau kamu udah merasa baikan. Boleh jadi nanti kamu menyesalinya"

"Bisa gak si Ja. Kamu jangan nyakitin aku"

"Maaf Na maaf. Aku emang bodoh. Kamu boleh maki aku, tapi jangan diemin aku kayak gini, ini lebih menyiksa"

"Apa maaf yang kemarin terlalu basi ?" Iya. Harus Senja akui. Ia sangat bersalah membuat Givana harus merasakan hal ini kedua kalinya

"Na. Jangan gitu!"

"Kamu selalu narik ulur perasaan aku Ja. Entah bagaimana, sebesar apapun aku kecewa sama kamu. Tapi aku gak bisa ninggalin kamu" Senja mencium puncak kepala Givana

"Makasih Na. Kamu terus mengalah"

"Ja. Hati aku sakit" Senja langsung mencium lama kening Givana. Givana langsung tertawa

"Ja. Yang sakit hati aku, kenapa kamu cium kening aku"

"Oh masih kurang ya" Senja langsung mencium Givana bertubi-tubi

"Ihhhh! Geli!" Givana langsung mendorong tubuh Senja

"Tapi itu masih kurang" Senja langsung memeluk Givana

"Jangan kayak gini lagi ya. Aku kangen soalnya"

"Gak akan! Aku janji---"

"Jangan janji. Kamu juga pernah ngomongin ini berkali-kali"

"Oke. Aku akan berusaha bahagiain kamu dengan segala cara yang lebih dari kata terbaik"

"Aku butuh waktu"  Senja menatap Givana penuh penjelasan

"Aku gak bisa Na. Aku kangen kamu"

Namaku SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang