sembilan!

69 7 0
                                    

Kamu curang, kamu datang sebentar untuk menorehkan luka yang akan lama sembuhnya
_Givana Natasha Katrine_

"Itu Senja sama Evelina kan?" Givana tertawa hambar dengan air mata yang berurai. Gatran ingin turun dan menghampiri mereka berdua, namun ia urungkan niatnya karena Givana mencegahnya. Givana menggeleng dan tersenyum penuh arti pada Gatran

"Biarin dia lakuin hal sesuka dia, dia akan sadar. Kalo ada hati yang patah dengan semua perlakuan dia, kita tunggu waktu yang jawab. Tuhan adil. Tuhan gak akan menaruh rasa sakit ini berlama-lama" Givana tersenyum tulus. Gatra  sangat menyukai satu sisi ini dari Givana. Karena Givana memiliki hati yang sempurna ketulusannya

"Tapi gimana dengan lo Na ?"

"Gue baik Gat. Selama ada lo, Atalla, dan Dwi disamping gue. Jadi, jangan pernah kalian tinggalin gue Gat."

"Gak akan Na!" Gatran melajukkan motornya menuju rumah Givana. Sepnjang perjalanan, Givana hanya tersenyum menatap kosong jalanan yang mereka lalui. Sesampainya dirumah Givana turun dan mengucap terimakasih pada Gatran. Saat Givana ingin membuka pagar rumahnya, ada tangan kekar yang mencegahnya. Givana menoleh dan tersenyum

"Kenapa ?" Givana betanya dengan wajah santai

"Ngapain pulang sama Gatran ?" Tanya Senja. Ya orang itu Senja

"Dia ngajak aku pulang"

"Ngapain hah! Terus kalo kamu gak pulang sama aku, pulang sama Gatran ? Aku lihat Na! Kamu naik motor Gatran. Kamu gak tahu kan hati aku sakit Na! Setelah Gatran siapa lagi Na! Kamu gak bisa hargain aku!"

"Ja! Kamu mikir gak ? Disini kamu yang nyakitin aku! Kamu bohong sama aku soal latihan basket! Terus di kafe siapa itu Ja! Evelina kan ?. Terus ngapain kamu kesini ? Evelina kamu tinggal di kafe!"

Senja bungkam. Ucapan Givana benar-benar menampar hatinya, ia tidak bisa berkata-kata.

"Ja! Aku tahu kamu jenuh! Tapi gak gini caranya, bersikap sesuka kamu, seolah kamu gak nyakitin hati siapa-siapa. Mikir ja! Aku berusaha mati-matian perjuangin kamu! Tapi kamu malah mati-matian mau matiin aku!. Terus Ja kamu lakuin hal yang bikin aku mati rasa!" Givana meninggalkan Senja sendirian. Berlari ke kamarnya dan mengunci pintu kamarnya, beruntung dirumah sedang tidak ada orang. Givana menangis sejadi-jadinya. Batinnya berkecamuk Givana terus memukul dadanya, sekan ingin meredakan rasa sakit di hatinya.

Di luar, Senja menaiki motornya dan melajukkan dengan kecepatan di atas rata-rata.

Givana harus bersikap tegar. Untuk menutupi semua kekacauan yang terjadi dalam hatinya. Hingga Givana tertidur merajut mimpi yang sangat indah.

Givana bangun dan bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, setelah selesai Givana keluar dengan mengenakan kaos santai dan celana jeans pendek sebatas paha. Givana meraih handphonenya di atas nakas. Dan mulai mencari nama kontak Senja. Mengetikkan sesuatu dengan air mata yang mengikutinya. Sesekali Givana tertawa, dengan perlakuan Senja. Tertawa saat air mata mengalir, itu adalah kebohongan besar!. Setelah selesai Givana mengirimi pesan tersebut pada Senja. Merebahkan tubuhnya di atas kasur karena kepalanya mendadak menjadi berat.

***

Senja masuk ke dalam kamarnya. Seperti biasa, rumahnya selalu sepi sepeti tak berpenghuni. Menaiki tangga satu per-satu menuju kamarnya. Menghempaskan tubuhnya di atas kasur dan menatap langit-langit kamarnya. Memutar kembali kejadian akhir-akhir ini.

Namaku SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang