DuapuluhTujuh!

39 8 0
                                    

Kita berakhir

******

"Nice!"  Orang tersebut bertepuk tangan sambil tersenyum miring

"Jangan disini. Gaenak sama orang dirumah Givana"

"Lo mau dengan cara apa!" Dia masih betah dengan sikap dinginnya

"Dengan cara baik-baik"

"HEY ! GAK ADA YANG BAIK-BAIK AJA DISINI!" Senja mulai meninggikan suaranya

"Jangan childish! Kita cari tempat lain buat berdiskusi. Givana lagi istirahat!" Senja mengangguk dan mengikuti kemana Axel pergi. Axel mengajak Senja pergi ke taman komplek rumah Givana. Tidak terlalu sepi. Mungkin memang tempat ini baik untuk berdiskusi

"Jadi ?"

"Kenapa lo selalu coba dekatin Givana!" Senja mulai berapi-api

"Gue ? Lo yang kasih peluang buat gue deketin Givana" Senja menarik kerah kaos yang dikenakan Axel

"Lo! Mau jadi orang ketiga buat di hubungan gue sama Givana! Lo gak tahu malu atau apa! Pecundang kayak lo gak pantes buat Givana!" Senja menghempaskan tubuh Axel. Untungnya Axel dapat menahan agar tidak terjatuh

"Bagus! Lo bicara tentang keburukan lo sendiri dihadapan gue. Pecundang seperti lo! Gak pantes dapetin wanita penuh ketulusan seperti Givana! Lo harusnya lihat gimana dia bilang mau memperbaiki hubungannya sama lo! Makin tersiksa nantinya lo sama ketulusan yang Givana kasih!" Senja bergeming. Axel mengambil kesempatan untuk menyadarkannya

"Sekarang lo diam kan! Kenapa lo bersikap demikian Ja! Givana selalu bersikap seolah disini dia yang paling bersalah, makanya dia semangat mau membenahi hubungannya! Mikir Ja! Sulit buat Givana pura-pura baik di hadapan lo! Lo tega bikin Givana nunggu empat jam di halte! Lo seharusnya lihat wajah pucat milik Givana waktu itu! "

"Lo yang ngambil kesempatan buat hancurin hubungan gue dan Givana!" Senja menunjuk tepat ke wajah Axel. Axel menepis tangan Senja

"Apa! Lo yang kasih gue kesempatan! Gue pernah bilang sama Givana. Gue gak akan rebut dia dari lo, kecuali memang di datang sendiri. See ? Sekarang lo yang suruh Givana buat menjauh dari kehidupan lo. Lo gak akan bisa sayang sama Givana! Semua perlakuan lo itu kelewat bodoh!"

"Lo gak tahu apa-apa"

"GUE EMANG GAK TAHU APA-APA! TAPI GUE JAUH LEBIH SAYANG GIVANA DIBANDING LO!" Axel naij pitam. Sepertinya ia memang tulus menyayangi Givana

Senja terduduk lemas di kursi taman. Memegangi kepalanya yang sebentar lagi akan meledak

"Apa gue jahat ?" Suara Senja melirih

"Banget!"

"Gue keterlaluan ?"

"Iya" Axel ikut duduk di samping Senja

"Gue harus apa ?" Senja benar-benar sakit hati melihat gadisnya sangat menyayangi cowok brengsek seperti dirinya

"Perbaiki semuanya. Mulai dari awal, coba jangan egois. Gak semua hal yang lo lakuim ke Givana itu bisa termaafkan. Gak semua kata baik-baik aja lo bisa percaya. Lo harus tahu Ja!" Senja memandang wajah Axel

"Mika mau hubungan lo dan Givana hancur!" Senja memebelalak terkejut. Benarkah ?

"Tapi Mika adik gue" kenyataan seperti apa lagi yang harus dihadapi Senja

Namaku SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang