Duabelas!

60 6 0
                                    

Emang lagi manjah. Lagi pengen dimanjah:v

-Jaja ganteng
***


Givana aku laper

Kayaknya aku mau pingsan deh

Jangan pulang sampai besok

Kepala aku pusing

Tangan aku bisa sembuh gak ?

Givana pusing. Meladeni sifat Senja yang seperti anak kecil. Rasanya Givana ingin menelan Senja hidup-hidup jika seperti ini. Dekat dengan Senja, Givana menjadi sosok ibu yang sangat baik

"Aku mau pulang, akukan belum mandi Senja" Givana mencoba memberi pengertian pada bayi besarnya ini:v

"Gausah. Nanti kalau aku mau makan siapa yang suapin" Senja mengerucutkan bibirnya, yang membuat Givana ingin melepar highheels ke arah Senja

"Makan sendiri bisa Ja. Tangan kamu kan gak patah dua-duanya"

"Kamu gimana si. Tangan aku yang satunya lagi tuh pegal Givana" stok kesabaran Givana mulai habis.

"Kamu tuh nyebelin banget si!"

"Nyebelin atau ngangenin? "

" Senja aku serius!"

"Givana minta diseriusin ? Nanti ya. Aku kan masih sekolah"

Ya tuhan, apa yang harus Givana lakukan saat menghadapi makhluk se absurd Senja

"Gi! Pijitin aku dong"

"Manja!" Givana kesal, sangat keaal dengan Senja

"Emang lagi manjah, lagi pengen di manjah" Senja menyanyikan lagu syantik milik siti badriah yang sedang fenomenal tersebut

"Aku pulang dulu ya"

"Pulang sana!" Senja pundungan. Salah apa Givana ya tuhan, tolong siapapun yang membuat Senja seperti ini. Berhentilah, karena ini sangat merepotkan

"Aku pulang ya, nanti aku balik lagi sayang" Givana mengecup lembut kening Senja. Pipi Senja merona. Akhirnya trik Givana berhasil

"Iyaudah pulang aja Givana. Aku gak apa-apa ko sendirian disini" Senja begitu bersemangat

Givana keluar dari rumah sakit dan menyetop sebuah taksi yang lewat. Givana sangat lelah, menemani Senja dirumah sakit. Tetapi Givana tidak boleh mengeluh. Ini demi kesembuhan Senja.

Setelah sampai dirumah. Ia langsung diajukan berbagai pertanyaan dari bundanya

"Senja gak apa-apa Gi?"

"Gak apa-apa bunda. Cuma kaki sama tangannya aja ada yang patah"

"Itu kenapa-kenapa namanya Givana." Bunda sangat repot jika sudah menyangkut soal Senja

"Bunda repot banget si" sepertinya pulang kerumah bukan ide yang bagus

"Nana, Senja kan juga anak bunda. Jadi kalau ada sesuatu yang terjadi sama dia, jelas bunda bakalan khawatir lah"

Namaku SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang