"Jadi gimana? Lo mau anter gue?" Tanya Difa dengan dingin.
"Iya deh gue mau." Sahut Sela yang tengah memakan cireng kesukaannya di kantin Bi Ema.
Itulah sekilas percakapan antara Difa dan Sela yang sempat terdengar oleh Wina. Teman sekelas Lala.
Wina merasa penasaran dan akhirnya ia mengikuti Difa dan juga Sela. Ternyata , mereka berdua pergi ke ruang BP.
Untuk apa mereka ke ruang BP?
Ucap Wina dalam hati.Setelah beberapa menit kemudian merekapun keluar bersama. Difa terlihat sangat bahagia sekali saat berjalan beriringan dengan Sela. Senyum yang jarang Difa tunjukan kecuali ketika ia sedang sangat bahagia , dan kini senyuman itu terus mengembang di bibirnya.
"Harus gue kasih tau nih si Lala." Ucap Wina kepada dirinya sendiri.
***
Lala nampak diam saja hari ini. Ia hanya berbicara saat ditanya saja. Kelihatannya Lala kurang bersemangat gara-gara kejadian kemarin.
"Lagi ngapain La?" Tanya Wina yang tiba-tiba saja duduk disebelah Lala.
"Duduk." Jawab Lala singkat.
"Lo.. " Wina nampak sedikit ragu memberi tahu kejadian yang tadi ia lihat tentang Difa.
"Apa?" Tanya Lala heran.
"Ituu.. Hmmm.. Gu.. Gu gueee.." Wina gugup!
Kayak lagi ngobrol sama do'i aja pake gugup segala:v
Lala menatap tajam kerarah Wina.
"Apa?" Nampaknya Lala sudah mulai penasaran.
"Gue tadi liat Difa abis dari ruang BP berdua sama si itu temen sekelasnya yang cewek sih siapa namanya gue lupa.."
"Sela?" Tanya Lala dengan gemetar.
"Nah ituuu , iya itu Sela." Jawab Wina dengan sangat yakin sekali.
Whaaat whatt what?
Cobaan apa lagi ini Ya Alloh!
"Win,lo gak bohong kan?" Tanya Lala dengan mata yang mulai meneteskan air matanya.
"Eh La , hmmm.. Jangan nangis La. Gue... Guee cuma ngasih tau lo aja. Gue gak niat bikin lo sedih apalagi sampe nangis gini. Maafin gue La.." Ujar Wina dengan rasa bersalahnya.
"Jawab pertanyaan Lala , Wina! Itu semua bohong kan?" tanya Lala panik. Ia benar-benar sudah lelah dengan semua ini. Mengapa ia bisa jatuh cinta dengan orang seperti Difa yang jelas-jelas sering sekali menyakiti hatinya!
"Gu.. Gueee.. Gak bohong La.. Tapi lo coba tanya aja sama Difa langsung.." Ucap Wina mulai resah melihat keadaan Lala yang mulai pucat.
Tiba-tiba saja tubuh Lala lemas. Untuk berdiri saja rasanya ia sudah tak kuat. Setelah mendengar perkataan Wina barusan beberapa detik kemudian pun ... GELAP!
Lala pingsan!
Lala pun segera dibawa ke UKS lalu diantar pulang.
***
Mentari pagi mulai muncul. Sinar matahari pun mulai memancarkan sinarnya.
"La.. Bangun sayang ini udah pagi." Ucap Marisa membangunkan anak kesayangannya itu.
Lala nampak menggeliatkan tubuhnya sedikit. Terganggu karena suara mama nya yang sudah membangunkan nya pagi pagi sekali.
"Ini masih pagi ma.." Ucap Lala membuka matanya, bangun dari mimpi indahnya.
"Pagi ? Ini udah jam 06.30 sayang , kamu mau sekolah apa enggak?" Tanya Marisa lembut. Ia memang sosok ibu yang penyayang dan cenderung memanjakan anak anaknya.
"Kayaknya enggak deh ma , Lala masih pusing ditambah lagi tubuh Lala lemes banget ma." Ujar Lala yang siap untuk memejamkan matanya kembali. Meneruskan mimpi indahnya yang sempat tertunda.
"Yaudah kamu istirahat aja,kata dokter kamu harus banyak istirahat dan jangan terlalu banyak pikiran ya.." Perintah Marisa kepada sang anak. Ia sangat mengkhawatirkan keadaan anaknya yang satu ini.
"Dokter? Kapan Lala ke dokter ma?" Tanya Lala heran .
"Kemarin kamu pingsan disekolah nak , dan kamu diantar kerumah . Lalu ibu memanggil dokter untuk memeriksa keadaan kamu."
Lala hanya mengangguk pertanda mengerti.
"Yaudah ma , Lala istirahat lagi yaa.. Nice dream ma." katanya sambil memejamkan mata. Tertidur pulas.
***
"Eh nak Zahra,Cindy. Ayo masuk!" Ajak Marissa kepada Zahra dan Cindy.
Yaps! Zahra dan Cindy datang ke rumah Lala untuk menjenguk Lala. Mereka ingin mengetahui bagaimana keadaan Lala sekarang.
"Iya tante , makasih." Sahut keduanya sembari masuk ke rumah Lala.
"Lala dimana tante?" Tanya Zahra sambil mencari cari keadaan Lala.
"Lala di kamar , masuk aja Ra." Sahut Marisa.
Kedua teman Lala yang cantik-cantik itu segera menaiki satu persatu anak tangga yang ada dirumah Lala. Mereka memasuki kamar Lala. Nampak Lala sedang tertidur pulas di kasur empuk kesayangannya sembari memeluk boneka hello kitty pemberian Difa.
"Eh , kalian.. " Ucap Lala yang baru saja terbangun.
"Eh La , kita ganggu ya pasti lo lagi istirahat?" ujar Cindy yang merasa tak enak.
"Enggak kok , kayak sama siapa aja ihh.." Jawab Lala memamerkan senyuman manisnya.
"Gimana keadaan lo sekarang La? Lo udah mendingan?" Tanya Zahra sambil meraba raba tubuh Lala , bak dokter yang sedang memeriksa keadaan pasiennya.
"Lala udah gak papa kok Ra , cuma agak pusing dikit aja." Jawab Lala dengan lemas . Begitu lemasnya Sehingga Zahra tak tega melihat sahabatnya yang biasanya heboh tetapi sekarang jadi lemah seperti ini.
"Eh ngomong-ngomong lo kemaren kenapa sih pas udah ngobrol sama si Wina tiba tiba jadi pingsan gitu aja. Gak jelas banget tau gak!" Ujar Cindy dengan wajah aneh dan khawatirnya.
"Iya kenapa sih? Apa jangan jangan si Wina apa-apain lo?" Sahut Zahra yang tak kalah khawatirnya dengan Cindy.
"Lala gak tauuu.." Rengek Lala dengan suara yang amat pelan.
"Emang dia ngomong apa sama lo?" Tanya Cindy menyelidik.
"Dia ngasih tau Lala , katanya dia lihat Difa sama Sela abis keluar dari ruang BP berdua." Jawab Lala dengan polos.
"Terus lo cemburu?"
"Iya lah , bahkan Lala itu udah ngerasa cape banget sama sikap Difa selama ini!" Kesal Lala memutar bola matanya malas.
"Lo pengen tau mereka abis ngapain dari ruang BP?" Tanya Zahra dengan nada yang sedikit menantang.
"Emangnya kalian tau mereka abis ngapain?"
"Iya lah , mereka abis konsultasi sama guru BP . Difa mau pindah kelas , dan dia minta Zahra buat nganter."
#CuapCuapAuthor
Ternyata
Dugaan Lala salah dong? Wkwk makanya jangan dulu berpikiran negatif:( Tanya langsung sama orangnya kan lebih baik😋
Kira kira Difa mau pindah ke kelas mana yaaa?
1. Pengen satu kelas sama Lala
Atauu
2. Mewujudkan harapan Lala yang ingin kelasnya bersebelahan dengan kelas Difa?Tunggu aja kelanjutan ceritanya yaaa..
Jangan lupa vote and comment!See you😘
Salam,
LastriNurhayati
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dan Kesabaran
Teen Fiction"Barangkali benar, hati paling keras hanya mampu diluluhkan oleh kelembutan cinta paling sabar yang memeluknya." ***** "CUKUP La! Hati lo gak terbuat dari besi ataupun baja! Mau sampe kapan sabar kayak gini?" ^^^^