Lala menghabiskan sarapannya dengan cepat pagi ini. Ia ingin segera pergi ke sekolah dan meyakinkan perkataan Zahra kemarin yang membuat Lala terus menerus memikirkannya.
"Difa mau pindah kelas? kemana?"
Ucap Lala dalam hati."Ma , Lala berangkat dulu ya.." Pamit Lala sembari mencium punggung tangan Marissa.
"Iya hati-hati sayang." Ucap Marissa mengelus pelan kepala Lala.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam"
***
Difa berjalan santai menuju kelas baru nya. Ia tak memperdulikan siswi siswi wanita yang berteriak genit melihat ketampanannya. Difa orangnya memang terkesan sangat cuek , apalagi sama orang yang belum ia kenal. Tapi ketika sudah akrab,justru Difa tidak secuek yang mereka kira.
***
"Eh La , liat ituuuuu.." Teriak Zahra menunjuk lelaki tinggi berwajah tampan yang terkesan cuek.
"Apaan sih Ra , diem deh Lala lagi fokus!" Lala tidak memperdulikan ucapan Zahra barusan. Ia tetap fokus mengerjakan PR fisikanya yang kemarin belum sempat ia kerjakan.
Siswa siswi kelas X Science B bersorak ramai. Entah apa yang sedang mereka teriaki. Intinya Lala merasa terganggu dengan teriakan teriakan teman sekelasnya itu.
"Aduuuhhh berisik!" Teriak Lala dengan cemprengnya mengalahkan semua teriakan teman sekelasnya.
"Ada apa sih?" Tanya Lala sambil melihat seluruh penjuru kelas dan dilihatnya Difa yang sedang berdiri di dekat pintu kelas dikelilingi oleh para siswi wanita.
"Difa?"
Lala bergegas mengahampiri Difa. Ia berteriak meminta siswi yang mengelilingi Difa untuk bubar.
"Ngapain Difa disini?" Tanya Lala menatap aneh kearah Difa.
Difa tidak menjawab. Ia nyelonong masuk ke dalam kelas dan duduk di bangku Lala.
"Difaa.." Teriak Lala menghampiri Difa lagi.
"Apa?" Jawab Difa dingin.
"Ngapain kesini? Ini udah bel masuk." Lala benar-benar kesal dengan Difa jika dia sudah cuek begini.
Difa tak menjawab. Ia malah mengeluarkan handphone miliknya dan menggunakan earphone untuk mendengarkan musik K-pop kesukaannya.
Lala kesal setengah mati. Ia mengacak ngacak kerudung nya prustasi.
"Assalamualaikum." Ucap Pak Dino yang baru saja masuk kedalam kelas. Pak Dino adalah guru matematika peminatan yang terkenal dengan kegarangannya.
"Waalaikumsalam pak.." Jawab anak anak X Science B dengan bersamaan.
"Heh kamu murid baru yang pindahan dari kelas social kan?" Tanya Pak Dino kepada Difa.
"Iya pak." Ujar Difa datar.
"Jangan duduk di bangku wanita. Ayo pindah!" Suruh Pak Dino dengan kegarangannya.
Difa pun pindah ke bangku lelaki yang bersebrangan dengan bangku Lala. Lala pun duduk kembali di bangku nya.
"Ayo keluarkan bukunya dan buka buku paket halaman 99." Ucap pak Dino memulai pembelajaran.
Pembelajaran pun berlangsung dengan kondusif. Tetapi tidak dengan Lala. Ia tidak bisa fokus dengan pembelajaran kali ini.
"La , lo kenapa? Kayak lagi mikirin sesuatu." Tanya Zahra berbisik dengan sangat pelan karena takut terdengar oleh pak Dino.
"Difa beneran pindah ke kelas kita?" Lala malah balik bertanya kepada Zahra.
"Gue gak tau , kayaknya iya deh." Ujar Zahra.
Mereka malah terus berbisik bisik hingga akhirnya Pak Dino marah dan bertanya kepada mereka berdua.
"Hei! Kalian daritadi bukannya mengerjakan tugas malah berbisik bisik. Apa yang kalian bicarakan?" Sentak Pak Dino membelototkan matanya sempurna.
"Hah, enggak kok Pak.." Ucap Lala mengelak.
"Jangan mengelak! Kalian akan saya beri hukuman."
"Jangan pak , kami gak salah pak beneran kok.." Ujar Lala dengan manjanya.
"Udah La , diem aja. Ntar dia malah tambah marah." Bisik Zahra yang kelihatannya khawatir dengan Lala yang akan segera dimakan oleh pak Doni.
"Zahra,kenapa malah diterusin bisik-bisiknya? Jangan-jangan kalian bicarain bapak ya!?" Tanya pak Doni kasar. Volumenya juga sudah naik beberapa oktaf.
"Engg.. Enggak pak.." Jawab Zahra dengan gemetar.
"Keluar! Dan lari 10 keliling dilapangan!" Teriak Pak Dino yang sudah sangat kesal.
Zahra pun lari terbirit-birit keluar kelas dan segera pergi ke lapangan. Berbeda dengan Lala yang masih diam di bangku nya dengan senyum manis miliknya.
"Kenapa masih disini? Ayo keluar!" Bentak pak Doni kepada Lala.
"Lala kira bapak nyuruhnya sama Zahra doang , enggak sama Lala juga." Ujar Lala dengan polosnya.
Pak Dino nampak ingin memakan Lala saat ini juga. Anak seperti Lala ini memang sangat menjengkelkan.
Lala mengetahui semua itu , pak Dino akan marah semarah-marahnya saat ini juga dan Lala pun pergi keluar kelas untuk menyusul Zahra.
"Dadah bapak.." Ucap Lala genit melambaikan tangannya kepada pak Doni.
Pak dino menghela nafas berat.
"Dasar murid aneh!"
#CuapCuapAuthor:v
Gimana part ini nya teman teman? Kalian pernah berpikiran gak Difa bakalan pindah ke kelas Lala?
Apa yang Lala rasain ? Apa Lala bakalan bahagia atau enggak satu kelas sama Difa? Kan harapan Lala mau kelas nya bersebelahan sama Difa bukan sekelas. Tunggu aja kelanjutan ceritanya yaaa😆
Semogaa feel nya dapet yaa amin😇
Salam,
LastriNurhayati
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dan Kesabaran
Teen Fiction"Barangkali benar, hati paling keras hanya mampu diluluhkan oleh kelembutan cinta paling sabar yang memeluknya." ***** "CUKUP La! Hati lo gak terbuat dari besi ataupun baja! Mau sampe kapan sabar kayak gini?" ^^^^