HALLO GAIS APA KABAR? HUHUUU AKHIRNYA AKU COMEBACK:) BUAT YANG UDAH LAMA NUNGGU KELANJUTANNYA MAAF YA BECAUSE BULAN-BULAN YANG LALU AKU SIBUK NGURUSIN BISNIS AKUU:( KEREN KAN AKU MASIH SMA UDAH BISNIS:V OKE GAIS LANGSUNG AJA YA KITA LANJUT SEKARANG.
HAPPY READING😘
"La?" Panggil Zahra yang sedari tadi heran dengan sikap Lala yang hanya berdiam diri.
"Lo kenapa sih? Dari tadi diem mulu?" Lanjutnya.
"Iya , gak biasanya nih." Ujar Aisyah menambahkan.
"Lala sebenernya lagi mikirin Difa," Ucap Lala lirih.
"Yaelah anak orang lo pikirin." Cibir Zahra.
"Hush , jangan ngomong gitu. Wajar aja kan Lala mikirin Difa. Difa kan pacarnya Lala." Ucap Aisyah menyanggah ucapan Zahra.
Zahra pun hanya tersenyum "Hehe.. Becanda gais."
"Btw , kenapa lo mikirin si Difa sih La?" Tanya Zahra yang kini penasaran.
"Soalnya tadi pas kita pulang bareng , tiba-tiba Difa minta maaf sama Lala." Ucap Lala menceritakan kejadian tadi sore.
"MINTA MAAF?" Kaget Zahra dan Aisyah bersamaan.
"Sejak kapan tu cowok bisa minta maaf duluan ? Biasanya harus lo yang minta maaf duluan kan La?" Heran Zahra.
"Nah itu yang lagi Lala pikirin." Ucap Lala sambil menerawang jauh.
"Kenapa kamu gak coba tanya aja sama Difa , kenapa dia minta maaf sama kamu La?" Ujar Aisyah memberi saran.
"Nah betul juga tuh." Ucap Zahra setuju dengan ucapan Aisyah.
"Lala udah tanya sama Difa , tapi Difa gak mau kasih tau." Lala mengkerucutkan bibirnya.
"Udah udah , gak usah terlalu dipikirin deh nanti kita cari tau bareng-bareng okey?" Ucap Aisyah gembira. Jarang sekali Aisyah berbicara dengan nada segembira itu.
"Okey.." Ucap Lala dan Zahra bersamaan.
Drttt... drtt...
Tiba-tiba handphone Lala bergetar , terlihat ada sebuah panggilan masuk disana.
"Hallo?" Ucap Lala santai.
"Lo lagi dimana La?" Tanya seorang wanita disebrang sana.
"Lala lagi di cafe Vanilla nih sama Zahra , sama Aisyah juga."
"Bisa ketemu gak sekarang? Ada hal yang harus gue bicarain sama lo."
"Boleh , kamu nyusul aja kesini." Ucap Lala meng-iyakan.
Tutt.. tutt..
Telpon pun dimatikan secara sepihak.
*****
Seorang gadis cantik kini telah merasa sangat lega , karena kini ia telah terlepas dari ancaman keponakannya yang sangat kejam itu.
"Eh maaf gak sengaja." Ucap gadis itu sambil tersenyum.
"Gu.. gue.." Ucapan Difa terpotong-potong. Dia masih tidak menyangka bisa di cium secara tiba-tiba oleh seorang gadis yang cantik apalagi akhir-akhir ini gadis itu lumayan dekat dengan dia.
"Kenapa? Kamu marah ya sama aku?" Tanya gadis itu kepada Difa.
"Jangan marah dong , aku kan gak sengaja.." Lanjut gadis itu memajukan sedikit bibirnya.
Difa tak bisa berbuat apapun. Selama dia pacaran dengan gadis manapun , dia belum pernah ciuman ataupun di cium. Dan kali ini dia sangat shok sekali di cium oleh gadis yang malah bukan siapa-siapanya. Bukan pacarnya dan juga bukan keluarganya.
"Jadi, apa yang mau lo omongin sama gue?" Tanya Difa mengalihkan pembicaraan. Dia malas membahas kejadian mengejutkan barusan.
"Sebenernya , aku suka sama kamu. Kamu mau kan jadi pacar aku?" Ucap wanita itu memegang pundak Difa. Terlihat agresif sekali.
"Apa?" Difa kaget setengah mati.
"Dif , harusnya lo sadar. Kita udah deket selama ini , lo juga suka temenin gue chatan setiap malem. Dan lo juga perhatian banget sama gue , cewek mana yang gak baper digituin sama cowok kayak lo coba!" Ucap wanita itu melontarkan kata-kata yang berbanding terbalik dengan hatinya.
Difa berpikir , mungkin benar juga ucapan wanita itu. Tapi disisi lain Difa sadar bahwa dia masih memiliki pacar. Tiba-tiba terbesit di pikirannya , bahwa Difa ingin meninggalkan Lala dan jadian dengan wanita itu.
"Lo pasti nyimpen perasaan sama gue kan Dif?" Tanya wanita itu sedikit memaksa.
"Gue..." Difa berpikir , apakah hatinya benar-benar sudah bukan milik Lala lagi? Apakah dia benar-benar akan meninggalkan Lala demi teman masa kecilnya ini?
"Gue suka sama lo sejak dulu Dif , tolong mengertilah!" Gadis itu berusaha meyakinkan Difa bahwa dia menyukai Difa.
"Gue pikir-pikir dulu." Ucap Difa sembari pergi meninggalkan gadis itu sendirian. Difa benar-benar harus memikirkan keputusannya terlebih dahulu.
****
"Haiii gais.." Teriak seorang wanita mendekati ketiga sahabatnya.
"Eh tumben nyusul nih?" Tanya Zahra kepada Cindy.
"Iya soalnya ada hal yang perlu gue ceritain sama Lala." Jawab Cindy melirik Lala.
Lala tak terlalu menghiraukannya. Mungkin hanya pembicaraan biasa saja yang ingin diceritakan oleh Cindy kepadanya.
"Bicara aja Cin.." Ucap Lala tersenyum manis.
"Paling juga lo mau ghibahin orang kan? Atau ada yang ghibahin si Lala?" Ucap Zahra asal menebak.
"Ara!" Aisyah membelototi sahabatnya yang satu ini karena dia selalu saja suudzon.
"Iyaiyaa maaf." Ucap Zahra merasa bersalah.
"Gue mau tunjukin ini sama lo!" Cindy memberikan handphone nya Kepada Lala.
Deg.
Terlihat sangat jelas disana , Difa sedang dicium oleh seorang gadis.
Tunggu tunggu , siapa gadis yang mencium Difa itu?
Air mata Lala menetes dengan seketika , ia tidak menyangka bahwa gadis yang sudah ia percaya tidak akan merebut Difa darinya , ternyata dia seorang penghianat!
Zahra dan Aisyah yang melihat Lala menangis sontak terkejut , mereka pun membawa handphone yang ada ditangan Lala dan melihat apa yang sudah dilihat Lala sampai Lala menangis seperti itu.
"HAH ? KAK JASMINE ?" Teriak Zahra dan Aisyah bersamaan.
"ORANG ITU BENER-BENER KETERLALUAN LA , LO HARUS KASIH PELAJARAN SAMA DIA!" Ucap Zahra tak terima melihat sahabatnya terus menerus disakiti seperti ini.
Lala tak menjawab , ia hanya menggelengkan kepalanya sembari terus menerus menangis. Meluapkan semua kesedihannya.
"Ka.. kamu dapat dari ma.. mana foto ini Cin?" Tanya Lala sesegukan.
"Gue lihat sendiri kejadiannya La , dan kejadian itu berlangsung di Cafe ini." Ucap Cindy santai.
"APA?" Teriak Zahra dan Aisyah lagi.
"Bilang sama aku Cin, bilang bahwa semua ini hanya kebohongan. Foto ini gak bener kan? Ini pasti editan kan?" Tanya Lala positif thingking.
"La , La. Lo bodoh apa gak punya otak sih? Foto gini mana bisa di edit!" Ucap Cindy sinis.
"Gue kan udah bilang berkali-kali La , dia itu cowok gak bener. Dia itu brengsek! Lo gak usah deh pacaran sama dia lagi La. Cowok kayak dia emang gak pantes dipertahanin." Cindy lagi-lagi menjelek-jelekan Difa dihadapan Lala.
"Sebenci itu lo sama Difa?" Tanya Zahra menyelidik.
****
#CuapCuapAuthor
JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT GAIS😍
Tunggu kelanjutannya yaaa:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dan Kesabaran
Teen Fiction"Barangkali benar, hati paling keras hanya mampu diluluhkan oleh kelembutan cinta paling sabar yang memeluknya." ***** "CUKUP La! Hati lo gak terbuat dari besi ataupun baja! Mau sampe kapan sabar kayak gini?" ^^^^