Lala sudah berlari mengelilingi lapangan sebanyak 8 keliling. Sedangkan Zahra sudah 10 keliling.
Lala berhenti sejenak dihadapan Zahra yang sedang beristirahat dibawah pohon rindang.
"Ra,Lala cape.." Nampaknya Lala sudah mulai mengeluh. Ia sudah malas melanjutkan lari nya. Nafasnya juga sudah ngos-ngosan sedari tadi.
"Lo pikir gue gak cape?" Cibir Zahra sambil mengipas-ngipaskan tangannya. Setelah berlari 10 keliling sungguh membuatnya gerah.
"Ihh.." Lala memajukan sedikit bibirnya hingga membentuk sebuah kerucut.
"Lanjutin aja Lari nya La , tinggal 2 keliling lagi kan gak banyak." Ujar Zahra.
Lala pun tak menggubris ucapan Zahra barusan , ia pun memaksakan untuk melanjutkan lari nya agar segera terbebas dari hukuman pak dino.
Lala hanya berlari-lari kecil saja karena jantungnya sudah berdetak tak karuan sedari tadi sehingga Lala kesusahan untuk bernafas.
"La,gue beli minum dulu. Lo mau nitip apa?" Teriak Zahra dari kejauhan , tapi masih terdengar oleh Lala.
"Jangan tinggalin Lala sendirian Ra , beli minumnya nanti aja.." Jawab Lala juga dari kejauhan. Sayangnya Zahra tak mendengar ucapan Lala barusan.
Zahra pun malah pergi menuju kantin. Ia pikir mungkin Lala tak ingin menitip apapun.
"Zahraaaa.. Jangan pergi dulu! Lala gak mau sendirian!" Teriak Lala sekencang-kencangnya. Namun tetap saja Zahra tidak mendengarnya.
"Lo gak sendiri kok." Ucap seorang lelaki jangkung yang kini telah berada dihadapannya.
Lala pun mengangkat kepala nya. Ingin tau siapa yang telah berbicara barusan kepadanya.
Lala tersentak melihat Difa yang ada dihadapannya. Difa tersenyum kearah Lala.
"Minum dulu,lo udah lari 10 keliling." Ujarnya sambil memberikan sebotol air mineral kepada Lala.
"i-iya Dif.."
Merekapun duduk berdua dibawah pohon rindang yang tadi sempat diduduki oleh Zahra. Lala meminum air mineral yang tadi diberikan oleh Difa.
"Makasih Difa.. " Ucap Lala memberikan senyum manisnya kearah Difa.
Difa hanya mengangguk.
"Difa?"
"Hm?" Jawab Difa tanpa menoleh Lala sedikitpun.
"Lihat Lala.." Rengek Lala dengan manja.
"Lo bisa ngomong tanpa harus gue lihat kan?" Ujar Difa dingin.
Huh! Lala kesal setengah mati! Tadi aja Difa tersenyum padanya sambil memberikan botol air mineral. Kenapa sekarang dingin nya kumat lagi!
"Yaudah Lala gak jadi ngomong.." Ucap Lala membalikan badannya membelakangi Difa.
"Oke." Ucap Difa datar.
Fuck! Senjata makan tuan. Tadinya Lala berbicara seperti itu agar Difa membujuknya untuk bicara,tapi malah sebaliknya.
Lala pun menghadapkan tubuhnya kembali kearah Difa.
"Difa! Bujuk Lala supaya Lala mau bicara sama Difa kek! Ini malah oke oke an aja." Ketus Lala membalikan kedua bola matanya.
Difa malah terus asyik menikmati angin sepoy-sepoy yang menjalar sekujur tubuhnya.
"Difa!!!" Ucap Lala gemas dengan sikap Difa.
"Apa?"
"Bujuk Lala kek!"
"Enggak!" Jawab Difa dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dan Kesabaran
Ficção Adolescente"Barangkali benar, hati paling keras hanya mampu diluluhkan oleh kelembutan cinta paling sabar yang memeluknya." ***** "CUKUP La! Hati lo gak terbuat dari besi ataupun baja! Mau sampe kapan sabar kayak gini?" ^^^^