27 - Pulang bareng

497 17 3
                                    

Lala lari tergesa-gesa menuju parkiran sekolahnya. Tanpa disadari , ia menabrak seorang lelaki yang sedang memegang kertas. Sepertinya itu kertas ulangan . Dan kertasnya juga banyak.

Bruuuuk..

"Aduh maaf , Lala gak sengaja." Ujar Lala meminta maaf kepada lelaki itu.

"Iya gak papa kok," Jawab lelaki itu santai.

Lala pun segera membereskan beberapa kertas yang berceceran akibat ulahnya itu.

"Lala jadi ngerasa bersalah deh sama lo,kertasnya jadi berantakan gini." Lala mendongkakkan kepalanya keatas dan tiba-tiba saja Lala merasa lega setelah melihat siapa orang yang ia tabrak tadi.

"Eh Rian , untung yang Lala tabrak Rian.." Cengir Lala dengan polosnya.

"Ya ampun La , lain kali kalo jalan hati-hati." Ingat Rian sambil terus menatap manik mata Lala.

"Iya-iya maaf , Lala lagi buru-buru soalnya."

"Emang mau kemana? Pulang bareng gue aja gimana La?" Ajak Rian.

"Gak usah ian , Lala mau pulang bareng Difa. Kalo gitu , Lala duluan ya." Pamit Lala sembari berlalu meninggalkan Rian.

Jujur , Rian merasakan panas dihatinya saat Lala bilang dia akan pulang bersama Difa.

Rian mengacak rambutnya frustasi.

"Aduh.. Gue kenapa sih!"

*****

Seorang lelaki berjaket hitam kini sedang duduk diatas motor ninja merah kesayangannya. Sesekali ia menengok kearah gerbang pertama sekolahnya , berharap perempuan yang sedang ditinggunya cepat datang.

"Difa!" Teriak Lala diujung parkiran. Ia menghampiri Difa dengan senyuman yang tak pernah pudar. Senyum yang selalu Difa lihat saat gadis itu menatapnya. Senyum yang selalu Lala berikan kepada setiap orang. Senyum yang membuat orang-orang yakin bahwa gadis itu selalu baik-baik saja.

"Difa maaf ya Lala telat soalnya tadi-

Belum sempat Lala membereskan ucapannya , Difa tiba-tiba menutup mulut Lala dengan jari telunjuknya.

Lala sontak kaget mendapat perlakuan itu dari Difa. Seperti ada listrik yang menyengat dirinya.

"Ngomongnya nanti aja , sekarang ayo naik!" Perintah Difa sedikit memaksa. Nampaknya ia sudah kesal menunggu Lala kelamaan dari tadi.

Tanpa berkata apapun Lala menuruti perintah Difa. Ia langsung saja mengangguk dan menaiki motor Difa.

Difa melajukan motornya dengan kecepatan standar. Sekali-kali ia menikung motor-motor lain yang sangat menghambat perjalannya.

Keheningan terjadi beberapa saat. Lala merasa risih dengan keadaan seperti ini. Akhirnya , Lala berusaha membuka pembicaraan.

"Difa ?" Panggil Lala ragu-ragu.

1 detik

2 detik

3 detik

Masih tak ada jawaban dari lelaki yang sedang mengendarai sepeda motor yang Lala tumpangi saat ini.

Lala pun tak pantang menyerah. Ia akan mencoba lagi memecahkan keheningan diantara mereka.

Cinta dan KesabaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang