17 - Kesiangan

547 24 0
                                    

Tak terasa , sudah 1 bulan lamanya Difa pindah kelas dan menempati kelas X Science B. Semenjak pindah kelas , Difa belum penah mengajak Lala berangkat ataupun pulang bareng. Padahal setiap hari Difa selalu membawa motor ke sekolah , ditambah lagi arah rumahnya searah dengan rumah Lala.

Lala berjalan cepat menuju gerbang sekolah sebelum akhirnya..

"Ah udah ditutup!" Ucap Lala berkeluh kesah dengan keringat yang membasahi sekujur tubuhnya.

Yaps! Lala kesiangan hari ini. Pasalnya tadi dirumah ia sendirian. Marisa kerja lembur di butik miliknya dan Daniel-Papa Lala sedang ada tugas diluar kota. Alhasil ia telat bangun dan telat juga membangunkan adiknya.

"Pak.. Buka pak.." Teriak Lala kepada pak satpam di depan gerbang sekolahnya.

"Iya neng sebentar." Pak satpam pun membukakan gerbang untuk Lala.

"Kenapa neng Lala bisa kesiangan?" Tanya satpam itu kepo.

"Iya pak , telat bangun hehehe.. Yaudah Lala masuk dulu ya." Ucap Lala dengan sopan.

Pak satpam pun hanya mengangguk dan mengizinkan Lala masuk.

Dan sekarang , adalah hari pertama Lala kesiangan. Ia merasa sangat bingung dan takut sekali.

"Aduuh.. Gimana nih?" Ucap Lala dalam batinnya.

Lala pun berjalan dengan hati-hati menuju parkiran sekolah. Karena sebelum memasuki area sekolah Lala harus melewati parkiran terlebih dahulu.

Di parkiran , kini sudah terlihat banyak siswa siswi yang sama nasibnya seperti Lala , ya! Kesiangan. Dan Lala merasa lega ketika ia melihat Irwan-Teman sekelasnya.

Lala menghampiri para murid yang kesiangan itu dan Lala juga ikut berbaris. Guru piket waktu itu adalah Bu Neneng. Guru sejarah yang terkenal asyik dan jarang marah. Bu Neneng pun menuliskan satu persatu nama murid yang kesiangan. Setelah itu ia memberikan hukuman kepada kami terlebih dahulu.

"Nama kalian sudah saya catat , dan akan tertulis juga di buku point. Sekarang saya akan memberi kalian hukuman!" Ucap Bu Neneng dengan tegas. Lala tak menyangka ternyata Bu Neneng bisa tegas juga.

"Iya bu.." Ucap semua murid yang ada disitu dengan serentak termasuk Lala yang sudah bersikap tegang sedari tadi.

Kebetulan SMA Pelita Harapan sedang membangun 3 ruangan kelas baru. Dan Bu Neneng tertarik untuk memberi murid-muridnya hukuman dari situ.

"Pindahkan batu bata itu ke depan kelas yang sedang di bangun! Agar para pekerja semakin mudah melakukan pekerjaannya."
Perintah Bu Neneng kepada murid-muridnya yang kesiangan.

"Baik bu.."

Mereka pun mulai memindahkan batu bata tersebut. Ada yang mengambilnya banyak , ada juga yang satu-satu. Seperti Lala , ia agak kesusahan membawa banyak batu bata karena berat. Ia pun memindahkan batu bata nya satu persatu.

"La , udah beres belum? Gue mau ke kelas nih. Mau bareng apa enggak?" Tanya Irwan kepada Lala. Irwan sudah beres sedari tadi , karena ia telah selesai memindahkan batu bata bagiannya. Begitu juga dengan siswa siswi yang lain. Mereka juga sudah selesai menjalani hukuman dari Bu Neneng dan mereka sudah diperbolehkan masuk kelas masing-masing. Kini hanya tinggal Lala yang belum selesai , disana hanya tersisa Lala , Irwan , dan.. Siapa cowok itu ? Lala seperti mengenalnya. Kalo tidak salah namanya Fadil , teman sekelasnya Rian.

"Tungguin Lala Irwan.. Lala gak mau sendirian masuk kelas." Rengek Lala kepada Irwan.

"Yaudah gue nunggunya di depan aja ya , ntar lo kesana aja."

"Okeee.." Ucap Lala dengan semangat 45.

Lala pun mulai mencoba mengambil banyak batu bata untuk di pindahkan , ia ingin segera masuk ke kelas. Lala sudah berusaha mengangkatnya , namun ia tetap saja kewalahan. Fadil yang sedang bersiap-siap memasuki kelas , ketika melihat Lala kesusahan ia merasa kasihan.

"Boleh gue bantu?" Ucap Fadil yang kini telah berada di depan Lala.

Lala mengdongkakkan kepalanya , berniat melihat seseorang yang tengah berbicara padanya.

Dilihatnya Fadil yang sedang tersenyum kearahnya.

"Fa..Fadil? Lo Fadil kan?" Tanya Lala dengan gugup. Ia takut salah orang.

"Kenapa lo tau nama gue ?" Tanya Fadil heran. Mengapa Lala bisa tau namanya? Padahal sebelumnya mereka belum pernah berkenalan.

"Kenalin,nama aku Syahla Carissa Daniela.. Panggil aja Lala." Ucap Lala sembari menjulurkan tangannya. Berniat ingin berkenalan dengan Fadil.

Fadil pun menjabat tangan Lala.

"Fadil." Ucapnya tersenyum manis.

"Lo tau nama gue dari mana ? Jangan-jangan lo fans dalam diam." Tanya Fadil becanda.

"Ihh apaansih geer banget! Lala tau nama Fadil dari Rian.. Rian sering cerita tentang Fadil sama Lala." Ujar Lala dengan lantangnya.

"Beneran?" Tanya Fadil menggoda Lala.

"Ih nyebelin!" Ketus Lala mencubit tangan Fadil.

"Duh,sakit."

"Eh maaf maaf , Lala gak sengaja." Ujar Lala merasa bersalah.

"Iya gak papa , yaudah lanjutin pindahin batu bata nya yuk biar cepet." Ajak Fadil sambil mengangkat batu bata untuk di pindahkan.

Lala pun hanya mengangguk sambil terus memindahkan batu bata nya.

***

"Wan , Gimana nih? Sekarang kan lagi jam pelajaran Bu Citra." Ujar Lala panik. Ia lupa jam pelajaran pertama adalah pelajaran b.Inggris yang di gurui oleh Bu Citra yang terkenal dengan guru wanita yang paling killer di SMA Pelita Harapan.

"Udah tenang aja." Jawab Irwan santai.

Tokk.. Tok.. Tok..

Irwan pun mengetuk pintu kelas X Science B.

"Assalamualaikum.." Ucap Irwan dan Lala bersamaan.

"Waalaikumsalam." Jawab semua murid X Science B.

"Izin masuk bu," Ucap Lala dengan sangat hati-hati.

Bu Citra hanya menganggukan kepalanya.

Irwan dan Lala pun masuk kedalam kelas dan segera menyalami bu Citra.

"Maaf bu,saya kesiangan karena-

Belum sempat Lala melanjutkan perkataannya. Bu Citra sudah memotong pembicaraan lebih dulu.

"Simpan dulu tas kalian , Lalu kembali lagi ke depan!" Perintah Bu Citra dengan intonasi tinggi.

"Baik bu.." Ucap Lala dan Irwan bersamaa.

Mereka pun telah selesai menyimpan tas dan telah kembali lagi ke depan.

"Ada apa bu?" Tanya Irwan penasaran.

"Kalian akan saya beri hukuman." Ucap Bu Citra.

Astagfirulloh baru aja dapet hukuman udah dikasih hukuman lagi.

#CuapCuapAuthor

Mohon maaf untuk typo nya😂

Jangan lupa voye and comment yaa😊
See you next part😅

Salam,
LastriNurhayati

Cinta dan KesabaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang