6

4.4K 396 51
                                    

Disclaimer: Furudate Haruichi
By: Ozozo1298
Warning: Ooc, Ic, Typo

Mata Kita menatap aneh tuan besarnya yang berjalan agak sempoyongan sambil memegangi sesuatu diselangkangannya, wajahnya terlihat sangat kesakitan.

Tangan Osamu bertumpu pada dinding, ia berjalan dengan sangat pelan. 'Itu' -nya masih sedikit ngilu.

Kita melangkah mendekati tuan besarnya.

"Ah, Kita-san... Bisa kau mengantar Shoyou, dia mau pergi ke kampus."

"Apakah kau baik-baik saja, Osamu-sama?"

"Dengan berendam, sakitnya juga hilang..."

Kita menatap punggung Osamu yang berjalan menjauh, dengan padangan yang sulit diartikan.

"Yo, Kita-san."

Kita sedikit terlonjak, ia langsung menoleh ke sumber suara dan disuguhi dengan tatapan datar dari mata sipit.

"Sejak kapan kau berada di situ Suna?"

"Auramu sedikit berbeda dari biasanya, Kita-san..."

Lelaki bersurai hitam legam itu mendekatkan wajahnya, matanya menatap penuh selidik.

Wajah Kita tetap datar, dia tidak memperdulikan Suna yang menatapnya semakin intens.

"Apakah ada seseorang yang menarik bagimu?"

Kita diam dan melangkah meninggalkan Suna yang masih belum mendapatkan jawaban darinya. 

"Apa yang kau sembunyikan, Kita-san."

.
.
.
.
.

Dalam perjalanan menuju kampusnya, Hinata hanya diam sambil sekali-kali menatap Kita secara diam-diam. 

"Apakah ada sesuatu di wajah ku?"

Hinata kelabakan ia menggeleng dengan cepat, dan lebih memilih menatap jalanan yang mulai padat.

"Kita-san, aku ingin pulang..."

"Minta itu kepada, Osamu-sama..."

Hinata diam, tidak menyahut. Di dalam hati dia sedang merasa kesal, ia hanya ingin kehidupannya kembali seperti biasanya.

"Mungkin Osamu-sama ingin melindungi mu, bagi kami... Para Yakuza, pasti marabahaya selalu mengikuti."

"Kalau dia ingin melindungi ku, seharusnya dari awal dia tidak perlu menyeretku secara paksa kedalam kehidupannya."

Kita tidak menyahut ia hanya diam, genggaman tangan di kemudi setir mengeras.

"Aku... Membencinya."

Kita memutuskan pura-pura tidak mendengar gumaman kecil dari Hinata dan selama perjalanan mereka hanya di isi dengan kesunyian.

.
.
.
.
.

Kageyama menatap gadis berambut orange di depannya dengan kesal, jarinya mengetuk-ngetuk meja kantin tempat mereka berkumpul.

Tsukishima juga tidak kalah, ia menatap masam Hinata. Belum bersuara saja dia sudah terasa asin apalagi kalau bersuara.

Hinata tidak habis pikir, kenapa dia bisa terjebak dengan orang-orang yang menyebalkan seperti mereka.

"Hinata, apa kau tahu kesalahan yang kau perbuat..." Itu bukan pertanyaan tapi lebih ke pernyataan, Tsukishima bersuara sangat datar dan terkesan dingin lebih dari biasanya.

MY HUSBAND IS YAKUZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang