13

2.8K 252 166
                                    

Disclaimer: Furudate Haruichi
By: Ozozo1298
Warning: Ooc, Ic, Typo

Osamu bangun dari tidurnya. Dia ingin beranjak namun tidak bisa. Hinata masih tertidur dengan posisi tengkurap di atasnya. Tubuh polos Hinata hanya diselimuti oleh kain putih yang tebal, berbeda dengannya yang sudah memakai celana tidurnya yang berwarna hitam.

Perlahan Osamu mencoba untuk duduk dengan Hinata yang masih dalam dekapannya.

Setelah berhasil, Hinata pun terbangun. Menampakan pesona sang coklat yang indah dan membuat Osamu terpesona.

Akibat kejadian semalam, Hinata masih enggan untuk beranjak dari Osamu, ia menaruh dagunya dibahu lebar lelaki bersurai abu-abu itu.

Osamu mencoba berdiri. Posisi kedua tangannya seperti sedang menggendong anak kecil. Anak kecil yang telanjang dan hanya ditutupi sebuah selimut.

Dengan rambut yang masih berantakan, dan wajah mengantuknya, ia berjalan keluar kamar. Matanya menelusuri lorong didepan kamarnya yang sepi. Dari kamar sebelahnya ia dapat mendengar suara ngorok Atsumu.

Hinata mulai bergerak, kedua tangannya ia lingkarkan ke leher Osamu. Lalu mengecup pipi kanannya.

Osamu tentu sedikit terkejut, ia tersenyum dan menatap wajah Hinata yang masih mengantuk.

"Apakah ini morning kiss?"

Hinata tidak menyahut dan kembali menyandarkan kepalanya dibahu terbuka Osamu.

"Ayo mandi."

Hinata langsung menatap Osamu malas, ia tau ini cuma akal-akalan pria berambut abu-abu itu saja.

"Aku bisa mandi sendiri Osamu-san."

"Kalau mandi sendirian kau akan kedinginan, kalau mandi berdua dengan ku, tubuhmu akan hangat."

Osamu memberikan sebuah alasan yang tidak masuk akal. Dirinya tidak mungkin kedinginan, karena air yang akan membersihkan tubuhnya merupakan air panas.

Osamu pun kembali melangkahkan kakinya menuju kamar mandi dan hanya akan membersihkan badan mereka, mungkin...

.
.
.
.
.

Mereka berdua, terlihat berendam di dalam bathtub terbuat dari batu alam yang mahal itu.

Hinata bersandar didada bidang Osamu, matanya terpejam menikmati air panas yang serasa memijat titik saraf tubuhnya yang lelah.

Ia sedikit menjauh dari sandaran tampannya, ia berbalik dan menatap luka jahitan Osamu di dada kiri dekat tulang selangka pria bersurai abu-abu itu.

Tangan itu menyentuh luka jahitannya, membelai dengan lembut. Ternyata benar dugaannya, yang terkena tembakan malam itu adalah Osamu.

"Mereka bilang kau pergi urusan bisnis, tapi ini apa Osamu-san?"

Osamu menggenggam tangan mungil itu dan membawanya ke kecupan manis yang bisa dia berikan kepada sang wanitanya. Matanya terpejam, seolah-oleh sedang mencari jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan sang kekasih.

"Aku takut kau khawatir."

Akhirnya hanya itulah yang bisa dia katakan kepada gadis bersurai orange itu.

"Maaf."

"Bukan salah dirimu, sayang."

Osamu pun menarik tubuh mungil itu, membuatnya berada dalam dekapannya.

MY HUSBAND IS YAKUZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang