18

2.1K 202 74
                                    

Disclaimer: Furudate Haruichi
By: Ozozo1298
Warning: Ooc, Ic, Typo

"Akaashi... "

Suara berat yang biasa bernada ceria kini terdengar sendu, matanya yang bagai burung hantu menatap sedih bulan yang bersinar terang di atasanya.

"Ada apa Bokuto-san?"

Terdengar suara Akaashi dari telepon genggamnya, bibir tipis Bokuto mengeluarkan senyuman kecil.

"Akhirnya kau menjawab telepon ku."

Hening untuk sesaat, mata Bokuto masih fokus menatap bulan purnama di atasnya. Menatap bulan adalah hal favorite yang ia lalukan di Jepang, menurutnya bulan di Jepang terlihat jauh lebih indah dari pada negerinya sendiri yaitu Rusia.

"Aku sibuk akhir-akhir ini, maaf Bokuto-san."

Helaan napas terdengar dari mulut tipis Bokuto, namun kemudian bibir itu menampilkan senyuman yang tentu tidak padat dilihat oleh Akaashi. Senyuman yang tulus dan penuh semangat.

"Bokuto-san?"

Panggil Akaashi saat jawabannya hanya di balas kesunyian. Lelaki bermata cantik itu heran, apakah Mood swing Bokuto sedang kambuh lagi?

"Akaashi, aku sedang dilanda kebingungan..."

Akaashi tidak menjawab, ia tengah menunggu kelanjutan perkataan dari Bokuto. Jarang-jarang sekali Bokuto kebingungan dan sedih seperti ini.

"Tadi aku iseng beli test pack dan hasilnya positive hamil, akukan laki-laki tulen... Kok bisa hamil? Siapa yang hamilin aku? Akaashi kau mau bertanggung jawab?"

Tidak ada sahutan dari Akaashi, dan tidak berselang lama sambungan telepon itu langsung diputus secara sepihak oleh Akaashi.

"Eh? Hallo Akaashi? Akaashi?!"

.
.
.
.
.

Ruangan bergaya khas Jepang kuno, dengan aroma ocha yang menyebar di seluruh penjuru ruangan. Namun aroma menenangkan itu tidaklah membuat Osamu berhenti merasa resah.

Suara Shoji digeser mengalihkan perhatian pria tampan itu, matanya langsung fokus kepada pria yang sudah berumur kepala enam lebih yang berjalan dengan penuh wibawa kedepan Osamu.

"Apa yang membuat dirimu datang kemari?" suara dingin itu terdengar dari mulut beliau tidak lama setelah ia mendudukan dirinya di depan Osamu.

"Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan dengan paman..."

"Paman? Sejak kapan aku mengakui durimu."

Kata-kata tajam yang menyakitkan hati keluar dari mulut yang di pinggil Osamu paman.

"Kalau tidak ada hal penting pergilah, aku sibuk."

"Aku butuh bantuan mu, tolong bantu aku sekali ini saja."

Pria berwajah datar di depan Osamu terus menasang telinga, mendengarkan kelanjutan yang akan Osamu katakan.

"Tolong berikan aku ijin untuk mengakses data black market."

"Kau pikir siapa dirimu?" lagi-lagi perkataan dingin keluar dari mulut pria itu, ia pun berdiri hendak meninggalkan Osamu sendirian.

"Bagi Oka-sama, kau adalah kakak terbaik yang pernah ia punya."

Perkataan Osamu membuatnya menghentikan langkahnya, tangan yang hendak mengapai Shoji terhenti.

"Sejak dia pergi meninggalkan keluargannya demi pria Yakuza itu, dia bukan lagi adik perempuan ku."

MY HUSBAND IS YAKUZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang