2

4.9K 742 15
                                    

Lalisa membuka tudungnya, jubah merah yang ia sampirkan di balik pintu rumah. Gadis itu tersenyum, melihat sosok sang ibu yang tengah berkutat dimeja dapur.

Tungkainya menemui wanita paruh baya, lantas mendudukkan diri di salah satu meja kayu yang terlihat rapuh dimakan usia. Belum ada makanan, hanya ada keranjang buah berisi dua apel, sesisir pisang, dan beberapa jeruk. Mejanya pun masih beralaskan kain perca yang ibunya jahit sendiri.

"Apa aku pulang telat?" manik matanya tak ada niat beralih dari punggung sang ibu.

"Darimana saja? kenapa kau baru pulang."

"Hmmm itu.... aku memetik beberapa bunga dari rumah besar ditepi sungai." Jawabnya lirih.

Takut-takut sang ibu marah saat tahu dirinya mendekati rumah tersebut. Rumah yang digadang-gadangkan harus dijauhi siapapun yang melihatnya.

"Beberapa bunga, tapi ibu melihat sekeranjang yang kau bawa." ujar ibu Lisa dengan penuh penekanan.

Ah, Lisa bisa mendengar nada tak suka dari suara sang ibu.

"Maaf."

Lisa tidak tahu harus seperti apa. Dia mengambil tempat kosong disebelah wanita paruh baya itu. Mengamit salah satu tangannya yang sebelumnya dijadikan tumpuan pada meja dapur-- untuk berada diatas tangannya sendiri hingga terasa pas untuk digenggam. Ibunya terlihat marah, dan Lisa tahu itu.

"Ibu sangat menghawatirkanmu. Jangan pernah mengambil bunga lagi disana. Kau bisa pergi kehutan jika ingin bunga, Lisa."

Dahi Lisa mengeryit, menyatukan alisnya jadi satu. Lisa tampak bingung. Apa ia salah jika hanya sekadar memetik bunga? Toh, dia telah mengucapkan terima kasih pada pemiliknya bukan?

"Kenapa aku tidak diizinkan mengambil bunga disana bu, ada apa sebenarnya?" gadis itu menggoyangkan tangan sang ibu. Rasa penasaran mengambil alih segalanya.

"Bagaimana jika dia menemuimu?"

"Siapa bu, seorang pemuda? aku bertemu dengannya tadi"

Dalam posisi sedekat itu, sang ibu menatap nyalang pada anak gadisnya. Sedangkan lisa, kembali mengernyitkan dahinya bingung. Semarah itukah ibu hanya karena ia bertemu pemuda tadi?

"KAU MAU MATI!!!"

"I-ibu..." jemarinya ditepis dengan cepat, dihentak dengan kuat hingga genggaman Lisa terlepas.

"Kau mau mati dengan menemui pemuda itu? dia orang yang harus dijauhi, dia monster, di-dia..." ujar ibu Lisa penuh emosi.

Lisa menunduk, menelisik dari balik anak rambutnya yang tergerai menutupi wajah. Dirinya terus berpikir, apakah ia melakukan kesalahan yang fatal atau bagaimana. kenapa ibunya begitu amat marah.

"Dengarkan ibu baik-baik," sang ibu membawa Lisa untuk bertemu tatap dengannya. Dia, menekan bahu sang anak dengan luapan amarah.

"Jangan temui dia atau kembali ketempat itu. Kau membahayakan dirimu sendiri nak."

"Tolong jelaskan, aku tak mengerti." geleng Lisa

"Kim Taehyung. Ia pemuda yang tinggal dirumah besar itu. Sendirian, dan mengerikan. Ibu mohon, tolong jauhi dia."

Mata Lisa sontak membulat melihat sang ibu berlutut dihadapannya.

"Ibu, ibu bangunlah. Bangun Bu," ia menuntun ibunya untuk berdiri dengan sedikit menekan kedua lengan rapuh itu.

"Jauhi dia dan rumah besar itu!"

"Aku butuh penjelasan."
Ibu lisa menunduk sejenak. Rasa frustasi mulai menggelayuti pikiran tua nya. Ia kembali mendongakkan wajahnya pada Lisa untuk memastikan bahwa langkahnya kali ini benar.

"Akan ibu ceritakan semuanya. Dengarkan baik-baik lalu turuti permintaanku untuk menjauhinya"

Gadis berponi itu mengangguk ragu. Lisa rasa, ia tak akan bisa berjanji akan hal itu. Karena ada sesuatu yang mengganjal dibenak, kala manik bulatnya melukiskan kembali sosok pemuda yang dirinya temui tadi.

"Dia kim Taehyung. Pemuda yang mengerikan. Hidup sendiri karena sifatnya yang kejam. Pembunuh. Parasnya yang sempurna itu hanya untuk melemahkan mangsanya. Ia memakai topeng. Topeng yang membuat Taehyung semakin mengerikan. Dia tak memiliki satupun keluarga. Karena pemuda itu sendiri yang membunuh mereka semua. Dia hanya mengurung diri dirumah besar itu hingga kini. Tak ingin diganggu oleh seorangpun" jelas wanita itu.

Apa? Mengerikan? Kejam? Pembunuh? Tak ingin diganggu? Lalu apa tadi? Jika semua yang ibunya katakan benar, seharusnya Lisa tak akan bisa pulang dengan selamat hari ini. Seharusnya ia telah di bunuh oleh pemuda Kim itu karena telah mengambil bunga-bunga nya tadi. Lisa hanya merasa ragu dan yakin atas satu hal.

Semua yang dikatakan ibunya hanyalah sebuah kebohongan. Kebohongan yang selalu berkembang di masyarakat dan kebohongan yang menyakiti Kim Taehyung.


THE TRUTH UNTOLD
©pietaelice

THE TRUTH UNTOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang