ini cinta atau emosi semata?
Keyakinan pada diri sendiri itulah yang paling utama. Berpengaruh untukmu dan juga disekitar mu.
Jika kau masih ragu, jangan lakukan karena hasilnya pasti akan menyakitkan.
Jika kau takut, jangan biarkan karena itu akan membunuh dirimu sendiri.
Jika kau rusak, jangan perlihatkan. Simpan rapat rapat seakan dunia ini akan menghilang bila kau menunjukkannya.
Kriettt
Taehyung membuka mata saat pendengaran nya tak sengaja menangkap suara karat besi yang bergesekan. Mungkin itu hanyalah angin yang berhembus terlalu kencang hingga mampu menggerakkan gerbang besarnya.
Ia memandang keluar jendela dengan tatapan sayu. Langit mendung dan pasti kumpulan kapas-kapas itu akan segera menangis dengan derasnya. Hujan akan turun sebentar lagi.
Tapi sebuah ketukan pintu sukses membuat guratan halus didahi sang pemuda. Ia turun dari ranjang melangkahkan kakinya ke lantai bawah, mulai menuruni satu per satu anak tangga yang semakin memperlambat nya.
Ketukan itu semakin jelas hingga Taehyung memutuskan untuk mengintip dari balik jendela. Ia menyingkap tirai lusuh itu. Oh, ternyata gadisnya. Tapi, sejak kapan Lisa berubah menjadi gadisnya? Entahlah, mungkin sejak pandangan pertama.
Lalisa yang berdiri dengan jubah merah dan sebuah keranjang rotan ditangannya.
Tok tok tok
Pemuda itu segera melangkahkan diri untuk membuka pintu tapi tidak sepenuhnya. Hanya memperlihatkan setengah tubuhnya menghadap keluar.
"Oh, annyeong" sapa seorang gadis dengan lengkungan cerah disudut bibirnya.
Taehyung balas tersenyum walau tak benar-benar terlihat kentara.
"Hmmm, bo~boleh kah, aku mengambil beberapa bunga lagi?" ucap Lisa ragu. Sedangkan Taehyung hanya diam tanpa merespon sedikitpun. Hal tersebut mampu membuat gadis dihadapannya memperlihatkan rasa cemas berkelanjutan dengan remasan erat di sela-sela jari tangan dan tundukkan kepala.
"Tentu saja"
Helaan nafasnya menguar, senyumnya kembali merekah dan tundukkan kepala itu telah berganti dengan tatapan cerah seorang Lalisa.
"Terima kasih" kata Lisa dengan nada bahagia.
"Tapi, bisakah kita mengobrol sebentar?"
"Eoh,,,"
"Didalam." Tanpa perlu jawaban, Taehyung membuka lebar pintu besar itu dan mempersilahkan Lisa untuk masuk.
Bagaimana lisa sekarang? Ternyata ia hanya membeo, jantungnya berdegup kencang. Ia tahu, taehyung akan memperlakukannya dengan baik, tapi keraguan masih membutakan hatinya.
Dilema antara iya atau tidak itu yang paling menjengkelkan.
Ditatapnya manik pemuda itu, mencari sesuatu hal buruk yang akan menimpanya. Lisa terkesiap, tiba-tiba Taehyung meraih pergelangan tangannya. Menarik gadis itu untuk masuk kedalam dan mendudukkannya di sebuah kursi kayu yang terlihat sangat kuno.
Senyuman Taehyung masih terus tertahan seakan mewakilkan semuanya akan berjalan dengan baik tanpa ada ketakutan.
"Maaf jika aku lancang menarik tanganmu. Aku hanya ingin mengenalmu"
Lisa terus memperhatikan taehyung dengan seksama. Pahatan yang sempurna pikirnya. Sesuatu yang mesti ditutupi dengan topeng itu adalah hal yang salah.
Ia berpikir, terus berpikir berusaha menemukan sesuatu tapi seakan tak terlihat gadis itu tak mendapatkan apapun. Hanya ada wajah tampan yang seperempat bagiannya tertutupi oleh sebuah topeng . Dari kening kiri hingga setengah pipi kirinya.
"Eoh, maafkan aku. Aku akan memperkenalkan diriku" ucap Lisa lalu berdiri di hadapan Taehyung.
"Namaku Lalisa. Kau bisa memanggilku Lisa" gadis itu tersenyum seraya menundukkan tubuhnya. Membungkuk sebagai penghormatan.
"Aku Kim Taehyung" balasnya ikut membungkuk
"Senang bisa mengenalmu tuan Kim"
"Panggil aku Taehyung"
"Baiklah Tae-hyung" Lisa berucap ragu.
Mereka balas tersenyum menyelami keindahan dari sepasang mata yang saling berhadapan. Mengalir sejenak tanpa sesuatu yang memutus.
"Akan aku ambilkan sesuatu" Taehyung beranjak pergi menuju bagian dapurnya. Menit selanjutnya, ia kembali dengan dua gelas minuman dan sepiring kue jahe.
untung saja ahjuma park membawakan makanan lebih kemarin, kalau tidak entah apa yang akan diberikannya pada Lisa."Terima kasih"
"Untuk apa?"
"Segalanya yang kau berikan untukku"
"Sebagai balasan, datanglah kemari setiap hari, aku senang memiliki teman sepertimu"
"Dengan senang hati”
Seakan ingin meledak Lisa meremas tangannya sendiri. Lagi-lagi, detak jantungnya tak bersahabat saat ia melihat Taehyung kembali tersenyum. Entah kenapa gelanyar aneh tiba-tiba menyerang.
Benarkah Semua yang Lisa alami adalah tanda dimana ia merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya? Atau ini hanya emosi semata?
THE TRUTH UNTOLD
Cerita ini tuh gak pernah bosen kubaca berkali-kali hehehe. Nulis sendiri baca sendiri/plak
![](https://img.wattpad.com/cover/155267244-288-k634042.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TRUTH UNTOLD
FanfictionTAELICE SHIPPER REPUBLISH karena sudah direvisi dan enak dibaca. Genre: fanfic, angst, Joseon era, romance, mistery Started : 15 juli 2018 Finished : 6 Februari 2019 Republish : 20 Desember 2019