Malam ini terasa berbeda dari malam-malam sebelumnya. Entahlah, semenjak bunga itu sampai di tangan Lisa-- beberapa jam yang lalu, ia merasakan suatu hal mengganjal.
Gadis itu bergerak gelisah, merasa sekujur tubuhnya lemas tak bertulang, kepalanya berputar-putar, napasnya tercekat-- berhenti ditenggorokkan kala dirinya mencoba meraup udara agar mengaliri paru-paru sang gadis.
Gadis itu bingung~ sungguh, ada apa dengan dirinya. Bulir keringat sebesar biji jagung terus mengalir tanpa henti disetiap inci kulit mulus milik si gadis.
Ia bahkan tak bisa menggerakkan tubuhnya barang sedikitpun, seluruh sendinya terasa kaku, sungguh ini sangat menyakitkan. Gadis itu ingin teriak, namun bagai ada sesuatu yang menahannya.
Tiba-tiba rasa sakit ini merenggut kesadaran sang gadis. Tubuh dingin dengan manik yang terpejam sempurna, dan ia meyakini napasnya terbang melayang membawa detak jantungnya pergi.
***
Gadis itu terbangun, mengerjapkan manik bulatnya. Berusaha beradaptasi dengan cahaya yang menyilaukan. Ia meraba pijakannnya, hamparan padang rumput hijau seperti tanpa batas. Dan tanaman bunga poeny yang segar di setiap penglihatannya. Tempat ini begitu asing. Dimana dirinya sekarang?
Ia meniti langkah dengan perlahan. Menyusuri sebaris lorong panjang yang sangat terang. Aroma semerbak dari bunga itu terus menguar dan memenuhi indera penciuman. Di sebrangnya, hanyalah cahaya putih terlihat sangat dekat untuk digenggam, seakan dirinya dihadapkan dengan dinding yang menyerupai kabut, sang gadis melihat ke sekeliling dengan bingung.
Dia Lisa, beranjak membawa dirinya berlari sejauh mungkin. Hingga dirinya berhenti dan seakan mulai mau menyadari, bahwa lorong ini bisa saja tak berujung.
"Siapapun tolong katakan dimana aku sekarang!!" nada suaranya terdengar putus asa.
"Kau disini, di surga. "
Tubuhnya tegak sempurna. Suara itu... dari mana asalnya? Lisa tidak melihat siapapun selain dirinya maupun bayangannya. Namun, ia mengenali siapa pemilik suara tersebut.
Sang gadis akhirnya tersadar, apakah ini mimpi? Seingatnya ia tidak pernah mengunjungi tempat seindah ini. Dan yang gadis itu tahu, ia terbangun setelah kepalanya terasa begitu sakit.
"Siapapun tolong sadarkan aku!" Teriaknya sekali lagi. Ini sangat menakutkan. Lisa terlalu takut walau sekedar melanjutkan langkahnya. Ketakutan yang hakiki itu perlahan mengudara mala ia sadar bahwa tantangan tak terduga menunggu didepan sana.
Gadis itu terduduk. Merengkuh lututnya sendiri dengan segala rasa takut yang menyelimuti. Namun tiba- tiba seorang pemuda datang menghampiri tubuhnya yang bergetar, dengan langkah perlahan, pasti dan tegas. Mata elangnya, seolah tengah mengintai pergerakan sang gadis yang membeku ditempat.
'Taehyung'
Tidak, itu bukan suaranya. Lisa ingin Memanggil pemuda itu, tapi seakan tertutup rapat, seperti dijahit dengan benang, seakan diikat seutas tali, bibirnya tetap diam tak bisa bergerak.
'apa yang terjadi dengan ku,'
'Taehyung, tolong aku... Bawa aku pulang' jemarinya bergerak tak beraturan guna menggapai sang pemuda yang terasa sangat dekat dimatanya. Namun, seperti ada tembok pemisah, presensi itu tak mampu dijangkau.
'Taehyung... aku ingin kembali bersama mu'
Lisa belum menyerah. Ia mengambil langkah maju mendekati Kim Taehyung. Air sebening kristal mengalir di pipinya. Menangis dalam diam tanpa bersuara. Bisu tiba-tiba, dan merasa mati seketika. Ia menggeleng, menghapus air matanya dengan kasar. Hingga gadis berponi tersebut merasakan perubahan dalam dirinya sendiri. Sekujur tubuh Lisa mendingin.
Lisa kembali melihat. Sekali lagi menggenggam tangannya yang lain untuk memastikan bahwa ini tidak nyata.
'Jangan-jangan sekarang, aku masih ingin hidup bersamanya'
Dia masih disana, pemuda itu masih bersama Lisa. Tetap memandang sang gadis dengan tatapan penuh kesedihan.
"Kita berbeda, tetap ingat aku. Lisa"
Tangisnya semakin menjadi. Ia kembali meraih Taehyung, namun nihil. Bahkan tangannya memucat sekarang.
'Tidak. jangan,'
Kata-kata itu seperti doa bagi Lisa. Berharap ini semua adalah mimpi buruk yang tak akan kembali terulang. Netra itu menangkap sesuatu. Derap langkah kaki yang menggema menampakkan sesosok wanita berbalut jubah biru mulai menghampiri. Menggenggam seikat bunga poeny ditangan kiri dan sesuatu dibelakang punggungnya. Kening Lisa berkerut, wajah itu terlihat tak asing, dia~
'Ahjuma park?'
Lisa bisa melihatnya. Jiwa gelap disertai senyuman penuh arti di wajah sang ahjumma membuat ketakutan kembali datang menghampiri. Kabar buruk.
Tungkainya berhenti, berada tepat di samping tubuh Lisa. Dengan cepat gadis itu melirik bergantian ke arah Taehyung dan sang ahjumma.
"Sampai jumpa gadis manis, aku tak akan membiarkanmu bersama Taehyung lebih lama lagi"
Trashh
"Aku mencintai mereka. Ibu, Rose dan pemuda itu"
"Kuharap ini hanyalah bunga tidur teramat buruk. Tapi tebasan itu, aku mampu merasakannya"
"Rasa sakit hingga membuat jantungku berhenti berdetak"
"Maaf. Maafkan aku. Ibu, Rose aku menyayangi kalian~ sungguh. Tapi pemuda itu, Kim Taehyung membuatku merasakan hal yang berbeda"
"Terima kasih, telah mengisi hatiku. Mungkin ini adalah takdir yang harus aku jalani"
"Selalu berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain"
"Aku terbiasa dengan ini, tapi rasanya sakit. Disini, dihatiku"
"Aku harap kau membalas perasaanku, tapi sepertinya tidak. Angan-anganku mungkin terbang terlalu jauh untuk menggapai sebuah warna-warni pelangi "
"Aku hanya ingin merasakan mencintai dan dicintai"
"Tapi sepertinya, aku harus berhenti disini"
"Selamat tinggal, jaga diri kalian dengan baik. Aku harus pergi sekarang"
"Bunga poenyku yang cantik. Cantik seperti diriku"
"Dan sampai jumpa pangeran bertopengku."
Tubuh Lisa terjatuh dengan bebasnya bersama kedua netra berkabut dikala air mata terakhirnya mengalir keluar. Membasahi wajah indah nan menawan bak bidadari.
Sayup-sayup Lisa menangkap bahwa Taehyung berdiri disampingnya. Pemuda itu menangis dengan punggung yang bergetar hebat. Lalu tertarik masuk ke dalam sebuah cahaya begitu menyilaukan membuat dirinya hilang perlahan dari penglihatan Lisa yang nyaris sepenuhnya memburam.
‘Kim Taehyung, Saranghae.’
Dan wanita itu, berlalu dengan senyum kemenangan.
Lambat laun tubuhnya menghilang. Bagai terbawa hembusan angin yang merubahnya menjadi ribuan kelopak poeny warna pinm. Terbang tinggi keatas tanpa bekas. Hanya aroma yang tersisa, dan seluruh kenangannya bersama sang pemuda.
THE TRUTH UNTOLD
Hayoloh lisa died?

KAMU SEDANG MEMBACA
THE TRUTH UNTOLD
FanfictionTAELICE SHIPPER REPUBLISH karena sudah direvisi dan enak dibaca. Genre: fanfic, angst, Joseon era, romance, mistery Started : 15 juli 2018 Finished : 6 Februari 2019 Republish : 20 Desember 2019