Kebenaran ini, membawa kebahagiaan atau justru kesedihan?
Malam yang berganti siang, dan bulan yang terganti matahari. Terlepas dari segala bentuk kesedihan, membuat segalanya lebih indah sekarang.
Memang harus ada duka sebelum terbit suka. Mereka mesti melewati pahitnya kehidupan sebelum merasakan bahagia yang sesungguhnya.
Tak ada lagi air mata diantara pelupuk matanya, karena yang tersisa hanyalah senyuman seindah arunika. Taman nya yang berbunga dan topengnya yang tak akan pernah kembali berkuasa.
Lisa berjalan penuh ceria sembari membawa nampan berisi empat gelas teh krisan andalannya. Menuju meja makan di ruang utama. Dia bersyukur, bisa membuatkan sarapan untuk Taehyung pagi ini, tentunya ditambah Rose dan juga-- ahjumma park. Semuanya masih hening dan larut dalam pikiran masing-masing saat ia telah berdiri diujung meja makan tersebut.
Taehyung-- selalu dengan raut wajah dingin, Rose yang menatap pemuda itu penasaran dan, ahjumma park yang memandang Rose penuh selidik. Pikiran mereka itu, seperti segitiga yang saling terhubung tanpa kasat mata.
'Taehyung ini benar-benar lupa padaku, atau apa sih. Setidaknya dia menyambut ku karena kita lama tak bertemu. Dasar, es!'
'Apa dia sahabat Lisa?’
'Rose, dia bersama Lisa dan sudah pasti nyonya Kim berada disekitar sini'
"Ini teh krisannya, silahkan diminum. Kuharap rasanya masih seperti biasa. Hmm apa semua baik-baik saja?"
Gadis itu menyeret bangku disebelah kanan Taehyung untuk ikut bergabung. Rose tepat disebrang Taehyung, dan ahjumma park disisi kiri sang pemuda. Lisa merasa ada pertempuran tak kasat mata melalui manik-manik mereka. Tidak seperti rasa canggung lagi, tapi ini lebih mengarah pada tak sabaran.
Baik. Lisa mengerti akan Rose yang tentunya sudah tak sabar menjadikan tujuannya tercipta. Namun, alangkah baiknya semua tak diawali dengan istilah nafsu untuk mengetahui segalanya. Bukan begitu?
"Aku terlalu lama menunggu, tapi apa kau benar-benar tak mengingatku Kim Taehyung?" Rose yang memulai. Ia berbicara pada sang pemuda namun dengan atensin yang beralih pada Lisa. Gadis itu seakan meminta pertolongan pada sahabatnya.
"Semestinya kau memperkenalkan dirimu dulu, aku tak mengenalmu tapi kau mendesak ku untuk itu"
Percayalah ini akan sulit.
"Ini mudah. Hanya, Jungkook, aku dan kau. Kuki, Chaeng, dan Tae--oppa. sekarang kau ingat?"
Rose tampak kacau, dia hanya ingin pemuda didepannya kembali mengingat hubungan mereka dikala kecil. Mendapatk Taehyung yang masih diam disana, membuat dirinya putus harapan. Ini tidak akan berhasil---pikir Rose. Ia menunduk dalam, sia-sia sudah. Maniknya mulai berkaca-kaca mengingat betapa yakinnya dia sejak awal tapi, malah begini diakhir.
Mungkin, memang takdirnya bahwa Tae, dan Kuki tak akan pernah kembali lagi. Tak perlu dijelaskan betapa sedihnya Rose sekarang. Marah dan kecewa sudah pasti. Kenapa Taehyung hadir dengan rupa seperti saudaranya?
"Dasar gadis cempreng, ternyata kau masih hidup"
Lisa terkejut, terlebih lagi Rose. Gadis itu menegakkan kepalanya tegap. Memandang sang pemuda dengan sendu dibubuhi keterkejutan. Rose terpana, pada akhirnya ia dapat melihat senyum kotak itu kembali setelah bertahun-tahun lamanya.
'Dia benar Tae oppa'
Langkahnya memutari meja, membiarkan tiga pasang mata lain menatap tindakannya saat berlari menuju Taehyung. Gadis itu menghambur memeluk erat sang pemuda.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE TRUTH UNTOLD
FanfictionTAELICE SHIPPER REPUBLISH karena sudah direvisi dan enak dibaca. Genre: fanfic, angst, Joseon era, romance, mistery Started : 15 juli 2018 Finished : 6 Februari 2019 Republish : 20 Desember 2019